Bagian 18

3.2K 199 4
                                    

Dalam gelap, Ruby tampak tidur dengan kening yang berkerut . Matanya sembab dan bengkak seakan -akan ia selalu menangis setiap saat. Memang begitu kan?

"Hmm ..", Lirihnya kesakitan ketika perlahan ia mulai terbangun dari tidurnya. Tubuhnya benar-benar terlihat sangat lemas bahkan untuk bergerak pun ia sudah tak sanggup lagi. Ya, sudah 2 bulan lebih ruby tak makan apapun karena memang disana tidak ada makanan sedikitpun yang ada hanyalah wadah berisikan darah setiap harinya namun ruby tidak pernah sedikitpun ia menyentuh wadah tersebut hingga akhirnya ia harus mati-matian bertahan hidup lagi kali ini. Bagaimana bisa Ruby bertahan selama dua bulan ini? Bukankah biasanya tidak ada yang bisa bertahan selama itu? Bahkan ia tidak makan minum satu minggu pun bisa mati, iya kan?

Hingga akhirnya, ia pun menangis sejadi-jadinya karena sekarang perutnya terasa benar-benar sangat sakit melebihi rasa sakit dari yang sebelumnya hingga ia jatuh pingsan .

Disamping itu, tanpa ada yang mengetahui.. Tanda batu ruby yang dimiliki Ruby menyala-nyala mengeluarkan secercah cahaya indah berwarna merah jambu . Kemudian, tanda itu meredup kembali dan begitulah seterusnya sebanyak 3 kali.

***

Hari demi hari , Aiden mencari-cari keberadaan ruby. Kini, hanya tinggal sisa beberapa jam lagi baginya untuk bisa menemukan Ruby . Entah dimanakah Ruby berada. Namun, ia harus segera menemukan keberadaan Ruby sebelum bluemoon tepat berada ditengah-tengah langit sana muncul. Dengan tekadnya yang besar, ia pun memutar otaknya . Siapa tahu ia menemukan cara yang lebih efektif untuk segera menemukan Ruby yang diculik. Selama ini, Aiden memang hanya menggunakan tenaganya saja. Kenapa? Karna pikirannya sendiri telah dipenuhi rasa cemas, membuatnya tidak bisa untuk berpikir akhir-akhir ini. Disepanjang pencariannya, sempat beberapa kali Aiden bergumam perihal kemana sebenarnya Ruby pergi dan kemanakah mereka yang menculik matenya itu membawa Ruby.

' Insting? ', pikir Aiden yang sempat membuatnya terdiam. "Ya, kenapa tak pernah terpikirkan olehku selama ini?". Lalu, dengan segera Aiden pun berganti shif dengan Dave wolfnya. Berlari kencang mengikuti ke mana arah instingnya itu membawanya. Lagi-lagi pikirannya dipenuhi dengan segala macam pertanyaan.

' Dan apakah hanya perasaan ku saja? Mengapa instingku terasa jauh lebih kuat?'.

Namun tetap, Dave lebih memilih untuk menepis semua kejanggalan-kejanggalan itu dalam benaknya dan berkonsentrasi sepenuhnya untuk menyelamatkan Ruby.

Dave tiba-tiba berhenti di ikuti dengan matanya yang terlihat berkilat dipenuhi oleh amarah seraya memandangi sebuah tempat yang gelap. 'Jadi, selama ini diakah yang telah menculiknya? Kurang ajar'.


Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang