Bagian 42

1.5K 29 6
                                    

Di dalam ruangan miliknya, Aiden tampak serius berkutat dengan dokumen-dokumen di hadapannya, tak lama kemudian ia menautkan kedua alisnya keheranan hingga Darrent mengetuk pintu dan menyerahkan apa yang ada di tangannya.

Dari ekspresinya, tampak ada sesuatu yang mengganjal dalam pikiran Aiden. "Apakah terjadi sesuatu?"

Beta di hadapannya pun menggeleng kecil. "Tidak ada, Lord. Tapi kami menemukan sebuah simbol yang sama dari setiap kamar mereka." Darent pun mengambil sesuatu dari saku celananya.

" Darent pun mengambil sesuatu dari saku celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sesuatu telah terjadi tanpa kita sadari, Lord. Tapi bukankah setiap pelayan yang anda miliki berasal dari keturunan seorang Kaygar? Tentu mereka tidak akan meninggalkan istana ini dengan begitu mudah nya." Aiden mengangguk kecil lalu bangkit dari kursinya.

"Baiklah, Darrent tetaplah di sini dan awasi semuanya." Setelah mengatakan hal itu, Aiden pun pergi meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Sedangkan Darrent, dia tampak terdiam dan hanya memandangi Aiden yang terus menjauh.

Dia pun menghela napas. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Darrent pria itu, entah apakah alasannya tiba-tiba dia merasa berat karena sesuatu. Seolah-olah akan ada peristiwa yang terjadi dalam waktu dekat. Oleh sebab itu, dia merasa tak nyaman dengan perasaannya sendiri.

Akhirnya Darent melangkahkan kakinya keluar, pergi meninggalkan ruangan. Namun ketika ia hendak mengunci pintu, seorang gadis memanggilnya dengan nyaring.

Dia memandangi kakinya lesu lalu melirik benda-benda yang ada di sekelilingnya ternyata juga bergetar.

Kini, gadis itu menatap Darrent serius. "Apa kamu melihat Ayahku?"

"Apa yang sudah dia lakukan?"

Pria itu menatap Adeeva dengan intens karena untuk pertama kalinya ia melihat Adeeva tampak terengah-engah seperti habis berlari berkilo-kilo jauhnya. "Beta Darrent?"

Alih-alih menjawab, Darent tetap terdiam dengan menatap wajah gadis itu lekat dan semakin dekat. Ia tampak terpaku melihat penampilan Adeeva saat ini. Gadis yang biasanya terlihat biasa saja kini terlihat sangat cantik dan juga berwibawa terutama untuk iris biru tuanya yang indah itu bersinar terpapar sinar matahari.

"Oh Goodness, apa ada makhluk secantik ini?"

Sudah sejak lama jantung pria itu seolah berhenti berdetak hingga akhirnya dia kembali tersadar. "Apa aku sudah gila?!"

"Maafkan saya, Nona. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Adeeva terdiam sebentar lalu mengulangi perkataannya kembali. "Apa kamu melihat ayahku?" Darrent pun mengangguk kecil.

Alpha's mateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang