CHAPTER 38

3.7K 364 29
                                    

Seluruh karyawan JBC hari ini dikejutkan dengan kabar menghebohkan yang mengatakan bahwa presdir mereka akhirnya akan menunjukan dirinya. Seluruh karyawan mempersiapkan diri untuk menyambut presdir mereka tersebut.

"Taruhan, dia pasti jelek sekali sehingga menyembunyikan dirinya." Celetuk seorang staff wanita di kafetaria JBC.

"Tidak. Menurutku pasti dia sudah tua. Aku yakin!" balas wnita lainnya.

Padahal saat ini Jungkook tengah duduk di kafetaria. Telinganya terasa panas mendengar ocehan para gadis tersebut. Mereka tak tahu saja, cucu dari Nenek Choi alias presdir JBC Group adalah pria tertampan sedunia. Lihat saja, ia akan membuat mereka menyesali ucapannya.

Jungkook mendecih kesal sementara Taehyung, salah seorang teman Jungkook saat kuliah dan bekerja di perusahaan Jungkook hanya bisa menahan tawanya. "Salahmu sendiri bersikap sok menjadi prsedir yang misterius." Bisiknya.

Jungkook mendesis. "Bukankah keren menjadi sosok misterius seperti itu?"

Tiba-tiba seorang gadis dengan kemeja putih datang menepuk bahu Taehyung. "Wah, manajer Kim, siapa dia? Adikmu?" Taehyung terkekeh dan mengangguk sembari mengerling pada Jungkook yang ditanggapi Jungkook dengan decihan. "Ya. Bukankah adikku sama tampannya sepertiku?"

Wanita itu hanya tertawa lantas berlalu setelah menepuk bahu Taehyung beberapa kali. Jungkook menendang kaki Taehyung di bawah meja sembari melotot. "Adik pantatmu! Kita bahkan seumuran."

"Lalu, kau mau aku bilang kalau kau adalah pak presdir yang terhormat itu?"

"Hei, kecilkan suaramu!"

Jungkook dan Taehyung pergi dari kafetaria 30 menit kemudian. Melihat ke pintu masuk gedung yang terlihat ramai dengan para pegawai yang hendak menyambutnya. Jungkook sedikit merasa kesal dengan Nenek Choi yang mengumumkan dan mengusulkan acara penyambutan seperti ini. Bukankah ini terlihat berlebihan?

Jungkook merasa seperti menjadi seorang artis papan atas. Justin Bieber mungkin. Namun kali ini ia akan menjadi Kookie Bieber atau Taengie Bieber.

Sialnya, Jungkook tak memakai jas formal dan di kantornya pun tak ada cadangan. Ia hanya memakai celana jins hitam dengan sobekan di lututnya dan juga kaos dilengkapi sebuah jaket. Bahkan ia menyemir rambutnya menjadi coklat terang. Bukankah ia lebih terlihat seperti idol daripada seorang presdir?

Jungkook mendesah. Ah, susahnya menjadi orang tampan.

"Cepat-cepat! 5 menit lagi beliau datang!" teriak salah satu pria dengan kacamata hitam. Datang apanya, Jungkook sudah berada disini sedari tadi memperhatikan kehebohan mereka.

Taehyung mneyenggol lengan Jungkook sembari terkekeh dan berbisik, "Bagaimana ini? Mereka memperlakukanmu seolah ada seorang presiden yang akan datang. Auh, ada apa dengan penapilanmu hari ini?" kritiknya membuat Jungkook jengah. Lantas Taehyung melambaikan tangan pergi untuk ikut berbaris menyambut kedatangan presdir.

Sayangnya setelah lewat 10 menit, bahkan tak ada satupun mobil yang tiba di depan gedung. Tentu saja. Yang mereka tunggu bahkan mengawasi seluruh karyawannya dari dekat. Apa yang harus ia lakukan?

Kenapa nenek belum datang juga?

Tiba-tiba pintu kaca bergeser menampakkan seorang gadis dengan rambut tergerai masuk. Yoojung terlihat bingung mendapati seluruh karyawan JBC berbaris di depan pintu. Beberapa karyawan mulai kecewa. Yoojung tersenyum kikuk dan bergegas berjalan. Namun kakinya berhenti ketika irisnya menatap presensi Jungkook di ujung barisan. Meski tak ikut berbaris, namun pakaian yang pemuda itu kenakan sangatlah mencolok.

Tiba-tiba Yoora muncul dari balik Yoojung. Tersenyum lebar sembari melambaikan tangan.

"Jungkook oppa! Apa yang kau lakukan dengan karyawanmu disini?" teriaknya lantang membbuat seluruh karyawan menoleh. "Nenek bilang mereka akan menyambutmu. Tapi, kenapa kau berdiri bersama mereka, Pak Presdir yang terhormat?" teriaknya lagi. Hampir saja Jungkook balas berteriak mengumpat jika saja ia tidak sadar kini menjadi pusat seluruh atensi karyawannya.

Namjoon datang beberapa detik kemudian membawa setelan jas kepada Jungkook sembari berteriak. "Maafkan aku, pak!" ujarnya sembari bergegas memakaikan jas tersebut.

Seluruh karyawan yang memang sudah mengetahui jabatan Namjoon sebagai wakil direktur terperangah. Pak? Jika begitu, pemuda tampan ini, dengan pakaian bak seorang idol ini adalah presdir mereka?

"Daebak!" pekik salah seorang karyawan wanita.

Jungkook menggaruk tengkuknya kikuk. Sial!

Kenapa pesta penyambutannya jadi aneh seperti ini?

---

"Aku tak pernah menyangka selama ini anjing mesum di rumahku yang bertingkah bak gelandangan rupanya seorang presdir perusahaan besar. Dasar penipu!" omel Yoojung berjalan menuju gedung apartemennya bersama Jungkook.

Jungkook terkekeh menyusul langkah kaki Yoojung yang berjalan cepat. "Mengapa jalanmu cepat sekali?" Yoojung berhenti kemudian sembari menatapnya tajam. "Kenapa kau mengikutiku?"

"Apalagi? Pulang lah!"

"Pulang?! Kau bahkan punya rumah mewah di Gangnam sana! Sudah sana kembali ke habitatmu!"

Jungkook menekuk mulutnya. Lantas dengan tiba-tiba berlari menyusul Yoojung dan memeluk gadis itu dari belakang. "Yoojung-a.." rengeknya. "Rawat aku lagi." Lanjutnya dengan nada manja. Yoojung mendecih.

"Lepaskan aku!"

"Tidak mau."

"Aku hitung sampai tiga! Kalau tidak aku akan membunuhmu."

Jungkook mendecih. "Coba saja!"

"Satu!"

Jungkook mengeratkan pelukannya.

"Dua!"

.

.

.

.

.

.

"Ti.." Yoojung mengulurnya sejenak. Namun Jungkook semakin mengeratkan pelukannya. "ga!"

Chuu~

Dengan cepat Jungkook mencium pipi Yoojung di hitungan ketiga tanpa ada niatan melepas pelukannya. Di telinga Yoojung, pemuda itu berbisik, "Menikahlah denganku Kim Yoojung."

"Ini permintaan atau perintah?"

"Perintah!"

Yoojung terkekeh lantas membalikkan tubuhnya dengan cepat. "kalau begitu aku tak punya pilihan lain selain menuruti perintah Pak Presdir terhormat."

Jungkook tersenyum menampakkan gigi kelincinya. "Aku mencintaimu."

"Aku juga."

Chuu~

.
.
.

🐕🐕🐕


T

o be continued.

Mad Dog✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang