Gue lagi ga mood banget sebenernya. Tapi gue usahain nulis biar cepet apdet :3 Votenya ditunggu, itu moodbooster gue banget :'D
Ok, enjoy this part! :****
Aku mengangguk, mengiyakan ajakan Ivy untuk ke book store.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali saat melihat laki-laki bertubuh tinggi sedang berlari ke arahku. Untungnya, dengan cepat aku menyadari bahwa laki-laki tersebut adalah Steve.
Aku melotot ke arahnya, membuat langkahnya terhenti. Lalu Steve menatapku heran, aku hanya menatapnya seraya mengayunkan jari telunjukku. Menyuruhnya untuk tidak semakin mendekat.
Steve mendengus kesal, lalu pergi.
Aku dan yang lainnya langsung naik ke atas, tepatnya ke kelas. Karena pelajaran belum dimulai, jadi aku dan Ivy memilih untuk menunggu pelajaran dimulai di balkon depan kelas.
Baru saja Ivy akan berbicara, tapi sudag dipotong oleh deringan ponselku. Rusuh.
Dengan segera, aku mengambil ponselku yang masih di saku, lalu menyentuh warna hijau dilayar saat tau bahwa itu adalah panggilan masuk Steve.
"Hm?"
"Lo jahat banget sama gue, ya. Gue cuma mau minta ditemenin ke dorm doang juga"
Aku terdiam sesaat saat Steve mengatakan, ia mau minta ditemenin je dormnya. Lalu aku melirik Ivy yang sedari tadi hanya memainkan kuku-kukunya. Ivy balik melirikku.
"Woy, denger ga sih?" tanya Steve dengan nada kesal.
"Apa?"
"Ishh, temenin gue ke dorm ntar, gue ada latihan. Yayaya? Mau, 'kan?"
"Gue gatau bisa atau ngga. Abis gue sama Ivy mau ke book store pulang sekolah"
"Yaaahh" aku mendengar Steve mengeluh diseberang sana. "Mau ngapain ke book store?"
"Mau ngestalk orang."
Sambungan telepon putus tiba-tiba. Lah, ini kenapa dimatiin?
Aku hanya mengendik heran, lalu kembali ke obrolanku dengan Ivy yang sempat terhenti itu.
"Siapa?" tanya Ivy.
"Steve" jawabku sambil memasukkan ponselku kembali.
"Ngapain pake acara nelpon lo segala?"
"Yah, lo tau lah, Vy. Gue 'kan lagi main jauh-jauhan sama dia. Rachel, Vy, RACHEL!" aku menekankan kata 'Rachel'.
"Shh, ntar ada yang denger, lho"
"Oh iya." balasku seraya menutup mulut dan melirik kesekitarku, memastikan Rachel ga ada disini.
"Steve ngomong apaan?" tanya Ivy membuatku teringat kembali akan ajakan Steve.
"Itu.. dia juga ngajak gue ke dorm, tapi gue bilang gabisa. Soalnya 'kan kita mau ke book store" jelasku.
"Yaahh, lo bodoh banget sih. Ke book store 'kan bisa besok-besok" ujar Ivy seraya menjitak kepalaku.
"Aw. Biarin deh, gue juga gamau ke dorm gitu. Yang lain ikut, 'kan? Ntar gue panas, lagi." ucapku sedikit kesal. Beruntungnya, tangan Ivy langsung mengelus punggungku.
"Lev ga ngajak gue, kok" ucap Ivy tiba-tiba. Aku melirik ke arah Ivy. "Mungkin dia cuma PHPin gue selama ini" sambung Ivy tangannya masih dipunggungku, tapi kali ini bukan mengelus, melainkan memukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Princess
Teen FictionSarah. Cuma cewek biasa-biasa aja. Suatu hari, sekolahnya kedatangan lima cowok yang menjadi sorotan favorit sekolahnya. Dan salah satu dari cowok itu - Steve - telah mengambil hati gadis ini. Original Story by IhKamuKepo Cover by Redvelvethood