Chapter 16

7.1K 425 3
                                    

Menghilangnya Alva selama lebih dari seminggu lama-lama membuat banyak orang yang khawatir. Menurut laporan dari Pak Sardin yang biasa mengurus tentang izin dan absen murid Ekklesie, Alva sakit. Tapi tetap saja tidak mudah menemukannya. Dicari ke rumahnya tidak ada, di apartemennya juga tidak ada. Joan dan Rachel yang tahu penyakit Alva jadi panik sendiri karena takut terjadi sesuatu yang buruk pada Alva.

Aida juga nggak kalah khawatirnya. Setelah kakinya sudah baikan, dia ke apartemen Alva dan diberitahu oleh penjaga apartemen kalau Alva tidak pulang sejak hari final Ekklesie Cup. Sudah beberapa hari ini Aida mencari keberadaan Alva, tapi nggak ada petunjuk sama sekali. Papanya juga nggak bisa dihubungin. Dan Aida tidak mau bertanya ke mamanya. Melakukan itu hanya menambah korban yang khawatir karena hilangnya Alva.

"Bokapnya juga nggak bisa dihubungin?" tanya Joan ke aida. Aida menggeleng.

Seminggu yang lalu Joan dan Rachel ke rumah Alva untuk mencarinya. Dari sana berkenalan dengan Aida. Rachel dan Joan sama sekali tak memberitahukan aida tentang penyakit Alva, karena Alva sendiri yang menyuruh mereka diam.

"Gue masih penasaran sama kejadian di Eithel. Masalah itu nggak akan kelar kalau dia nggak ada. Tapi dia malah ngilang disaat-saat seperti ini. bokap mungkin tahu, tapi terlalu sibuk di Eropa sampai nggak bisa ngangkat telpon gue," balas Aida.

Saat ini mereka sedang berbincang di café tak jauh dari sekolah Ekklesie. Aida, Katniss, Joan dan Rachel. Aida yang mengajak Joan dan Rachel untuk bertemu, dia juga meminta Katniss untuk menemaninya.

"Chocolate nougat, rocher dan dua chocolate parfait." Ujar seorang cowok yang duduk di belakang mereka. Aida sedikit mengenali suaranya dan langsung menoleh ke belakang. Franky sedang duduk disana bersama dengan Ferdy.

"Baik. Saya ulangi lagi, Chocolate nougat, rocher dan dua chocolate parfait?" tanya pelayan yang ada di samping meja mereka. Franky mengangguk, lalu pelayan itu meninggalkan mereka berdua.

"Jadi, lo mo ngomong apa sama gue, Dy? Sampai maksa gue buat dateng," tanya Franky ke kakaknya ketika pelayan sudah pergi.

"Alva. Gue denger dia nggak ada kabar lagi setelah final, elo kan yang bawa dia pulang abis itu? Lo pasti tau dia kemana. Dia masih sakit gara-gara waktu itu?" balas Ferdy dengan wajah yang serius.

"Nggak usah pasang tampang seserius itu, emang gue belom kasih tau lo ya?" ujar Franky. "Alva lagi ke US, bokapnya baru beli villa disana dan nyuruh dia buat ngecek. Minggu depan dia balik. Dia udah nggak apa-apa sekarang, lo tenang aja."

"Alva ke US? Emang bokap beli villa disono? Setau gue nggak deh," terdengar suara balasan dari belakang Ferdy. Franky langsung menoleh dan sedikit terkejut melihat Aida ada disana bersama dengan tiga orang lainnya.

"Ehm... baru beli. Valdeze emang kelebihan tajir, rumah di Beverly aja masih belom cukup."

"Kapan dia berangkatnya?"

"Dia udah beli tiket buat flight di hari pertandingan final. Jadi abis gue pastiin dia nggak apa-apa, gue langsung nganter dia ke bandara. Emang lo sama sekali nggak dikasih tau sama dia?" Franky meneruskan skenario yang sudah diberitahu Alva untuk berjaga-jaga seandainya Franky ditanyai tentang keberadaannya oleh orang-orang. "Yah, gue ngerti sih kalau dia nggak bilang ke lo, soalnya hubungan lo berdua emang lagi nggak bagus."

"Beneran?" tanya Aida memastikan.

"Lo kok jadi nginterogasi gue sih? Kalo nggak seneng sama jawaban gue yaudah nggak usah nanya. Lagian kenapa lo jadi perhatian sama Alva? Bukannya lo benci sama dia?" emosi Franky mulai terpancing. Franky memang nggak suka sama Aida, karena Alva sangat sayang sama kakaknya ini, dia rela berkorban apa saja. Dan menurut Franky Aida lah penyebab bertambah buruknya keadaan Alva, terutama setelah pertaruhan mereka.

Limited Time [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang