Epilog

713 27 5
                                    

Pintu rumah tersebut diketuk tiga kali oleh seorang wanita berambut lurus sebahu kecokelatan. Ashley, mengelus-elus perutnya yang mulai membuncit serta senyumnya membingkai wajah cantiknya.

   "Tunggu sebentar!" Seru seorang wanita yang berada didalam rumah.

Sarah sedang kerepotan menguncir rambut panjang milik Slavia. Gadis kecil itu berlari-lari kecil tengah menghampiri seekor kucing dengan bulu lebat berwarna oranye, sehingga Sarah, Ibundanya, harus membungkuk dan mengikutinya.

   "Pia, nurut dulu ya, sama Bunda. Bunda mau bukain pintu tamu di luar, tuh." Kata Sarah dengan sabarnya.

   "Iya, Bunda. Aku ngga nakal, tapi Ollie yang lali-lalian telus." Jawab Slavia sembari mengelus-elus kucingnya yang berhasil ia peluk.

Sarah tidak merespon apapun, ia hanya tersenyum lalu menghela nafasnya. Kemudian, ia beranjak menuju pintu dan membuka pintu tersebut, sehingga menampilkan seseorang yang dua tahun belakangan ini, tidak dijumpainya.

Sarah menatap sosok dihadapannya lekat-lekat. Rupanya, berpisah hampir tiga tahun dan hanya berkomunikasi melalui media sosial tidak menghilangkan ingatan akan wajah sahabat karibnya. Tentu saja.

Ashley tersenyum. Sarah merasa dirinya seperti membeku, dan air matanya meleleh perlahan diiringi dengan senyumnya yang merekah sempurna. Alih-alih berhambur kedalam pelukan wanita tersebut, Sarah hanya meneguk air liurnya.

   "Ash.. ley?" Ucap Sarah terbata. Ashley hanya mengangguk dan tersenyum kecil. "Ini elo?! Ashley! Astaga!" Dan atmosfer seolah kembali seperti remaja saat ia dan kawan-kawannya masih SMA.

   "Ga ada niatan buat meluk gue apa, Sar?" Tanya Ashley sedikit cemberut.

   "Lo hamil!" Sarah beralih menatap perut Ashley.

   "Hamil kedua kalinya," kata Ashley. "Hebat ya, Mas Cerish?" Kemudian ia terkekeh dengan gaya (sok) anggun. Walaupun akhirnya ia malah terbahak-bahak bersama sahabat lamanya.

Mana bisa ia masih mempertahankan gaya anggunnya ketika berada didekat sahabat lamanya ini?

Sarah tak bisa menahan diri untuk tidak memeluk sosok didepannya. Sarah memeluk Ashley sangat erat.

   "Saaar! Anjir, gue sesek napes!" Ujar Ashley dengan gayanya yang dulu. Ashley yang masih SMA.

Kemudian, Sarah menggiring Ashley untuk masuk ke dalam rumahnya dan segera membuatkan lemonade yang bahkan ia belum lupa, adalah minuman favorit Ashley.

   "Ash, lo kenapa ga bilang-bilang sih mau kesini? Lo tuh ya, jahat banget dua tahun misah baru kesini!" Cecar Sarah sambil membawakan segelas lemonade.

   "Ya maap, Sar. Baru sempet. Namanya modelling dan merangkap menjadi Istri serta Ibu." Jawab Ashley santai, lalu merelaksasikan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

   "Sofa bagus, nih. Beli dimana?" Tanya Ashley.

Pertanyaan yang sangat ibu-ibu, kan?

   "Gatau, Mas Steve yang beliin."

   "Eh, iya. Mana tuh bocah?" Tanya Ashley mengedarkan pandangannya.

Tidak mendapati sosok Steve, Ashley justru mendapati seorang gadis kecil yang tengah berlari-lari kecil mengejar seekor kucing.

   "Whoaaa," Ashley ternganga dan menegakkan tubuhnya. "Itu anak lo?" Tanya Ashley tak percaya.

Sarah mengangguk dan tersenyum.

   "Gila, ya! Ini loh, perpaduan antara si lugu Sarah dengan si dingin Steven. Cantik banget, parah!" Ashley mendecak kagum. "Ini mah, bisa jadi model internasional!" Lanjutnya.

Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang