Sejak Negara Api Menyerang

928 57 0
                                    

Setelah sampai di rumah, gue bergegas menuju kamar si Devian. Rasa kesel gue agak menghilang, dan berganti menjadi hasrat ngejailin dia. Yailah, hasrat. Kayak apaan aja.

   "Nih, abang Dev," gue menyodorkan kantong plastik berisi barang pesanannya. Gue sengaja menekankan kata 'abang' pada kalimat gue barusan.

   "Abang?"

   "Lo sendiri yang bilang kalau gue itu 'abang' lo." balas gue sambil merebahkan tubuh gue diranjangnya. "Cie, abang gue ada fans baru,"

   "Kenapa ga 'Kakak'?"

   "Ini, kakak Dev~" ucap gue dengan nada (sok) semanis mungkin biar kayak suara anime-anime gitu. "Nah, berasa homo gitu 'kan." Dev memutar bola matanya.

   "Terserah," hanya itu yang dia ucapkan. Beberapa detik kemudian bibirnya bergerak lagi, "Ehm.. Tadi apa? Fans?" Devian membalikkan kursinya, lalu gue pura-pura memejamkan mata. "Maksud?"

   "Yah, gitu. Ada cewek yang suka sama lo, katanya sih pertama kali liat di bookstore,"

Devian's POV

Heh? Bookstore?

   "Bookstore mana, deh?"

   "Yailah, bookstore mana lagi sih," kata Levian sambil menimpuk gue dengan bantal.

   "Lo tau namanya?"

   "Nah, iya tuh. Melita!"

Jangan-jangan cewek itu.

flashback

   "Maaf!" pekik cewek yang lagi menunduk di depan gue ini.

Gue cuma menganga dengan hasil kecerobohannya yang membuat setumpukan buku yang udah susah-susah gue bawa, menjadi berserakan kayak gini.

   "Duh, gue ga sengaja sumpah,"

Gue langsung ikut berjongkok buat memunguti buku-buku tersebut. "Ya, gapapa." jawab gue seperti biasa. Dingin.

Setelah semua tumpukan buku kembali beres, cewek itu menatap muka gue dengan tatapan.. terpesona?  Duh, Devian. Bukan waktunya buat geer. Jadi, sekarang gue harus ngomong apa ke nih cewek?

   "Ehm.. maaf, ya. Gue bener-bener ga sengaja,"

Gue cuma mengangguk, lalu pergi. Eh, ga jahat 'kan? Ish, psikolog macam apa gue, sampai ga bisa tau apa yang sebenernya harus gue lakukan.

Setelah jarak gue dan si cewek ceroboh itu agak menjauh, diam-diam gue menengok ke belakang untuk melihatnya sedikit, dan cewek itu masih ada di tempatnya sambil menunduk, dan memainkan jari-jemarinya. Gue menghela nafas, lalu keluar meninggalkan tempat ini.

flashback end

   "Eh, keluar dari kamar gue." kata gue dengan nada sekejam mungkin supaya si Levian bisa cepet-cepet keluar.

Levian bangkit dari tempat tidur dengan gaya memelas, lalu pergi. Nah, dengan begini gue bisa mencari tau tentang si cewek itu dengan santai.

Gue mulai mengetikkan nama 'Melita' pada beberapa social media. Ga mungkin lah cewek itu ga punya satu pun akun socmed. Untungnya, gue punya semua akun socmed yang lagi ngetrend dikalangan ABG saat ini. Berguna juga si Jerika, ngebikinin gue akun segala macem.

Beberapa saat kemudian, nama-nama 'Melita' pun muncul, dengan nama belakang yang beragam.

   "Lev, nama panjangnya?" teriak gue.

   "Bentar gue tanyain," balasnya samar-samar. "Melita Vindianinta!" teriak Lev dengan keras.

   "Kalian teriak-teriakin apa sih?" nah, kan. Mama gue denger, mana si Lev neriakin nama cewek pula.

   "Itu loh, Ma,"

   "Nama kucing baru Devian, Ma!" jeda gue sebelum Levian melancarkan aksinya.

   "Sejak kapan lo suka pelihara kucing, bang?" tanyanya dengan kata 'bang' yang ditekankan.

   "Sejak negara api menyerang." balas gue asal, dan kembali pada seorang 'Melita Vindianinta'. Ga banyak yang gue dapet dari socmed bernama facebook ini yang menurut penelitian gue, tempat terluas buat ngestalk dan gue pikir hampir semua umat menggunakan socmed ini.

Melita Vindianinta

Jakarta, 18 April 1997
Female
SMA Grass School
Love Music, Architecture, Design, Writing Future, Novel Addict.

Gue menutup buku catatan gue yang berukuran kecil itu setelah menuliskan beberapa hasil dari socmed facebook ini.

Gue meng-scroll halaman facebooknya, dia ga terlalu sering update status, dan last posting-annya memberitahukan gue username twitternya.

@MelitaVndnt

Dengan cekatan, gue beralih ke socmed yang lebih gaul itu. Hahaha. Diotak gue, bermacam-macam socmed memiliki kasta atau tingkatan gitu.

Langsung ketemu, lalu gue melihat avatar twitternya yang menampilkan fotonya.

Rambut sebahu ikal, mata bulat, bibir tipis, putih, dan.. cantik. Eh?

Ga lama kemudian, gue berhasil ngefollow dia, dan mention minta follback. Untungnya si Jerika membuat username gue dengan deretan huruf yang ribet gitu. Jadi, dia ga akan tau siapa nama asli gue.

@DvanKyle Follback

@MelitaVndnt Followed

@DvanKyle thanks:)

@MelitaVndnt Urwell;)

Baik juga, buktinya mau ngebales mention orang ganteng macam gue. Hahaha.

Ga lama setelah aksi minta follback gue itu, gue melancarkan aksi gue selanjutnya dengan sok-sok mem-pedekate-in Melita lewat direction message.

Beberapa saat kemudian, gue berhasil mendapatkan ID LINE-nya, serta username Instagram-nya. Keren 'kan, gue?

Bentar, bentar.

Ada yang salah.

Kenapa gue kepo banget sama si Melita?

Banyak cewek ngejar-ngejar gue, udah lama pula gue tau. Tapi kenapa harus Melita yang gue kepoin?

Hmm. Entahlah, ya mungkin ini takdir. Atau, inilah saatnya gue kepo.

TO BE CONTINUED

***

A.N/ eh itu username twitternya ngasal loh, ya._.
gue sengaja bikin unemnya Devian kea gitu, jadi biar ceritanya si Melita tuh ga gampang tau siapa nama aslinya Devian. Wkwkwk, yoda see you next part gaiz. Jan lupa ngevote, yeaaa:*:*:*

Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang