Bagian 36

2.7K 133 4
                                    

Derasnya hujan yang membawa angin bak hembusan dari kutub utara malam itu kini telah tergantikan oleh mentari yang mulai terbit dari ufuk timur, membuat hawa dinginnya perlahan terhapuskan.

Tentu saja, hal itu mempengaruhi Aiden hingga ia sendiri masih terlelap di kasurnya.

"AIDEN!!"

Bughh.

"Ssh.. Pinggang-" Aiden meringis ngilu, merasakan pinggang kokohnya terjatuh dari atas ranjang.

"Aiden! "

"Ada apa, Queen? kenapa kau bertingkah seperti itu?" balasnya datar seraya mengusap pinggangnya pelan.

Sedang, wanita yang tengah berlarian kesana kemari itu malah tetap sibuk berlarian di hadapannya.


"Mereka hilang!"

"Apa?! Siapa yang hilang?"

"Siapa yang hilang?" Aiden pun menggeleng pelan seolah Dave dapat melihatnya.

"Ya ampuun, Anak-anak kita hilang, Aiden!"

" Aapa?! Ba-bagaimana .."

"A-aapa?! Hi-hilang?" Pria itu nampak sangat syok, bagaimana mungkin anak-anaknya bisa hilang jika mereka semua tidur satu kamar dengannya?

"Bagaimana ini bisa terjadi Aiden?" Aiden sendiri hanya bisa diam merutuki kelalaiannya.

Hingga kedua mata laki-laki itu membulat sempurna melihat keranjang box tempat bayi-bayinya tidur kini sudah terlihat tak berbentuk lagi. Sontak, Aiden pun berlari ke arah keranjang itu dan menyentuh serpihan kayu-kayu itu pelan. "Ba-bagai-"

"Ya ampun, aku bisa gila jika anak-anaku benar-benar hilang! Aku tidak tahu bagaimana keadaan kita nanti jika mereka hilang karena di culik seperti Luna-ku dulu! Dan ini dejavu". Nampak nya Dave merasa begitu frustasi karena keadaan yang lagi-lagi mempermainkannya.

"Queen, apa mungkin ada yang menculik anak kita?" tanyanya tiba-tiba.

"Entahlah aku tidak tahu.."

"Apa kamu sudah memberi tahu para pelayan untuk ikut mencarinya juga?"

"Ti-tidak, Aiden. Ini masih sangat pagi aku tidak mau merepotkan mereka." Mendengar jawaban yang di lontarkan Lunanya, Aiden menjadi gemas sendiri untuk apa Ruby merasa tak enak hati pada para pelayan?

"Apa kamu sudah mencarinya di bawah, Queen?" tapi Ruby menggeleng.

"Aku juga baru bangun, maafkan aku, Aiden." Melihat ke dua manik Ruby yang mulai memerah membuat Aiden harus merasa lebih tenang di saat-saat seperti ini.

"Baiklah, kita cari mereka di bawah."

"Adelardo.. Alexi.. Alaric.. Deevaa.. Kalian dimana, sayang?"

"Aku mohon Moongoddnes.. Jangan sampai mereka benar-benar di culik oleh musuhku."

Hening. Hanya suara mereka yang terdengar menggema disana.

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang