Bagian 30

3K 185 9
                                    

Sedih.

Menyesal.

Bahkan rasa takut, kini kian menyebar  hingga ke relung hatiku.

Meninggalkan orang- orang yang menjadi bagian dari diri ini tanpa memberikan apa-apa akan tidak adil rasanya.

Tapi sayang, aku tak punya kunci emas untuk memenuhi kesempatan itu..
Karena mungkin ini adalah akhir dari perjalanan hidup ku selama ini.

Biarlah. Ya, biarlah .. hanya rasa sakit yang menjadi pengiringku ke tempat  dimana aku berasal.

       Aiden.. Suami tampanku.

Aku minta maaf dan terima kasih telah menjadi dunia yang penuh dengan  warna untukku.

BLEEEESZZ!!

Deg.

"Ruby.. ka-kau tak a-apa?"

Sontak, perempuan itu pun membuka matanya seketika. Hingga ia bisa menatap mata seindah langit malam tepat di hadapannya tengah tersenyum namun tampak khawatir.

'Apa yang terjadi? Kenapa pria ini... '  merasa perlu mengerti dengan situasinya, Ruby pun menjatuhkan tatapannya pada peter.

Dia?!

A-apa dia terluka?  Ya Tuhan!

"Apa kau baik-baik saja?"

Pria itu pun mengangguk cepat. "Maafkan aku, seharusnya aku datang lebih cepat agar kau tak terluka seperti ini", gumamnya ditengah rasa sakit yang dideritanya.

Ruby pun hanya menggeleng dengan tubuh yang tampak bergetar.

"Ti-tidak , aku minta maaf. Aku bahkan tak mengenalmu".  Pria itu pun tersenyum.

"Ma-- hei! Bangunlah jangan tutup mata mu!"

"Hei!"

Ditengah sibuknya mereka berdua, disana masih ada pria yang tak puas melihat Ruby belum mati pun malah kembali melesatkan kekuatannya. Namun tampaknya,  kali ini ia serius dengan serangannya.

Peter pun terus berkumat-kamit membacakan mantra terbaiknya. Hingga semakin banyak mantra yang ia ucapkan semakin besar pula bola hitam di tangannya itu.

Dan keadaan menjadi lebih menguntungkan karena Ruby sedang sibuk dengan dunia nya sendiri hingga dia tak sadar bahwa musuhnya masih ada di dekatnya.

Bola hitam itu melesat begitu cepat hingga tak ada yang tahu kapan bola itu telah di lepaskan.

"Aaaarrgh.. ".

Repleks Ruby pun menoleh ke arah sumber suara, hingga ia mematung. Darahnya terasa sudah berhenti mengalir dalam tubuhnya, hatinya menangis melihat wanita yang tergeletak tak terlalu jauh dari nya.

A-apa ini .. Nyata?  Wanita ini mirip sekali dengan wanita yang mengaku ibu kandungku dalam mimpiku yang lalu.

Ruby  pun berlari tertatih-tatih mendekati Cally yang mengeluarkan sulur hitam dari dalam tubuhnya hingga perlahan menyatu lalu membentuk sebuah pola yang Ruby sendiri tidak tahu apa itu artinya.

Perasaan ini.. Kenapa aku memiliki perasaan seperti ini padanya? A-apa benar di-dia ibuku?

Ia kalut. Hingga tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan perasaannya kali ini. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dan membiarkan hati yang  menyelesaikanya.

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang