It's about Rachel

1.2K 67 5
                                    

   "Jadi, apa yang mau lo jelasin tadi?" tanya Ivy. Ya, hanya Ivy.

   "Gini, gue janjian sama Steve nanti. Ada yang gue mau tanyain ke Steve soal Rachel. Dan jangan sampe, Rachel tau dan makin sakit hati - mungkin - sama gue. Makanya, kalau yang lain nanya gue kemana, bilang aja gue duluan. Bilang gue ada acara keluarga." jelasku.

   "Oh, sip lah. Tenang aja sama gue" balas Ivy sambil menepuk bahuku.

   "Yaudah, lo duluan gih. Steve udah SMS"

Ivy langsung berlari meninggalkanku.

Steve

Woy, lo dimana? Lama banget. Gue dikantin, ya

Me

Iya, bentar. Lo jangan kemana-mana dulu

Steve

Okay, jangan kelamaan lo. Mati bosen nih gue

Aku langsung berlari ke arah kantin, dan menemukan Steve dengan sebuah mangkuk kosong di hadapannya. Wajahnya cemberut, mati bosen. Seperti katanya.

   "Steve" panggilku. Dia langsung menoleh dengan wajah horor - datar - mati bosennya.

   "Lo ke mobil duluan, gue ikutin dari belakang" ujarku.

   "Siap, nona tralala trilili." balas Steve sambil menundukkan kepalanya.

   "Berlebihan lo"

   "Gue sih cuma ikutin strategi lo itu, ya. Walaupun gue gatau strategi apaan." balasnya sambil berjalan meninggalkanku perlahan.

Aku langsung mengikutinya dari belakang. Alasannya, siapa tau teman-temanku - terlebih Rachel - melihatku bersama Steve. Padahal 'kan, aku udah nyuruh Ivy buat bilang ke mereka, kalau aku pulang duluan.

Nah, betul juga firasatku. Mereka masih ada. Saat Steve ada di depan mobilnya, Rachel - ya, cuma Rachel - menghampiri Steve yang lagi buka kunci mobil. Meninggalkan kesan heran pada Shann, Ashley, dan tentu saja adiknya, Dera. Kecuali Ivy yang udah tau kemungkinannya.

Aku mengintip apa yang dilakukan Rachel di balik pilar sekolah yang lumayan besar ini. Tiba-tiba Rachel menghampiri Steve, memanggilnya, dan hanya tersenyum. Senyum yang sangat hangat, dan terkesan menawan. Ya, cuma buat tersenyum. Saat Steve nanya, dia cuma menggeleng dan berlari ke arah yang lain. Ivy yang mengetahui keberadaan persembunyianku, langsung tersenyum miris kepadaku. Aku hanya membalas senyumnya.

Ketika mereka sudah pergi, Steve memberi isyarat padaku bahwa semuanya sudah pergi. Aku langsung menghampirinya dan buru-buru masuk ke mobilnya.

   "Jadi mau kemana nih?" tanya Steve sambil mengendarai mobilnya.

   "Terserah" balasku sambil merogoh isi tasku dan mendapatkan celananya Steve. "Oiya, nih celana lo." sambungku.

   "Yeh, gue kan lagi ngemudi. Lo ambil tas gue noh di jok belakang. Ambil rok lo sekalian taruhin celana gue."

Aku langsung menuruti perintahnya.

***

Akhirnya kami tiba disebuah book store.

   "Pas banget, gue lagi pengen beli buku Mr. S" ucapku.

   "Ngefans banget lo ya, sama gue?"

Ah, iya. Aku lupa kalau Mr. S adalah Steve.

   "Eh? Nggaaa. Bukan sama lo, tapi sama buku lo."

Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang