What do you say?

19 5 0
                                    

" apa yang dikatakan dia tidaklah penting.
Tidak untuk mengalihkan pikiranku dari kamu.
Atau membuatku tergugah untuk sedetik melupakanmu.
Tidak sama sekali!"
Laura




                          *****

" makasih ya kak!" Ucapku yang lalu membuka pintu gerbang rumahku.

" iya."

Sony perlahan pergi, dan tidak nampak lagi dari halaman rumahku. Dia baik, dan entah kenapa aku sudah tidak merasa risih setiap dekat-dekat dengan dia.

" dia baik, tapi kenapa aku gak bisa suka aja sama dia? Kenapa harus kak Alex?"gumamku.

Aku masuk. Rumahku sedang kosong hari itu. Sangat sepi. Ayah dan ibuku sedang keluar bersama. Dan aku? Hanya bisa bermalas-malasan di tempat tidur.

" dasar kebo!" Hinaku pada diriku sendiri.

Sejenak handphoneku bergetar, dan muncul notifikasi dari instagram.

" what? " ucapku kaget melihat sebuah foto.

Kubuka lalu kulihat dengan benar-benar teliti.

                          *****

Keesokan harinya.

" Ra, udah denger gosip hari ini belum?" Tanya Mia.

" apaan?" Sambungku yang masih terus berjalan menuju kelas.

" kak Decha upload foto sama kak Alex di IG."

" oh, itu? Aku lihat kok." Jawabku yang tanpa mengurangi kecepatan berjalanku.

" ya kalo mau upload si gak masalah, tapi gak usah pake caption sok mesra gitu lah!" Ucap Mia terdengar seperti mengolok-olok Decha.

" biarin aja. Lagian hak dia kok sebagai pacar kak Alex." Jawabku agak sewot.

Mia berjalan melaluiku lalu menghadangku dengan dua tangan telentangnya.

" kamu apaan si Mi?"

Mia menurunkan tangannya, lalu beralih melihatku.

" kamu bilang apa tadi? Pacar?"

" iya, Kenapa?"

" aku gak percaya kalo kak Decha itu pacaran sama kak Alex."

Aku berdecik, lalu melontar tatapan pada Mia.

" enggak gimana maksud kamu? Jelas-jelas  kak Decha udah ngeupload foto bareng kak Alex di IGnya. Pake caption mesra lagi . So? kamu masih gak percaya kalo mereka itu pacaran?"

Moodku sedang kacau hari itu. Semua perkataanku hanya berasal dari pemikiran otak, bukan dari hati. Dan sejujurnya aku mengatakan semua itu hanya karena sedang emosi saja. Aku sangat terkejut mendengar berita yang beredar mengenai hubungan Alex dengan Decha, kakak kelasku. Yang juga teman Alex.

" Ra?" Mia mendekat lalu memelukku.

" aku bahkan gak tahu aku bisa ngomong selepas itu." Ucapku pelan.

" aku yakin ini gak bener. Dan kamu juga harus yakin sama aku." Kulepas dekapan Mia sambil menyapu air mataku, lalu kembali menuju kelas.


                           ****

Sepulang sekolah aku tidak bertemu Alex, bahkan tidak untuk seharian itu. Tapi itu baik. Baik untuk suasana hatiku yang mendung saat itu. Alex membuatku patah hati untuk yang pertama kali hari itu. Dan itu cukup membuat moodku buruk.

" kamu gak latihan futsal?" Tanya Andien.

" iya, tumben?" Timpal Mia.

Aku menoleh, lalu tersenyum tipis.

" lagi males aja." jawabku

Mia melihatku seperti tahu apa yang kufikirkan saat itu. Dia memandangku yang mulai suram dan lesu.

" aku pulang dulu ya, udah di jemput." Ucapku yang lalu meninggalkan kedua sahabatku itu.

"Udah resiko kali ya? naksir kakak kelas yang cueknya minta ampun. Btw, mungkin selama ini kak Alex  bersikap dingin cuma buat jaga hubungannya sama kak Decha. Ya, itu udah cukup jadi opini aku buat patah hati."

Kalo inget yang itu, rasanya pengen nyesek deh😥.
Gak kebayang aja, harus berhenti disitu perjuangaanku.
Tapi enggak semudah itu aku nyerah!
akhir dari kisahku itu masih panjang! Gak secepet inilah Tamatnya!
Aku masih berperang melawan Alex dan kembali memperjuangkan perasaaanku loh!
Aku bukan cewek perfikiran sempit lah! Yang kalo sakit hati frustasi terus ujungnya bunuh diri. 😕Ih amit-amit! Moga aja enggak!🙏

Beku yang dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang