Sony datang

18 5 0
                                    

" kamu diam, aku masih terima.
Kamu cuek? aku gak masalah.
Tapi dengar berita kamu memilih orang lain, sungguh aku langsung kecewa.
Kenapa harus aku yang hatinya dipatahkan?"
Laura




" hai, Ra!" Ucap Sony padaku.

Dia mendekat lalu ikut duduk disampingku.
" em, kamu habis pulang sekolah ada kegiatan tambahan nggak?" Tanya dia.

" seharusnya ada latihan futsal sih. Emangnya kenapa? Kak sony mau ngajak aku keluar?" Jawabku pelan.

" emang kalau aku ngajak kamu jalan, kamu mau?"

Aku menoleh lalu memalingkan muka.

" ya maksud aku, kamu kan ada latihan futsal jadi mana mungkin kamu ninggalin latihan terus ikut aku jalan." Ucapnya seperti nada menyindir.

Sebenarnya aku jengkel dengan Sony. Tepatnya dengan gaya bicaranya yang kurang diatur itu. Aku sama sekali tak suka nada bicara Sony yang sembunyi-sembunyi menyindirku. Tapi tidak lagi. Aku tak ingin membuat rasa jengkelku semakin jauh. Dia suka padaku  dan akan kuhargai itu, walau bukan itu yang aku mau.

" kalau kak Sony emang mau ngajak aku jalan, kenapa harus takut?" Tanyaku langsung pada Sony.

Dia menoleh, seperti orang gelagapan.

" ya kan aku tahu futsal penting banget buat kamu."

" jadi ngajak jalan gak nih?"  Ucapku sambari berdiri.

" oh jadi dong!" Sony menyusulku berdiri, lalu merapikan tasnya.

" aku mau ke kelas dulu." Ucapku yang sama sekali tidak melihat Sony.

" tapi, ini kamu terima ajakan aku kan?" Tanya Sony dengan agak teriak.

Nih anak gak tau diri banget sih? udah dikodein juga, masih aja gak peka. Dasar beruang kumbang!


" iya." Jawabku.

Aku pergi meninggalkan Sony yang entah bagaimana ekspresinya setelah mendengar jawabanku. Mungkin dia sudah  melompat 700 kali dari kursi, atau menaiki pohon mangga di taman sambil berjinjit. Entahlah sesenang apa dia. Yang jelas aku sih biasa aja.

                          *****

Sepulang sekolah

" kamu yakin mau jalan sama kak Sony?" Tanya Mia.

" iya lah." Jawabku singkat.

" kamu mau aja diajak jalan sama musang beracun !" Timpal Andien.

" ya gak pa-apa lah, sekali-kali aku mau refreshing keluar cari angin segar."

" kamu salah orang kalo gitu! Sony diajak refreshing, yang ada tambah puyeng kamu dimodusin."

" whatever! Lagian aku udah  bosen denger kata modusnya dia yang sok cool itu. Anggep aja lah aku lagi baik hati, terus mau nyenengi hati fansku."

Mia tersenyum nyengir, sedangkan Andien sedikit melongo dengan perkataanku.

" udah ya aku ditungguin kak Sony." Ucapku lalu pergi menemui Sony yang kufikir sudah berada di depan gerbang.

" hati-hati!" Kata Mia sambil melambaikan tangannya.

Sesampainya di gerbang, tak kulihat ada Sony disana. Mungkin dia masih di parkiran, atau sedang merapikan perlengkapan di kelas. Entahlah. Tapi aku tak mau ambil pusing memikirkannya. BODO AMAT!

" minggir woi!" Ucap seseorang sambil membunyikan klakson motornya.

Aku terkejut, sontak sedikit berteriak.

Motor itu berlalu, dengan si pengendara yang sama sekali tidak melihat ke arahku.

" dasar kecoa dingin !" Ketusku sambil mengacungkan kepalan tangan pada pengendara itu yang bukan lain adalah Alex.

~ tak lama Sony datang dengan motornya. Dia yang melihatku dengan ekspresi jengkel  itu langsung menanyakan ada apa? Dengan ku.

" enggak, gak ada apa-apa kok." Jawabku sambil menghela nafas.

Dia terdiam menatapku.

" jadi jalan enggak?" Kataku memecah lamunannya.

" oh? Iya jadi." Jawabnya bangun  setengah tidak sadar.

" ya udah, ayok!"


                          *****

Sony mengajakku jalan-jalan hari itu. Banyak hal yang kulalui bersamanya. Aku beli popcorn, pergi ke mall, makan bareng, beli ice cream, sampai-sampai aku dibelikannya boneka. Sungguh jika kalian yang ada di posisiku saat itu, kalian akan merasakan bentuk care-nya cowok yang romantis, sangat romantis. Dan aku cukup senang. Tapi tidak sepenuhnya bahagia. Entahlah, Sony melakukan banyak hal yang menyita waktuku untuk baper padanya. Aku tidak! Aku justru merasa sepi di tengah taman hiburan yang ramai.

" kamu suka bonekanya?" Tanya dia.

" suka." Jawabku pelan.

" aku seneng bisa jalan bareng kamu. Ya, walau sekarang kamu cuma nganggep aku sebagai kakak kelas."

Aku menoleh,
" maksud kak Sony apa?"

Dia berhenti, lalu menghadapku. Kini Sony berdiri tepat di depanku.

Aduh, moment sulitnya udah sampe. 😝😝😝
Udah ketebak ya, ntar lanjutnya mau gimana?
Oke, kalo udah pada tahu. Aku gak perlu njelasin lagi dong?

Tapi enggak sesempit itulah, tetap aku harus tulis gimana step by step kejadian ini😅  aku harap kalian enjoy baca kelanjutan ceritanya. 

Happy reading guys😊😊😊

Beku yang dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang