Carion POV
Shann.
Nama seorang gadis yang udah bikin gue kayak orang gila. Senyum sendiri, ketawa sendiri, main catur sendiri... serta apa-apa yang sendiri, yang seharusnya dilakukan bersama lawan bicara. Itu semua karena dia. Karena gue inget tawanya, senyumnya, blushingnya, suaranya, dan semua yang dia lakukan. Astaga, Carion! Back to Earth!
"Ada seorang pelajar SMA, sedang jatuh cinta.." Cerish memulai menyanyikan lagu buatannya yang bertujuan buat ngeledek gue.
"Lanjutin dong," sahut Steve.
"Aha, gue dapet penggemar baru." Kata Cerish dengan tampang sok keren atau emang sungguhan keren, yang jelas gue lebih keren. Duh, kelamaan bertemen sama Bryan membawa pengaruh kepedean buat gue rupanya.
"Steve, lo udah pernah baca ini belum?" Itu Sarah.
Steve menggeleng, mengahampiri Sarah yang tangannya terangkat diudara, dan akhirnya mereka asik sendiri.
"Argh," erang gue frustasi.
Gue membengongi sebuah kotak kado berukuran kecil yang sedang dibuka-tutup oleh Cerish.
Kotak kado...
"Aha!"
Cerish, Steve dan Sarah - yang lagi asik bercanda - nengok kearah gue berbarengan.
"Aha?" Kata mereka lagi berbarengan.
Gue berdiri menghampiri Cerish yang masih memegang kotak kado mini. Gue menatap kotak tersebut dengan tampang penuh nafsu, lalu merebut benda kecil tersebut dari Cerish.
Mereka bertiga cuma melongo.
"Gue muat ga ditaro dalem sini?" Tanya gue.
"Hah?" Cerish menaikkan sudut bibir atasnya serta sebelah alisnya.
"Bisa." Kata Steve.
"Pake senter pengecil doraemon," sahut Sarah sambil berpura-pura menembak kearah kotak dengan menggunakan ibu jari dan telunjuknya sebagai pistol.
"Itu pistol kali, Sar." Steve menatap Sarah dengan datar.
"Udah, udah. Ribet amat lo berdua." Cerish melerai mereka sebelum terjadi perang ketiga.
Gue menatap mereka satu persatu.
"Elo, elo, dan elo." Menunjuk mereka satu-satu. "Wajib bantuin rencana gue sampe sukses." Lanjut gue sukses membuat ketiganya terheran-heran.
"Maksud lo gimana si, Car? Ga ngerti gue sumpah." Sarah yang duduk anteng dilantai, memasang wajah super frustasi, mengacak-acak rambutnya.
Steve yang duduk tepat dibelakang gadis itu, kini tengah menyisir-nyisir rambut gadis itu dengan sisir, tentunya. Yakali pake ulekan.
Dan gue memang sangat hebat untuk menebak situasi. Tuh anak berdua, lagi main salon-salonan.
"Ekhm, gini. Lo tau Shann kan, tau kan?"
Sarah mengangguk cepat, Steve menarik rambut gadis itu.
"Aw, sakit." Ringis Sarah.
"Diem-diem kenapa." Balas si Steve.
Astaga. Steve serius main salon-salonan. Rupanya, Sarah sukses bikin temen gue gila.
"Lo mau apain Shann? Jangan macem-macem, temen gue tuh ya." Ancam si bocah tengik Sarah.
"Bukan gitu. Justru, gue mau nyenengin dia."
"Pake apaan?" Tanya Cerish.
"Ini!" Jawab gue seraya menunjuk kotak kado kecil. "Kita bikin yang versi gede, sampe badan gue bisa masuk dengan utuh kedalem kotak ginian. Nah, ntar si Sarah akting apaan kek gitu, ajak main ke rumah dia. Si Sarah kan tetanggaan tuh sama Shann, lumayan kan hemat energi." Gue menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Princess
Teen FictionSarah. Cuma cewek biasa-biasa aja. Suatu hari, sekolahnya kedatangan lima cowok yang menjadi sorotan favorit sekolahnya. Dan salah satu dari cowok itu - Steve - telah mengambil hati gadis ini. Original Story by IhKamuKepo Cover by Redvelvethood