" saat aku mendengar
perkataan itu,
Ingin sekali kugampar wajahmu!
Beraninya kamu merenggut ungkapan cinta yang seharusnya diucapkan kak Alex padaku.
Dasar tukang modus!"
Laura****
" nih!"
Mia mengulurkan sebuah kotak kecil padaku.
" apaan?" Jawabku sambil menerima kotak itu.
" mana aku tau. Dari kak Sony tuh!"
" Sony?" Teriakku yang kaget mendengar nama Sony sepagi itu.
" mau apa lagi sih tu anak? Gak bosen-bosennya modus!"
" auah."
Aku berjalan menuju depan kelas, diikuti Mia.
" jangan dibuang!" Mia menyerobot lalu menangkis tanganku yang hendak melempar kotak hadiah pemberian Sony waktu itu.
" udah deh gak usah ngehalangi aku buat buang barang gak berguna ini." Jawabku sewot.
" aku tahu kamu kaya gini karena kamu lagi marah. Sekarang tenangin dulu fikiran kamu. Oke?"
Aku menghela. Mia menarikku lalu mengajakku duduk.
" buka!" Ucap Mia. Aku menoleh sambil mengerutkan jidat.
" apa?" Jawabku setengah heran.
" buka kotaknya! Kalo kamu gak suka sama Sony, seenggaknya kamu hargain dong pemberiannya."
" ogah!" Ucapku sambil memberikan kotak itu pada Mia.
" ya udah aku yang buka." Sambungnya sambil mulai menarik pita pembungkus kotak.
Aku diam, lalu memalingkan muka dari kotak sialan itu.
" eh, boneka?" Kata Mia seraya mengangkat isi kotak itu yang tak lain adalah boneka seperti yang telah dia katakan.
Aku menoleh, lalu melihat seonggok boneka beruang putih mungil di tangan Mia.
" nih, ada suratnya." Mia mengulurkan selembar kertas padaku. Aku mengambilnya, bukan karena aku ingin. Tapi karena aku tak mau bersikap tidak sopan atas pemberian orang. Gak etis lah kalau aku nolak secara kasar hadiah dari Sony itu. Toh dia beli juga pakai uang, sayang kan kalau dibuang?
To: Laura
By: SonyHei, Laura! gimana, kamu suka bonekanya?
Maaf ya, aku udah bersikap gak baik kemaren.
Aku tau kamu pasti marah sama aku.
Dan aku gak akan nyangka kalo endingnya bakal kaya gini.
Maafin aku ya, Ra?
Aku bener-bener minta maaf sama kamu.
Aku mau kita baikan kaya dulu. Aku gak bisa kalo kamu diemin aku terus.
Maafin aku ya?" aku pikir-pikir, kok malah aku yang jahat ya?" Ucapku sambil meletakkan surat dari Sony ke meja.
" kamu sih segitu marahnya sama kak Sony." Jawab Mia.
" terus aku harus gimana dong? Maafin dia gitu?"
" maybe."
Aku melirik Mia, lalu kembali memikirkan sikapku yang terlalu keras pada Sony. Dia memang menyukaiku. Dia juga sering modus. Tapi apa salah kalau dia jatuh cinta?
" lagian dia udah baik banget sama aku." Kataku pelan.
Mia mendekat lalu memegang pundakku.
" gak ada salahnya kalau kamu sedikit lembut sama dia."
Aku menoleh, tetap dalam keadaan diam.
****
Sepulang sekolah.
" Laura."
" kak Sony?"
" pulang bareng aku yuk!" Ucapnya yang sontak mengundang perasaan benciku hari lalu.
Aku diam, lalu kembali jalan.
" kamu masih marah sama aku? Ya udah aku duluan aja kalo gitu." Kata Sony yang hendak balik arah.
" enggak kok kak! Aku gak marah." Ucapku. Sony berbalik menatapku, dia tersenyum lalu berjalan cepat kearahku.
" bener? Kamu udah maafin aku?"
" hem."
" kalo gitu, Kamu mau dong aku anter pulang?"
Aku terhenti lalu menatapnya.
" kalo kamu gak mau gak pa-apa kok, aku gak maksa. Beneran!"
Aku tertawa geli menyaksikan wajah Sony yang padam ketika melihatku yang pura-pura akan marah.
" kakak gak perlu takut kaya gitu kali!"
" hehehe"
Aku dan Sony kembali berjalan dengan sisa ketawa yang belum sepenuhnya hilang.
" jadi anterin aku pulang gak nih?"
" hoh?" Sony kaget, lalu melongo setengah tidak percaya.
" jadi anterin aku pulang enggak?" Ucapku sekali lagi.
" iya iya jadi kok!" Jawabnya sedikit gugup.
Aku dan Sony berjalan menuju tempat parkir bersama. Tunggu tunggu! Aku baikan sama dia, bukan berarti aku udah mau ngebuka pintu hatiku buat dia ya? Tetap aja, aku gak suka sama dia! Aku maafin dia sebagai rasa kemanusiaan, itu aja. Gak lebih!
Hai...hai...!
Aku mau minta maaf nih, soalnya cerita pada chapter ini gak sesuai sama judulnya.
Judulnya kok "ditembak mati kali ah! " ? Tapi Disini gak ada adegan ditembaknya ya?. So, kalian tenang aja. moment itu udah aku siapin, di chapter yang selanjutnya.
Jadi tetep enjoy ya? Happy reading guys. 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Beku yang dingin
Romance"aku mudah membaur, aku mudah melupakan, bahkan aku punya satu keahlian yang tak semua orang punyai. yaitu mencintai. aku mudah menyukai seseorang, bahkan dalam hitungan menit atau jam. tanpa berfikir panjang, dan langsung membuat suatu simpulan." L...