Bagian 10

4.7K 297 2
                                    

Hallo readers.. Sekali lagi maaf ya kalo cerita yang author buat ini bahasanya masih kaku.. See you.


💡💡💡

Ketika Ruby berkeliling istana ditemani oleh Shilveena, nenek sang Alpha. Entahlah, dia hanya merasa sangat bahagia juga bersyukur dengan hidup yang tengah ia jalani sekarang. Ia senang karena akhirnya bisa menemukan seseorang yang bisa mendengarkan dan menyayanginya dengan tulus seperti wanita yang ada di samping nya saat ini.

Bahkan sudah sejak lama, ia memimpikan memiliki seorang wanita bisa menjadi ibu baginya.

Dia pun memandangi langit biru di atasnya, yang di hiasi oleh awan-awan yang tak beraturan namun tetap membuat langit itu indah dan menenangkan hingga langkahnya terhenti. Ia memegang dadanya yang sedikit kesakitan.

"Ada apa sayang? kamu baik-baik saja?" Rubi pun tersenyum lalu  kembali melangkah.

"Aku ba- Aargh!" Dalam hitungan detik, ia pun terjatuh. Entah apa penyebabnya, dadanya kembali terasa sakit bahkan dua kali lipat lebih sakit di bandingkan yang sebelumnya.

Ruby terus menjerit kesakitan, membuat Shilveena bingung harus melakukan apa karena kekuatan Healer wanita itu saja tidak bekerja pada tubuh gadis di tengah meringkuk di hadapannya.

"Sayaang.. tetaplah terjaga"

Shilveena pun marah pada dirinya sendiri karena ia sendiri tak bisa di andalkan di saat-saat seperti ini dan ia menjadi semakin panik saat Ruby tak sadarkan diri."Oh Goodness, apa yang harus aku lakukan?"

***
Di dalam hutan yang sangat gelap tepatnya di dekat pohon yang rimbun nan tinggi, Ruby tampak terbangun dari tidurnya. Ia pun membuka mata dan pemandangan mengerikan menyambutnya.

Di sana, banyak pohon yang telah mati juga berjamur namun tetap berdiri kokoh layaknya pohon yang sehat dan udara lembab yang membawa bau busuk itu berhasil menusuk indera penciumannya yang memang berasal dari bangkai burung gagak dan tikus yang mati berserakkan di atas tanah tersebut.

Entahlah apa alasannya ia bisa ada di tempat seperti ini. Namun, jika ini adalah mimpi. Mimpi itu terasa sangat nyata baginya.

Ia terlihat sangat ketakutan di tambah lagi suara burung gagak dan suara-suara makhluk malam lainnya terdengar begitu dekat di indera pemdengarannya.

Ia menekukkan kedua kakinya dan tubuhnya bergetar hebat setiap kali ia mendengar suara aneh disekitarnya. Suasana disana tampak sangat mencekam. Dia pun memejamkan matanya dan terus menggumamkan nama ayahnya berharap ayahnya akan datang menolong gadisnya.

Bulu kuduknya semakin berdiri, ia tahu akan ada sesuatu yang mendatanginya.

Asap besar dan hitam
menghampiri pun kini ada di hadapan gadis itu dan perlahan berubah menjadi seorang wanita.

"Kenapa kau terlihat ketakutan, Gadis kecil?"

Menyadari siapa pemilik suara wanita itu, Ruby mendongakkan wajahnya. "Kau!"

Refleks, ia berjalan mundur namun sialnya ia malah menabrak batang pohon besar yang ada dibelakangnya membuatnya jatuh hingga berguling ke dalam jurang.

"Hai, gadis kecil ibu! Kenapa terlihat pucat sekali? Kemarilah sayang.. Ini Ibu ." Ucapnya lembut dengan yang terlihat menyeringai.

"K-ka-kau bu-kan ibu ku! Pergilah!! Jangan mengganggu" teriaknya ketakutan.

"Tidak, ini ibu sayang, kau melupakan ibu mu hmm.. " Revenna berjalan mendekat.

Menyadari Revenna yang berjalan mendekatinya, Ruby pun berlari sekuatnya untuk menghindari iblis wanita itu. Sedangkan Revenna, dia hanya tersenyum lalu melebarkan sayap hitamnya dan terbang menyusul Ruby yang sudah terlihat jauh.

Revenna sedikit terkekeh. Mengetahui Ruby yang berani lari darinya.

"Gadis kecil, jangan membuat ibumu mengejarmu, nak. "

" Kau bukan ibuku! Kenapa kau terus menggangguku?!" teriak Ruby seraya berlari sekuat yang ia mampu.

Bukannya semakin menjauh dari wanita itu, kini Revenna malah tepat berada di hadapan Ruby dan menjebaknya dengan kekuatan yang ia miliki, mengubah dirinya menjadi banyak lalu mengelilingi Ruby agar tidak ada celah bagi Ruby untuk kabur darinya.

"Hahahahaha... Lihat apa yang aku lakukan manusia!! mudah bagiku untuk membuatmu ada ditanganku bukan? " Ucap Revenna.

Dihadapannya Ruby terlihat bergetar dan menangis karena ia sangat ketakutan.

"Ini sudah melebihi waktunya. " gumam Revenna yang tidak terdengar oleh Ruby.

Dengan cepat, Revenna mengucapkan sesuatu dan perlahan-lahan tubuh Ruby mengapung terangkat ke udara.

Ruby yang sadar dirinya sedang dalam keadaan bahaya, ia hanya bisa meronta-ronta dan memohon agar melepakan dirinya. Namun, Revenna masih tetap dirinya sendiri. Dia tak mengindahkan permintaan Ruby barang sedikit pun hingga Ruby kehabisan suaranya.

Perlahan-lahan, Ruby merasakan sakit di bagian dadanya. Dia pun semakin menjerit kesakitan.

"Arrrgghh.. "

Cless..

Tepat sebelum misi yang tengah dilakukan Revenna berhasil, tiba-tiba seseorang menembakkan bola sihir pada Revenna hingga ia kehilangan fokus dan Ruby terjatuh ke tanah.

Seorang wanita cantik bergaun ungu yang tadi melemparkan bola sihir itu pun menangkap Ruby ke pelukannya dan menatap Ruby dengan sendu.

"Sayang, maaf kan ibu. "gumamnya seraya melakukan healer di dada Ruby berharap keadaannya akan segera membaik.

***

Jangan lupa vote dan komentarnya, readers!! 😇

Healer = Kekuatan penyembuh

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang