Rachel Please

1K 71 3
                                    

Dikelas, freetime. Entah kenapa, aku ga terlalu menyukai saat-saat freetime gini.

Emang ga ada guru? Ada kok, tapi ini lagi di waktu akhir pelajaran (ngerti lah). Jadi, karena materi yang dibahas udah selesai, jadi free gitu deh. Kelas ramainya ga ketulungan.

Sebenernya, untuk suka ga sukanya sama freetime ini, tergantung topik yang diangkat sama mereka juga sih. Kalau udah menyangkut lima pangeran itu, rasanya males aja dibicarain. Bukan, bukan sama merekanya yang dimalesin, tapi Rachel. Dia terlalu semangat saat mendeskripsikan skillnya Steve.

Aku memilih diam saat Rachel... begitulah.

   "KRIIINNG"

Akhirnya, bel istirahat bunyi juga. Aku dan yang lainnya langsung menuju kantin, ingin mengenyangkan perut.

Sesampainya di kantin, Shann langsung memesankan makanan untuk kami. Aku benar-benar tidak ingin bertemu Steve hari ini. Semoga saja Steve ingat perjanjian kita waktu itu.

Tak lama kemudian, pemilik kantin mengantarkan makanan pesanan kami bersamaan dengan datangnya Carion, Lev, Cerish dan Bryan. Minus Steve. Mereka langsung ambil tempat di samping gebetannya - mungkin.

Syukurlah, kurasa Steve ingat. Dengan buru-buru, aku mengirimkan pesan untuknya.

Me

Lo inget, 'kan? Jangan ke kantin dulu, ya.

Ga ada balasan darinya.

Mereka langsung

Aku mulai memakan sedikit demi sedikit semangkuk mie di hadapanku ini. Tiba-tiba, Steve yang rese itu datang dengan watadosnya. Wajah Tanpa Dosa.

Dengan seenak jidat, dia duduk di sebelahku, lalu ikut-ikutan nimbrungin obrolan.

Aku langsung menatap Steve kesal, seolah berkata lo ngapain?

Tiba-tiba, Steve mengambil ponsel dari sakunya, saat kulirik kelayar ponselnya, ia baru saja membuka pesan dariku. Steve membalas tatapanku dengan kenapa-baru-bilang?

Aku menghela nafasku panjang, lalu kulirik Rachel. Apa reaksinya saat Steve ada disini? Di dekatnya?

Yang kudapat adalah, Rachel dengan mata berbinarnya yang menatap Steve, serta Bryan yang terus mengoceh kepada Rachel dan hanya ditanggapi anggukan. Bryan bodoh, dasar.

Aku langsung menyenggol lengan Steve, Steve pun langsung mengalihkan pandangannya asal. Dari belakang, kurasakan - pasti Ivy yang di sebelahku - mengusap punggungku pelan.

Carion, Lev, dan Cerish ikut memandangi Bryan yang belum juga berhenti mengoceh. Dia baru saja pulang dari Paris, katanya.

 

   "Bryan," panggil Carion dengan suara bassnya.

Bryan pun menoleh.

 

   "Lo ga aus?" tanya Cerish heran.

 

   "Orang Rachel-nya ngeliatin Steve, sih. Pede banget lo" ledek Lev - kampret.

Kasihan, Bryan. Dia jadi garuk-garuk kepala dan nampang kikuk gitu.

 

   "Ehm... gue makan disana aja, ya?" tanyaku sambil berdiri.

 

   "Kenapa?" tanya Ashley.

   "Disini sempit, gue mau disana aja" balasku sebisa mungkin, lalu membawa mangkuk mie milikku ke sebuah meja yang kebetulan banget lagi kosong.

Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang