Bagian 22

3.2K 202 0
                                    

Di taman yang begitu indah Shilveena terlihat sangat khawatir dengan keadaan Aiden. Bahkan saking cemasnya ia menjadi sering melamun di taman sambil memandangi bulan di atasnya.

"Cucu ku.. apa dia baik-baik saja? Kenapa tiba tiba perasaanku tidak nyaman? Huuuft.. Andai saja ada ayah disini, ia pasti kan menghiburku dari kegelisahan ini", Shilveena tertunduk sedih merasakan kesepian sekaligus kegelisahan yang melandanya. Pikirannya bahkan tak berfungsi dengan benar akhir-akhir ini. Ia selalu berpikiran negatif pada siapapun, padahal selama ini ia dikenal sebagai orang yang bijak. Entahlah mungkin keadaan yang membuatnya seperti itu.

"Bagaimana jika- ", gumaman Shilveena terhenti ketika seseorang menepuk pundaknya.

" Hey". Ia pun menoleh ke arah sumber suara.

"Apa yang kau pikirkan anakku? Berdoalah agar cucumu selamat , jangan berpikir yang macam-macam. Kau selalu saja seperti itu jika sedang gelisah. " Tutur Lerry, ayah Shilveena.

Perkataan Lerry membuat Shilvenna memeluknya erat, guna melepaskan perasaan yang selama ini sering menyiksa batinnya. Wanita itu memang jarang sekali berjumpa dengan ayahnya karena waktu yang menjadi jarak diantara mereka.

Setelah ia merasa lega, pria yang usianya lebih dari 10.000 tahun itu  pun mulai menceritakan semua yang ia katakan pada Aiden tentang Ruby karena tujuan ia sendiri menemui Shilveena hanya untuk melepas rasa rindunya. Jauh di dalam hatinya, Lerry sebenarnya merasa khawatir akan apa yang terjadi setelah gerhana Bluemoon ini terjadi. Namun, ia harus yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja selama proses penyatuan Ruby dengan kekuatannya itu berjalan dengan baik. Semoga saja.

Dilangit malam yang cerah, perlahan Bluemoon yang di tunggu-tunggu pun mulai terlihat dari balik awan.  Semua orang yang memandangnya merasa kagum perihal keindahan alam tersebut.

Dan saat Bluemoon itu telah sempurna sinar biru yang mempesona tampak mulai menyebar hingga seluruh penjuru dunia. Seolah tengah memberikan kekuatan bagi mereka yang telah lama menunggu kehadirannya. Kekuatan biru yang telah dianugrahi Moongoddes untuk mereka para makhluk immortal yang.

🌳🌳🌳🌳

Tepat saat gerhana Bluemoon terjadi, cahayanya mulai menyinari Ruby hingga menampilkan netra ungu itu perlahan terbuka.

"Aiden?" Ia nampak terkejut dan kebingungan karena melihat Aiden terluka yang berada dibawah pohon besar jauh dari tempatnya terbaring. Ia berusaha bangun dari posisinya. Namun nihil, tubuhnya tidak bisa ia gerakkan sama sekali.

Ia pun memegang kepalanya yang berdenyut terasa sakit lalu memejamkan matanya berharap akan sedikit lebih baik.

Dengan susah payah, Ruby bangkit hendak menghampiri Aiden meskipun ia harus terjatuh sesekali. Penglihatan yang masih buram pun masih di rasakannya. Tetapi, hal itu tak bisa menghalangi usahanya untuk membantu Aiden.

Saat hampir menyentuh Aiden, tiba-tiba tubuhnya terlempar hingga menghantam pohon besar di belakangnya. Membuat darah kembali mengalir dari kepalanya.

Bukannya penglihatan Ruby menjadi semakin buram, kini ia dapat melihat wanita keji tengah berdiri di hadapannya dengan jelas. Dia pun tersenyum merendahkan atas apa yang dilakukan wanita itu padanya.  " Kau!"

"Kau tidak bisa memilikinya, kekuatan itu harus menjadi milik-ku!" Revenna pun mencekik gadis di hadapannya dengan kasar hingga kedua kaki gadis itu tak lagi menginjak tanah. Ia tertawa seperti iblis, melihat Ruby yang nampak meronta di tangannya. Satu tangan yang lainnya, ia gunakan untuk mengambil hati gadis itu untuk ia konsumsi. Namun, dada gadis itu sedikit sulit untuk ia lukai dengan kuku hitam panjangnya. Revenna terus berusaha hingga akhirnya ia berhasil melukai kulit gadis di hadapannya.

Ruby pun berteriak kesakitan dengan napas yang tercekat.

Di lain sisi, Aiden telah siuman namun dadanya terasa sangat sakit membuatnya sedikit meringis. Pandangannya menyapu sekeliling, berusaha mencari keberadaan matenya.

Hingga teriakan Ruby terdengar begitu menyayat hati. Seolah ia sedang berada di antara hidup dan mati. Dengan kekuatannya yang masih belum pulih sepenuhnya, Aiden berlari cepat menghampiri matenya.

"Aaargh! A-iden tolong aku!"

Melihat apa yang Revenna lakukan pada matenya, membuat Aiden gelap mata. Dalam hitungan detik, Dave menguasai tubuh Aiden. Dia mencabik punggung wanita itu dengan kuku beracunnya. Namun, Sihir hitam tampak melindungi Revenna dari serangan Aiden.

Tak ada yang menyadari, bahwa sinar rembulan terus mengelilingi dan masuk ke tubuh gadis itu. Seolah Godnesslah yang merahasiakan hal itu.

Semua orang memang mengetahui bahwa Orang yang memiliki kekuatan batu Ruby itu akan bersatu malam ini tetapi tidak dengan kapan tepatnya mereka akan bersatu.

"Arghhh.. ARGH!"  Dalam hitungan detik, tubuh Revenna dan Aiden terlempar agak jauh. Mereka tampak terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Bagaimana tubuh Ruby mengapung di udara dengan surai yang semakin memanjang dan cahaya merah jambu keunguan tampak mengelilingi tubuh gadis itu dengan indah.

Tak terima Ruby yang memiliki kekuatan tersebut, menjadikan Revenna semakin gelap mata. Ia menghampiri Ruby seraya terus melemparkan bola sihir hitam itu pada gadis di hadapannya.

Belum sempat menyentuh tubuh Ruby, sihir wanita itu menghilang seperti terserap oleh kekuatan batu Ruby tersebut.


Hay? 😱

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang