Hujan yang menemani lukaku

646 33 0
                                    

Langit di luar sudah gelap.Tapi ruangan di lantai 7 itu terlihat temaram.Hanya lampu meja Keyra,dan lampu koridor yang masih menyala.

Meja kerja Keyra berantakan dengan material kain bahan sofa, keramik, sample cat,potongan kain gordyn,print gambar 3D untuk disusun menjadi color scheme di atas foam board. Dia sedang menyiapkan bahan presentasi besok.

KURUCUK..KURUCUK

Perutnya berbunyi minta diisi. Dilirik jam tangannya yang sudah menunjukkan jam 10 malam.

Segera di selesaikannya pekerjaannya agar bisa cepat pulang.Color scheme yang sudah jadi di masukkan ke tas yang berukuran A3,beserta dengan gambar shop drawingnya.  Dengan bergegas ia keluar dari gedung itu karena tak tahan untuk segera mengisi perutnya.

Ketika kakinya menapak di anak tangga  paling bawah teras lobby, tiba-tiba sebuah mobil Pajero warna hitam berhenti di hadapannya. Pintu jendela kacanya di buka.

"Makan yuk." Tampak wajah Josh dari dalam.

"Makasih. Aku udah makan,"jawab Keyra.

KURUCUK..KURUCUK

Kali ini perut Keyra menjerit lagi,dia langsung meletakkan tangan di perutnya seraya mengintruksikan agar perutnya tidak berbunyi lagi.

Josh mendengar itu dan matanya terarah ke tangan Keyra yang bergerak cepat ke arah perut.

"Kamu pembohong yang buruk. Ayo masuk." Josh membuka pintu mobilnya, agar Keyra masuk. Keyra melihatnya dengan muka merah karena malu.

"Berapa lama kamu mau jadi tontonan orang? Kayanya bakal ada gossip ni besok." Celetuk Josh yang lama menunggu Keyra masuk ke mobil.

Josh menunjukkan satpam yang sedang memperhatikan mereka dengan gerakan matanya. Keyra pun tersadar, dan segera masuk ke mobil.

"Kok tumben, kamu ngajak makan."Keyra agak curiga.

"Jemput kamu maksudnya? Aku cuma pas lewat aja, eh keliatan kamu lagi keluar."

"Kebetulan yang luar biasa. Padahal kantor kamu sama aku berlawanan arah ya.” Tentu saja Keyra tidak percaya.

“ Kan aku mobile orangnya. Ga di kantor terus.” Balas Josh.

Mereka berhenti di sebuah warung bakso yang cukup terkenal yang tidak terlalu jauh dari kantor Keyra. Namun karena sudah malam tidak terlalu ramai.

Lantainya memakai kayu, dindingnya dari bata berwarna merah. Mereka duduk di dekat jendela yang bagian dalamnya di batasi oleh pagar. Dan duduk berhadapan. Keyra dan Josh membuka menu.

"Bakso tenis satu porsi, teh tawar satu." pesanan Keyra.

"Saya bakso campur satu porsi. Es campur satu."pesanan Josh.

"Dua-duanya ga pke micin ya mbak, ga mau jeroan." Tambah Keyra.

Josh memandang Keyra dengan heran,
"Micin bisa mempercepat keropos tulang, jeroan bisa bikin kolesterol. No..no…" Keyra menjelaskan.

"Ada apa ni. Tumben kamu ngajak makan begini." Selidik Keyra.

"Emang ga boleh?" jawab Josh datar.

"Mau minta tolong ya?" tebak Keyra

"Ga."

"Kalo gitu mau ngomongin kerjaan?"

"Ga juga."

“Jangan bilang mau nagih utang?”

“Hahaha..Minta di tagih sekarang?”

"Teruuus?" Keyra semakin curiga.

"Udah makan aja, aku cuma mau ditemani makan. Emang ga boleh? Bawel banget."

“Iya..iya..gitu aja marah.” Keyra terdiam.

Keyra mengamati Josh yang tidak terlalu bersemangat, mukanya muram. Ia tergoda untuk bertanya namun merasa lebih baik jika Josh yang menceritakan sendiri. Dalam kegalauannya akhirnya ia memutuskan untuk menemani Josh dalam keheningan.Pramusaji datang  membawa makanan yang sudah di pesan.

Pada saat mereka menikmati makanan hujan turun dengan deras, sejam kemudian  hujan itu berhenti. Jam dinding menunjukkan pukul sebelas, dan para pramusaji sudah mulai membalikkan kursi pertanda restoran itu akan segera di tutup. Josh membayar bon makanan. Keyra sudah di teras menunggu Josh keluar. Saat Keyra menuruni tangga, ia terpeleset. Untungnya Josh menahannya dari belakang sehingga ia tidak jadi jatuh.

"Hati-hati dunk."

"Iya.."

Di perjalanan menuju mobil, Keyra berjalan hati-hati agar tidak terpeleset.

"Kali ini aku antar kamu pulang, tapi kamu yang nyetir. Nih!" Josh melempar kunci mobilnya,  Keyra menangkap dengan cekatan.

"Hah? Katanya mau nganterin pulang, tapi kok gue yang nyetir. Ini mah namanya pulang sendiri. Aneh. Tau ah. “pikir Keyra.

"Kamu yang bawa mobilnya. Aku capek."Josh langsung masuk ke dalam mobil. Kursi di samping pengemudi.

"Ada ya cowok kaya gini?"batinnya sambil matanya melirik ke arah Josh yang sedang memejamkan mata, duduk di sebelahnya.

"Aku tau aku tampan Keyra, kamu tak perlu memandangi aku selama itu. Atau kamu memang mau kita di sini sampai pagi?" ucap Josh sambil tetap memejamkan matanya.

"Siap, Bos Josh."Keyra menyalakan mobil dengan dongkol. Ia mengendarai mobil itu dengan hati-hati, karena Josh baru ganti mobil baru, dan jangan sampai sesuatu menggores mobil yang sedang di kendarainya ini sehingga utangnya pada cowok di sebelahnya akan makin bertambah.

Mobil itu berhenti didepan rumah Keyra. Keyra menghela nafas lega, kemudian mematikan mesin mobil.
Sesuatu tiba-tiba terjatuh di bahu kirinya. Dia agak tersentak kaget, dan di lihatnya ternyata itu kepala Josh.

Ih ni orang kenapa jadi tidur di bahu gue.Mang bahu gue kasur apa? Oi..bangun udah nyampe depan rumah gue. Adooh.. bangunin ga ya? Klo ga di banguni, sampe jam berapa begini.

Belum sempat ia memutuskan apa yang akan di lakukannya, Josh seakan bisa membaca pikirannya.

"Jangan bergerak."suaranya terdengar lirih, belum pernah Keyra mendengar suara Josh sesedih itu dan ia terdiam.

"Lima menit saja biarkan aku seperti ini." Ujar Josh sambil masih tetap memejamkan mata. Keyra pun tidak bergerak sesuai instruksi Josh.

CINTA DI ATAS KERTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang