Jadi, itu namanya aku suka dia?

28 6 0
                                    

"Kakak kelas yang memiliki kepribadian ganda,
Yang emosinya suka berubah-ubah,
Kuakui kamu hebat.
Kamu berhasil membuat aku terpanah
Dan memutuskan untuk berterus terang jika aku menyukai kamu" Laura

" Dasar cowok aneh!Kadang baik, kadang balik lagi jadi monster srigala. Yang bisanya sok-sok'an cuek." Ucapku sambil berbaring menatap langit-langit rumah.

" siapa yang kaya monster srigala ?" Tanya Tesa yang tiba-tiba datang.

Aku bangun dan berbalik menatapnya dengan malu. Apa? Jadi bang Tesa dengar ocehanku tadi? Jadi dia tahu dong kalau aku lagi mikirin kak Alex.

" siapa hayo?" Sambungnya setelah meletakkan nampan makanan di meja.

Tesa duduk disebelahku, lalu memegang tanganku.

" cowok ya?" Tanya dia.

Aku masih diam dan tertunduk.

" oh, jadi gak mau cerita ini? Main rahasia-rahasiaan? Oke!" Ucapnya terdengar mengancamku.

" bukan gitu." Ucapku lembut.

" jadi siapa yang berani bikin kamu ngomel pagi-pagi gini?" Kata Tesa membuatku terdiam seribu makna.

" itu tuh, kakak kelas Laura. judesnya minta ampun!" Jawabku.

" jadi judes apa cuek ini?"

" dua-duanya!."

Tesa tampak kaget mendengar reaksiku. Dia memandangkymu dengan tatapan aneh.

" oh iya?" Serunya sambil mengulurkan segelas air.

" kakak kepo deh!" Jawabku sambil memegang gelas.

" tuh kan wajahmujadi merah?"

Aku menunduk, berusaha bersikap biasa saja.

" udah ah, Aku mau ganti baju. Kakak keluar dulu ya! " Ucapku sambil mendorong punggung Tesa agar lekas keluar dari kamarku.

" Iya iya"

Tesa pergi, dan aku kembali sendiri. Masih dengan fikiran mengenai Alex.

Ampun deh, gara gara si judes itu kak Tesa jadi curiga yang enggak-enggak

" kenapa aku jadi mikirin dia sih?" Gumamku.

                           ****

Keesokan harinya, aku tidak pergi ke sekolah. Berhubung kakiku masih sakit, mungkin sekitar seminggu kedepan aku akan beristirahat di rumah. Akan sangat membosankan pikirku, tapi itu demi kebaikanku, agar pemuliahan kakiku berlangsung cepat.

" gimana kaki kamu, Ra? udah baikan?" Tanya ibu sambil meletakkan sepiring buah potong di meja kamarku.

" lumayan." Jawabku singkat.

" tadi Mia sama Andien telfon, katanya sih mau mampir nanti siang." Katanya lalu duduk disebelahku.

" oh iya? Bagus kalo gitu, aku jadi punya temen ngobrol. Bosen dirumah mainnya sama hp mulu"

" kak Tesa berangkat ke bandara nanti sore. Mau ikut nganter gak?" Tanya ibuku.

" iya. Nanti Laura ikut."

" yaudah, ibu ke dapur dulu ya."
Ibuku keluar dan aku masih termenung diatas kasur bagai balita yang sedang dikarantina gara-gara terkena virus cacar.

~~~

Siang itu Mia dan Andien menjengukku. Aku sangat senang mereka datang. Banyak hal yang kuceritakan pada mereka, terutama mengenai Alex yang menolongku di UKS, juga mengenai fikiranku yang tak pernah lepas dari cowok judes itu. Lalu bagaimana kata mereka?

Beku yang dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang