" aku bergetar seratus kali lebih kencang
Saat merisaukan kemarahan kamu yang segalak singa."
Laura" emangnya siapa sih yang asal dateng ke rumah gue?" Geritu Alex.
"siapa sih cewek itu ? " ucap Alex dari tangga sampai terdengar olehku.
Deeppppp......
" Aduhhhhh! Jantungku mau copot aja nih, kak Alex marah gak ya kalau tau aku yang dateng ke rumahnya?" Gumamku sambil menutup mata dengan kedua tanganku.
Perlahan kaki Alex semakin terdengar jelas dan nyaring.
Aduh... gimana ini?
" elo?" Ucap Alex sedikit berteriak karena terkejut melihatku.
Aku menoleh dengan terpaksa, lalu tersenyum kaku.
" mau apa lo kesini?" Tanya dia padaku.
" ini temennya mau jenguk kok malah dimarahin, gak sopan ah!" Ucap tante Dina yang datang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.
" dia bukan temen Alex." Jawab Alex dengan ketusnya.
" loh kok?" Decak tante Dina.
" gini tante... sebenernya saya itu..."
" adik kelas Alex." Jawab Alex langsung memotong pembicaraanku.
"Oh adik kelas ternyata? Wah hebat kamu, adik kelas udah perhatian aja sama kakaknya." Ejek tante Dina.
" ah tante bisa aja."
" em, tante tinggal dulu ya? Kaian ngobrol dulu."
Tante Dina masuk, disana tinggalah aku dan Alex dalam suatu ruang tamu yang terasa seperti di kulkas, dingin.
" kak Alex sakit apa?" Ucapku mencoba memulai percakapan.
" siapa yang suruh lo kesini?"
" nggak ada yang nyuruh kok, emangnya kalau mau jenguk orang itu harus nunggu perintah gitu?" Jawabku.
Alex diam. Dan aku mulai canggung.
" kak Alex gak suka saya dateng ya?" Ucapku pelan.
Dia masih diam.
" maaf ya kak, saya lancang. Tapi bener deh, saya gak ada niatan lain selain jengukin kak Alex. Suer!!!" Ucapku menegaskan bahwa kedatanganku bukan sekedar modus saja.
Dia melirik kearahku, lalu melepas lipatan tangannya itu.
" udah selesai?" Tanya dia.
" selesai apanya?"
" lo udah selesai jengukin gue kan? Yaudah pulang sana!"
Aku terdiam sejenak,
Dia ngusir aku? Wah ini sih pemaksaan! Hiksss!
" iya." Ucapku lalu bangkit dari tempat dudukku.
" oh iya kak, ini ada sedikit bingkisan dari saya. Semoga lekas sembuh ya kak?" Ucapku sambil mengulurkan sekeranjang kecil buah, lalu kuletakkan itu di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beku yang dingin
Romance"aku mudah membaur, aku mudah melupakan, bahkan aku punya satu keahlian yang tak semua orang punyai. yaitu mencintai. aku mudah menyukai seseorang, bahkan dalam hitungan menit atau jam. tanpa berfikir panjang, dan langsung membuat suatu simpulan." L...