"Cepetan! Ntar kita kehilangan jejak mereka, nih," ujar Steve bawel sambil menarik-narik bajuku.
Aku benar-benar masih mau disini, mengantri ice cream.
"Bentar," balasku santai. Masih terpaku sama pelayan yang lagi ngebuat ice cream.
Steve mengacak rambutnya. Tampangnya frustasi.
Agak aneh ga, ya kalau diliatin orang lain dengan gaya seperti ini. Masalahnya, aku lagi jadi cowok sekarang. Dan Steve cewek.
"Gara-gara lo, nih. Lev sama Ivy udah ilang, kan." kata Steve sebal.
"Tenang aja." balasku singkat sambil terus menjilat ice cream. Dan entah jilatan keberapa, Steve memaksaku untuk membuangnya.
Aku mengeluarkan benda berbentuk kotak itu dari saku celanaku (punya Steve), lalu mengirim pesan pada Ivy.
Me
Lo dimana, Vy? Gue mau main ke rumah lo
Ivy Cantik
Gue lagi mau nonton bareng Lev, nih. Maaf, ya sayaaang. Gue gabisa nemenin lo main dulu :*
Oke, bagian 'Ivy Cantik' itu, dia sendiri yang namain di kontakku.
"Dia udah mau nonton" kataku sambil memasukkan ponselku ke dalam saku lagi.
"Yaudah, yuk." balas Steve bersemangat sambil... - eh?! Ngapain nih anak pake acara gandeng tangan gue segala?
Aku melirik tanganku yang sedang digenggam Steve. Dengan pedenya, Steve ngegandeng tangan cowok abal kayak aku? Apa kata orang lain?
"Ceweknya agresif, ya?" celetuk orang lain ketika kita udah tiba di tempat nonton bioskop.
Aku menoleh ke asal suara itu. Steve belum juga ngelepasin genggamannya.
Aku tersenyum ke arah cewek yang mengatakan 'cewek agresif' tadi.
Setelah ngedapetin tiket, kita buru-buru mencari tempat duduk. Ruangan bioskopnya ga penuh-penuh banget, jadi aku dan Steve sengaja pilih tempat di belakang Ivy dan Lev yang kebetulan kosong.
"Hhh, akhirnya." ucap Steve dan akhirnya dia ngelepas genggamannya.
Lev menoleh ke arah kami - atau lebih tepat Steve - dengan tampang heran. Steve yang lagi pura-pura jadi cewek tersenyum ke arah Lev, dan dibalas senyuman jijik sepertinya.
Iyalah, Steve dandan berlebihan banget, aku sendiri sampe ga ngenalin dia tadi.
"Dia jijik sama lo, penyamaran kita berhasil!" bisikku kepada Steve.
"Iya dong.." ucap Steve lembut.
Aku ga nyangka Steve bisa bikin suara mirip kayak cewek gitu. Aku agak jijik dengernya. Secara, cuma aku doang yang tau kalau pemilik suara itu sebenernya cowok.
Film dimulai, lumayan seru sih. Kebetulan, ini film horror gitu, jadi sepanjang film dimulai aku terus melotot. Ga mau ketinggalan setiap bagian dari filmnya.
"Ah, ngebosenin. Aku mau tidur, ya beb." kata Steve menggunakan aku-kamu, plus suara cewek abal.
Mungkin biar dikira orang lain, kita ini pacaran.
Aku mengagguk jijik.
"Boleh tidur disini ga?" tanya Steve sambil nunjuk bahuku.
Aku melotot. Untungnya Steve paham. Akhirnya, dia molor dengan tangan yang dijadikan sebagai bantalan plus tampang yang ga cewek banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Princess
Подростковая литератураSarah. Cuma cewek biasa-biasa aja. Suatu hari, sekolahnya kedatangan lima cowok yang menjadi sorotan favorit sekolahnya. Dan salah satu dari cowok itu - Steve - telah mengambil hati gadis ini. Original Story by IhKamuKepo Cover by Redvelvethood