Bagian 35

2.9K 125 4
                                    

Sampurasun semuanya..
Hampura nembe update deui 😁
Ok, silahkan menikmati 😘

^^^

-Part Tyrent & Arletta-


Lelaki tampan dengan janggut-janggut kecil di dagunya itu terlihat begitu lesu duduk di pinggiran kasur dengan tangan yang mengait jari-jari manis gadis di depannya. Bibirnya terus bergumam seakan sedang memberikan mantra agar gadis-nya itu lekas bangun dari tidur panjangnya. "Arletta, aku mohon sadarlah,Sayang. Aku mencintaimu."

Perempuan yang terbaring lemah itu tetap tak bergeming dari tidurnya, kini dia bahkan sudah seperti mayat yang terbujur kaku. Kulit pucatnya tampak lebih mengerikan dari biasanya. Juga bibir kecilnya yang biasa berwarna merah muda kini begitu pucat.

Beberapa hari setelah kejadian itu,hari-hari yang Tyrent lewati selalu saja dipenuhi dengan rasa takut akan kehilangan gadis-nya. Mereka memang baru saja bertemu beberapa bulan yang lalu tetapi rasa cinta yang Tyrent miliki tidak main-main terhadap gadis di depannya.

Perempuan yang baru beberapa bulan hadir disisi-nya tersebut memang benar-benar berhasil mencairkan hati Tyrent yang sudah lama ini membeku. Padahal, tak pernah ada seorang pun yang berhasil menaklukan hati laki-laki itu walaupun itu adalah mate-nya sendiri'dulu'.

Tyrent sendiri tak pernah mengira, jika ia akan mendapatkan dua mate dalam kehidupannya. Namun,ia tak terlalu memikirkan hal itu sebab dirinya sendiri tengah sibuk dengan keadaan Arletta yang tak kunjung bangun.

Entah apa yang membuat Arletta bisa tidur panjang bak putri tidur seperti itu, tentu teka teki tersebut pelan-pelan menjadikan Tyrent frustasi dan kesal pada dirinya sendiri.

Tyrent's POV

"Aaargh,kenapa Arlee belum sadar juga? Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya hingga bisa seperti itu? Padahal kemarin jarinya bergerak kecil tetapi kenapa sampai sekarang dia tidak bangun juga? Bukankah sebenarnya hal itu merupakan tanda bahwa ia akan siuman?"

"Arlee. Sadarlah, Sayang. Aku mencintaimu.. Sangat sangat mencintaimu, Arlee."

"Kau ingin mendengar aku mengatakan hal itu bukan? Jadi sadarlah, aku mohon."

Sudah berapa kali aku mengatakan hal yang sama namun gadis-ku tetap tak bergeming sedikitpun.

"Arlee, sadarlah. Kenapa kau menyiksaku dengan perasaan asing seperti ini? Kau membuatku gila hanya karena merasa takut kehilangan-mu saja. Kau membuatku frustasi hanya dengan melihatmu yang tak kunjung membuka mata indah-mu. Apa? Apa yang bisa membuatmu sadar, Arlee? Masihkah ada cara yang bisa membuatmu bangun?"

"Ya!"

Sontak, aku terdiam. Menatap Arlee yang masih tak bergeming."Apa aku berhalusinasi? Disini hanya ada aku dan dia tapi ba-"

"Perlu kau ketahui, kau tidak berhalusinasi, Nak."

Repleks, aku pun memutar tubuhku ke belakang. A-apa ini? bagaimana bisa wanita tua ini masuk ke dalam kamar-ku? Jelas-jelas kamar ini sudah aku lapisi portal pelindung.

"Siapa kau?"

Dengan gerakkan cepat, kini wanita tua itu berada di belakang tubuh-ku dan berbisik. "Kau tak perlu tahu siapa aku. Bukankah kau sedang mencari cara agar mate-mu terbangun dari kutukan-mu?"

"Kutukan? Kutukan apa yang kau maksud?"

"Hahaha.. Selama ini Moongoddes sudah berbaik hati sekali pada-mu karena memberikan dua orang mate sekaligus dalam kehidupanmu. Tetapi malang sekali.. karena kau telah menyia-nyiakan mate pertama-mu dulu, sejak itu pula kau sudah di kutuk, Tyrent. Kau tahu? dia sangat murka pada-mu." Wanita tua itu menyeringai lebar, aku yakin ia sangat puas melihat wajahku yang mungkin terlihat pucat pasi. Baru saja, aku hendak membalas ucapan wanita itu, ia malah lebih dulu mengeluarkan suaranya.

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang