Bagian 37

2.7K 114 1
                                    

Semilir angin yang menari-nari di udara kali ini terasa berbeda. Entah apa yang akan terjadi nanti, seolah hembusan angin yang datang ini tengah memberi sinyal akan datangnya hal-hal buruk menimpa dimensi mereka.

Sebuah dimensi yang ditinggali oleh seluruh makhluk immortal yang ada
itu lah 'Dimension of Immortal Soul'.

*

Di menara pack Whitemoon.

Seorang laki-laki tampan tampak termenung, menatap bulan yang tengah memancarkan cahaya alamnya di langit gelap. Tatapan laki-laki itu begitu kosong seakan tak ada aura kehidupannya lagi di dalam dirinya dan apapun yang sedang di pikirkannya saat ini bisa dipastikan membuatnya bak seorang pemikir.

Wajahnya yang pucat kini terlihat amat frustrasi, seolah tengah memecahkan apa yang di gelutinya. "Aarrgh.. Sebesar itukah kesalahanku di masa lalu? Tapi ini adalah kesalahanku dan dia .. Tidak seharusnya dia mendapatkan pengaruh dari kutukanku ini," gumamnya lirih.

Sudah sejak lama semenjak laki-laki itu duduk disana, tampaknya ia masih belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benaknya soal perkataan wanita yang sempat menjumpainya beberapa waktu lalu.  "Aaargh! Bagaimana jika wanita itu benar? maka itu akan buruk untukmu, Tyrent! Aargh.. Dasar otak bodoh! Kau seharusnya bisa bekerja lebih baik saat ini. Cepatlah berpikir sistematis untuk memecahkan teka teki ini."

-Flashback-

Wanita tua di hadapan Tyrent itu terlihat menyeringai lebar menatap Tyrent dengan tatapan anehnya, entah apa yang ada di dalam kepala renta wanita tersebut tampaknya itu bukanlah hal yang baik sama sekali.

Bahkan setelah Tyrent menanyakan apa yang harus dibayarnya, wanita tua itu masih diam seribu bahasa dengan seringaian misteriusnya.

"A-apa alasan yang sebenarnya hingga aku bisa mendapatkan kutukan seperti ini? Aku tahu pasti ada alasan yang lebih masuk akal daripada alasan yang kau ucapkan itu wanita tua," ucap Tyrent beringas.

Wanita tua itu tertawa sangat keras, seakan-akan ada suatu hal yang patut ia tertawakan. "Berhentilah tertawa seperti itu, wanita tua. Dan -"

"Kau masih tidak sadar juga, pemuda malang? Baiklah, aku akan memberikan sebuah petunjuk kepada-mu karena aku sendiri tak ingin memberi tahu mu lebih jauh lagi," balas wanita tersebut tak kalah sinis.

"Apa maksudmu dengan merahasiakan semua itu dariku?" Wanita itu menyeringai tajam tapi tak mengindahkan ucapan Tyrent.

"Ingatlah masa-masa istimewanya. "

"Apa maksudmu?" Lagi dan lagi, hanya kata itu lah yang keluar dari mulut Tyrent.

Wanita tersebut menggeleng pelan. "Aku tak bisa mengulanginya lagi. Carilah petunjuk mu yang lain karena waktu mu tak banyak, Pemuda malang. Pecahkan apa yang membuatmu ragu atau mate-mu akan terjebak selamanya di alam bawah sadarnya sendiri -Mati-."

Sontak, Tyrent pun menjatuhkan pandangannya pada Arlee yang terpejam di kasurnya.

"Tapi sampai ka-" Belum sempat Tyrent melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba wanita tua itu hilang dari pandangannya. "Kemana wanita tua itu pergi sekarang?"

"Prajurit! Apa kau melihat seorang wanita tua baru saja keluar dari kamarku?" Prajurit itu tersentak. "Mohon maaf yang mulia, siapa yang tadi anda bicarakan? Bahkan dari tadi saya berdiri disini dan tidak melihat satu orang pun tamu yang berkunjung ke sini." jawabnya dengan kepala menunduk, membuat Tyrent yang hendak marah pun jadi kebingungan.

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang