Awal kisahku bersama Alex

37 9 0
                                    

"Entah kapan aku memulai itu
Dan kapan juga aku menjatuhkan rasa itu,
Tapi satu yang aku ingat, jika perasaankulah yang telah membuat perubahan besar.
Pada kamu dan juga pada kehidupanku." 
Laura

Agustus 2016

Sekitar satu tahun yang lalu, saat aku merasakan hawa pertama menjadi siswi SMA. Aku masih baru di sekolahku. Dan aku menikmatinya dulu, bersama sahabatku Mia dan Andien yang kutemui tak jauh dari minggu pertama setelah masa MOPD selesai.

Waktu yang panjang untukku mengingat, tapi aku tahu betul bagaimana yang terjadi pada tahun itu.

Inilah kisahku yang aku ceritakan sendiri. Semua bermula dari aku mengawali jejak di kelas sepuluh tahun 2016.

Akan kuceritakan bagaimana awal kisahku bersama Alex. Bagaimana aku mengenalnya dulu. Dan bagaimana itu bisa menjadi kisah yang sangat rumit di tahun 2017.

~~~~~

" itu pacarmu, ra?" Tanya Mia padaku
" yang mana?" Tanyaku balik sambil menengok kanan kiri.
" yang antar kamu tadi."

Aku terdiam sejenak,

" oh itu? Dia abangku." Jawabku santai.
" kamu punya kakak? Tak kirain pacar kamu. Kalau aku lihat tadi tampangnya sih  gak jauh beda sama kamu." Balas Mia

" ya iyalah sama, orang dia kakakku."
Aku berjalan melalui mereka yang sejak tadi mengoceh entah kemana arahnya.

"Lagipula aku mana pernah pacaran?" Sambungku.

" kamu belum pernah pacaran? Sama sekali?" Tanya Andien yang tak kalah heboh dari Mia.

Mendengar mereka, aku tetap diam sambil melanjutkan jalanku menuju kelas.

" udahlah, itu gak penting!" Seruku.

~~~~~

Sesampainya di kelas,

" ya ampun, aku lupa! buku biologiku kan masih dibawa  kak jesika. "

" kok bisa?" Tanya Mia yang melihatku gugup layaknya orang kebakaran jenggot.

" kemarin dipinjem." Kataku.

" ya udah, diambil aja. Mumpung gurunya belum dateng." Saran Mia padaku.

Akupun langsung bergegas keluar, berlari menuju kelas kak jesika yang tak cukup jauh dengan kelasku.

" gawat ini kalo kelas kak Jesika udah masuk jam pelajaran." Gumamku sambil mempercepat laku jalanku.

" aow!" Ucapku lirih, lalu mendongak kearah orang yang tak sengaja aku tabrak. Rasanya seperti membentur tiang listrik, siapa sangka cowok bertubuh besi itu menghalangi jalanku.

" mau apa lo kesini?" Katanya.

" saya Laura kak,  saya mau ...."

" gue tanya mau apa lo kesini?"
Cetusnya memotong pembicaraanku sambil berdiri memegangi jidatnya yang mungkin masih sakit akibat benturan tadi.

" saya mau ketemu kak Jesika. Bisa tolong panggilkan?"

Wajah cowok itu berubah seketika. Hawa seram mulai terasa sampai ke DNA.

" udah dateng main nabrak orang, sekarang mau nyuruh-nyuruh!" Katanya dengan judes.

" iya maaf, saya kan gak sengaja." Jawabku mencoba memaniskan suara.

Tak ada jawaban dan dia langsung pergi. Sangat tidak sopan.

" tau ada orang lagi nanya malah ditinggal pergi. Kakak kelas macam apa itu?"

Sial... pikirku, di pagi hari aku harus bertemu dengan cowok judes macam itu.

Tak lama menggerutu, aku melihat seseorang keluar dari  kelas kak jesika. Dia melihatku dan berjalan kearahku.

" ada apa, dek? Mau cari siapa?" Tanya dia padaku.

" oh itu kak, aku mau cari kak Jesika. Mau ambil buku."

" oh, Jesika? Bentar gue panggilin dulu." Jawabnya yang berselang lama meneriakkan nama Jesika.

" ini baru kakak kelas yang patut dicontoh." Gumamku.

" eh, Laura! Maaf ya belum sempet balikin buku. Kamu ada mapelnya hari ini?" Tanya kak Jesika sambil memberikan buku .

" iya, ini sih seharusnya udah masuk mapelnya." Jawabku.

" oh gitu? Ya udah cepetan gih balik! Btw, makasih ya?"  Ucapnya.

Aku mengangguk, lalu berjalan menuju kelasku dengan harapan belum ada guru yang masuk sebelum aku benar-benar sampai disana.

Dan dalam langkah kakiku, aku masih memikirkan cowok judes  yang kutabrak tadi. Benar-benar kakak kelas yang tidak ramah, tidak sopan, dan sangat menjengkelkan.

Itulah awalnya aku mengenal Alex, dengan replika yang sangat diluar dugaan. Aku bertemu dia dengan rasa kesal, Tapi itu yang membuatku semakin dekat kearah perseteruan di tahun 2017. Dia yang membuatku akhirnya menjatuhkan pilihan menyukainya hingga sekarang.

Beku yang dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang