Bagian 4

6.2K 360 2
                                    

Di ruangan yang minim akan cahaya, beberapa orang terlihat berkumpul untuk membicarakan permasalahan Rogue liar yang memasuki wilayah Aiden sore tadi.

Bahkan sebagian dari mereka ada yang berani menyinggung seolah di sini Ruby lah yang harus di salahkan bukan para warrior yang menjaga perbatasan karena menurutnya akhir-akhir ini Aiden terlalu sibuk menghabiskan waktu dengan matenya hingga lupa mengamati wilayah kekuasaannya seperti dulu. Dan dengan terang-terangan, pria itu mengatakan bahwa Ruby bagaikan sampah yang tak ada gunanya hingga tak pantas jika mate Aiden tersebut harus menjadi seorang Luna di Pack Bluemoon ini. Tentu saja, perkataan Tetua ke-6 itu berhasil membuat Aiden murka seketika.

"Kurang ajar! Berani sekali kau menyalahkan mate-ku!"  Wajah keriput Tetua bernama Hercles itu kini tampak bungkam, wajahnya memerah karena cekikan Aiden yang sangat kuat hingga membuat Hercles melayang di udara.

"Kau pikir selama ini aku buta dengan kelakukanmu, Bodoh! Meskipun gelarmu seorang Tetua tapi kau tampak sangat kotor untuk gelar itu. Selama ini aku berusaha menutup mata--" Dengan tak sabaran, kuku panjangnya kini mulai merusak kulit leher pria paruh baya di hadapannya. Membuat pria itu berteriak kesakitan hingga pita suaranya terputus.

"Alpha,"  Darrent pun menyentuh pundak Aiden berusaha menenangkan sang Alpha. Beruntung, kali ini Aiden menurut dan melepaskan Hercles yang hampir sekarat. Para Tetua yang lain pun ikut bungkam dan lebih memilih membawa Hercles ke rumah sakit di Pack ini.

"Kalian boleh pergi." Lagi-lagi, Darrent berusaha mencairkan suasana yang sempat tegang.

Aiden pun tertawa merendahkan, membuat semua orang yang ada di sana kembali memperhatikannya. "Jika kau masih bermain di belakangku, kau akan mati." Tatapan Aiden tepat menusuk ke arah  Hercles yang kini meringis kesakitan.

"Alpha.."  Mengerti arti tatapan betanya, Aiden menatap betanya dengan pandangan yang masih saja sama. Dingin tak tersentuh.

"Kau tidak perlu melakukan hal itu karena aku yang akan menanganinya. " Darent pun kembali menunduk, merasakan aura yang menguar dari sang Alpha.

"Baiklah, Alpha. Saya pamit dulu."

Sejak dulu Aiden memang Raja yang kejam dan tak berperasaan pada musuhnya.

Untuk pertama kali, Aiden adalah raja pertama dari klan Serigala yang bisa menjadi raja dari para raja diseluruh klan yang ada karena kekuatannya yang tidak terbatas dan di takuti oleh seluruh klan.Elemen Air, petir dan api pun telah di kuasainya dengan baik layaknya seorang Avatar.

Kekuatan tak terbatas Aiden sendiri menurun dari kakek buyutnya yang merupakan seorang iblis terkuat ,  neneknya yang merupakan seorang mermaid serta ayahnya yang merupakan seorang Alpha. Hingga akhirnya semua kekuatan yang ada pada keluarganya bersatu dalam diri Aiden sang alpha muda.

Namun Naas, ayah Aiden dan ibunya yang juga werewolf telah gugur dalam peperang dulu saat beberapa klan menentang keras untuk menjadikan Aiden sebagai Raja dari seluruh klan di dunia immortal. Mereka para vampire, troll dan lainnya malah membuat kekacauan hingga berakhir pada peperangan yang sangat besar. Beruntung, saat perang tersebut ayahnya juga ibunya berani telah menitipkan Aiden pada ayah nya, Lerry.

Aiden yang masih kecil pun, hanya bisa menangis melihat tubuh kaku kedua orang tuanya dengan tubuh yang bergetar di ikuti dengan air matanya.

Sepeninggalan kedua orang tuanya, Aiden merasa hidupnya sedikit hampa dan kosong hingga mengakibatkan sifatnya menjadi lebih pendiam dan jarang sekali berbicara.

Bertahun-tahun telah berlalu, tidak ada yang berani melihat Aiden secara langsung sekalipun karena begitu mereka tak sengaja menatap Aiden, detik itu juga mereka akan mendapatkan hadiah yang mengerikan. Berlebihan? Memang, jadi seperti itulah dirinya. Hingga sampailah Aiden bertemu dengan matenya, Ruby. Semuanya berubah. Semua orang yang ada disekitarnya merasa bersyukur karna kini Aiden telah kembali pada dirinya dahulu yang sempat hilang beberapa tahun belakangan ini.

Kedatangan Ruby di packnya, menjadi sebuah kebahagian tersendiri bagi mereka yang ada dipack itu. Bukan hanya karna sikapnya yang baik hati, Ruby juga sangat memperhatikan mereka yang ada disekitarnya. Membuat semua orang dengan cepat menyukai Luna mereka yang telah ditunggu-tunggu ratusan tahun ini.

***

"Apa yang kalian inginkan dariku?" tanya Aiden tegas. Sorot matanya dingin dan tajam seolah ingin menusuk lawannya meski hanya melalui tatapannya saja. Tak ada jawaban, Aiden menyapu pandangan ke sekelilingnya.

Suasana hutan di malam hari terasa sangat hening dan mencekam, bahkan malam ini tak ada satupun suara binatang malam yang terdengar. Di tambah tingkah para Rogue yang bungkam seolah semua orang yang datang jadi mendadak bisu, berhasil membuat Aiden tertawa sangat kencang dan mengejek tingkah mereka yang memang sangat pengecut.

"Akan aku tanyakan sekali lagi, Apa yang akan kalian lakukan untuk membayar semua kerusakkan di wilayahku?!"

"Tidak ada. Kau kan Alpha dan Raja seluruh klan yang menguasai semua wilayah tentu saja kau kaya dan tak berniat merampok kita bukan?" Seperti di dalam kisah yang lain, akan selalu ada diantara mereka yang memberontak meskipun orang yang mereka hadapi adalah Aiden, sang Alpha.

"Tapi bagaimana jika aku ingin melakukannya?" Kini tubuh Aiden mulai mengeluarkan aura hitam yang lebih pekat,secara perlahan aura hitamnya berkumpul hingga membentuk monster yang sangat besar dan menyeramkan. Auranya kian menyebar mulai mengelilingi seluruh para Rogue di hadapannya, sejenak mereka tampak curiga pada aura hitam bak asap itu mengelilingi seluruh tubuh mereka. Namun, pada detik selanjutnya semua pertanyaan dalam benak mereka terjawab.

"Argh!"

Bahkan hanya dengan auranya, Aiden berhasil memutar leher para rogue di hadapannya hingga berbalik 180 derajat.  Membuat mereka berteriak menahan rasa sakit yang luar biasa menimpa diri mereka. Suara retakan tulang leher pun kian terdengar bak alunan musik di malam hari.

Aiden tersenyum merendahkan, mengingat bagaimana tingkah mereka sangat berani padanya. Saat Aiden menjentikan jarinya, seketika tubuh para Rogue itu hangus terbakar.

Tak ada yang tersisa di sana selain Aiden yang berdiri menatap debu Rogue itu pergi di bawa angin. Tatapan matanya tampak sulit di artikan, entah apa yang membuatnya jadi seperti itu setelah ia menghabiskan mereka dengan keji.

Dan akhirnya Aiden pun pergi meninggalkan hutan tersebut.

****
Gimana semua? Kalian menikmatinya? 😇

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang