Masih menutupi perasaan

838 55 0
                                    

   "Steve! Ga sopan main ambil milik orang tanpa izin!" Pekikku kesal.

   "Hm? Milik siapa emangnya? Gaada hak miliknya tuh," ucapnya santai seraya membolak-balikkan kertasnya.

   "Errrr, balikin ga sini!"

   "Nih, udah gue baca juga. Semuanya." Steve melayangkan kertas itu kembali.

   "Gue benci banget sama lo."

   "Yakin?"

   "Sumpah!"

Steve duduk disebelahku, matanya mengerjap beberapa kali, lalu mengusap tengkuk lehernya. Ia terlihat lucu, sungguh.

   "Kenapa sih?" Tanyaku mulai merasa aneh.

Steve malah menatapku horror.

   "Apaan sih?" Aku mulai risih dengan tatapan horrornya itu.

   "Gue mau nanya sama lo." Katanya serius.

Aku hanya memberi anggukan kecil.

   "Lo..." ia mengacak rambutnya frustasi. "Lo suka sama gue?" Tanyanya dengan mata sedikit melotot.

Aku terbengong, bingung mau jawab apa. Saraaaaah ceroboh banget sih lo. Jelaslah si Steve nanya kayak gitu, secara dia abis baca curhatan ga penting lo itu. Batinku.

Aku melirik Steve yang masih menatapku seperti meminta pertanggung jawaban. Sejurus kemudian, aku tertawa kecil. Menutupi gerak-gerik yang mungkin aja keliatan aneh dihadapan Steve.

   "Sar, jujur. Jangan membohongi perasaan lo sendiri," Steve menatapku.

Argh, aku benar-benar merasa risih kali ini. Untuk apa Steve nanya kayak gitu? Apa untungnya buat dia?

Tanpa menjawab pertanyaan Steve, aku membalas tatapannya dengan wajah konyol, lalu menjulurkan lidahku.

   "GR banget sih!" Ujarku sambil berlalu.

***

Author's POV

   "Nanti main ke rumah gue dong, temenin gue di rumah." Ucap Lev.

   "Emang orang tua lo kemana?" Tanya Carion.

   "Papa gue dinas keluar kota, Mama gue jalan-jalan keluar negeri."

   "Abang lo?" Kali ini Bryan.

   "Ada sih," Lev mengucapkannya dengan wajah malas.

   "Terus?" Tanya Bryan lagi.

Lev memukul Bryan pelan. "Lo kayak gatau aja abang gue gimana," Lev merengut.

   "Abang lo harimau?" Bryan meledek. Rachel tertawa terpingkal-pingkal dan ikut meledek Lev.

Cerish mendekat sambil tersenyum. "Abang lo.. masih sama kayak dulu?" Tanyanya.

Lev mengangguk sambil mencengram lengan Bryan yang berusaha kabur.

   "Abang yang baik." Timpal Steve yang posisinya tidur dikursi, lalu melempar kulit jeruk entah kemana.

Mendengar Steve berbicara seperti itu, Lev menatap Steve dengan tatapan mengintimidasi.

   "Adeknya bandel sih," lanjut Steve sambil tertawa terbahak-bahak. "Jadi abangnya galak." Lanjut Steve singkat dengan tampang tak mau tau.

Carion tertawa sendiri dengan suara bassnya yang menggelegar.

Udah gila nih bocah, pinta Shann dalam hati.

***

Lev menengokkan kepalanya kesana-kemari, mencari sosok Dev yang menurutnya sangat menakutkan.

   "Kenapa sih?" Tanya Ivy dengan suara pelan.

   "Ngeri ada abang gue, jutek abis anaknya." Ivy mengangguk mengerti.

Sarah yang sudah pernah bertemu dengan Abangnya Lev itu, hanya menahan tawanya. Ia mengingat bagaimana penuturan Steve mengenai sikap Dev yang sebenarnya.

Lev mengajak teman-temannya masuk ke dalam ruangan miliknya yang menurutnya 'aman dari serangan Devian'. Bryan dan Carion langsung mengambil posisi nyamannya, bermain playstation. Kegiatan yang rutin mereka kerjakan setiap kali berkunjung ke rumah Lev. Berbeda dengan Cerish yang memilih untuk mengambil buku sastra yang nyatanya tak pernah dibaca oleh Lev, lalu Steve yang mengambil buku karangan pertamanya sendiri dengan wajah begitu datar.

   "Masih disimpen aja nih buku," gumam Steve.

Lev yang baru selesai mengambilkan minuman untuk para gadis yang masih terkesima dengan isi ruangan Lev yang seperti 'rumah di dalam rumah' ini.

   "Ga pernah gue baca, btw," kata Lev.

   "Iyalah, lo aja baca buku beginian. Yang dipikiran lo kan cuma rumus." Sindir Steve lalu mengambil buku yang lain.

Steve mendengus jijik kala mengingat bagaimana senangnya dia saat itu. Saat pertama kali menunjukkan buku pertamanya pada keempat temannya, yang hanya dibalas tatapan tak percaya. Diantara keempatnya, mungkin hanya Cerish yang berantisipasi untuk membaca buku karangan temannya itu. Karena Cerish sudah membaca dan mengatakan buku Steve sangat menarik, tiga lainnya memilih untuk tidak membacanya. Toh kalau Cerish bilang bagus ya berarti bagus, pikir ketiganya.

Steve menghampiri Sarah, dan langsung mendapat lirikan jangan deket-deket gue dari Sarah. Akhirnya Steve memilih untuk duduk didekat Cerish.

***
Rachel POV

   "Uhm, Sar." Ucap Rachel setelah mencuci wajahnya.

   "Ya, Chel?"

   "Gue pengen ngomong sesuatu sama lo,"

***

A. N/ hayolo, Rachel mau ngomong apaan tuh? :v

Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang