ke rumah Alex

24 4 0
                                    

" aku gak perduli kalau harus berjalan jauh,
Asalkan di ujung tujuanku ada kamu."
Laura



Siang, panas, terik, dan bosan. Yups seperti itulah perasaanku diawal september. Tak ada niatan modus pada Alex. Tidak sekalipun.

" kak Alex gak masuk sekolah." Ucapku pelan pada Mia dan Andien.

" yang bener? Kenapa?" tanya Mia.

" katanya sakit." Ucapku lalu duduk dibawah pohon mangga samping perpustakaan.

" tengokin aja lah!" Ujar Andien.

" bener tuh!" Sambung Mia.

" enggak ah, mana berani aku?"

" harus berani lah! kesempatan itu gak dateng dua kali." Cetus Mia.

" bener tuh! kali aja kak Alex bakal terkesan sama perhatian kamu." Timpal Andien.

" ya,,, kalau orangnya tambah marah? Gimana?"

Aku berdiri menghadap sisi luar kelas Alex, lalu sedikit memikirkannya.

" enggak mungkin! Lagian, kalau orang sakit itu dijenguk malah seneng." Jawab Mia.

" udah optimis aja!" Sela Andien.

" ya udah deh." Ucapku pelan.

" ya udah apa?"

" ya, ya udah iya."

" gitu dong."

Aku bersiap untuk berangkat ke rumah kak Alex. Dan kalau kufikir- fikir, masa iya cewek ke rumah cowok sendirian? Gak cukup kenal pula. Kan namanya ganjen? 

" Bodo amat!" Gumamku.

Hari pukul 16.00

" yakin gak ya?, yakin gak ya?" Gumanku sambil melototi gerbang rumah Alex.

Aku masih berdiri disana, dan dalam keadaan diam.

" cari apa neng?" Tanya seseorang dari arah samping.

Aku menoleh, ternyata yang berbicara padaku adalah satpam yang menjaga rumah kak Alex. Dia berjalan kearahku. Kulihat namanya Broto, pak Broto.

" apa benar ini rumahnya kak Alex?" Tanyaku.

" iya benar. Neng ini temennya den Alex ya?" Tanya pak satpam padaku.

Aku sempat kikuk mendengar pertanyaan pak satpam yang menyebutkan apa aku temannya kak Alex.

" oh, iya." Jawabku yang tak mau ambil pusing.

" oh kalau gitu silahkan masuk neng." Sambungnya, lalu membukakan pintu gerbang padaku.

" makasih, pak." Ucapku pelan laku berjalan masuk. Dengan penuh gemetaran dan nafas pengap kuberanikan kakiku yabg mulai lemas masuk kesana. Sebenarnya aku grogi mau bilang apa kalau seandainya Alex bertanya mau apa aku kesana.

" huffff..... pede aja, Ra." Gumamku lalu memencet bel pintu rumah kak Alex.

Kok aku jadi grogi ya?

Tak berselang lama, pintunya terbuka.

Krekkkk...

" temennya Alex bukan?" Tanya seorang wanita padaku, dari pakaiannya sih seperti mamanya kak Alex. Semoga saja sih iya.

" iya, tante." Jawabku sambil bersalaman.

" saya ibunya Alex. Ayo, masuk!" Ucapnya.

Wanita berambut hitam kecoklatan itu adalah ibu dari kak Alex, yang dikemudian hari kuketahui namanya yaitu tante Dina. Tante Dina baik dan ramah padaku, terlebih setelah kak Alex sering mengajakku ke rumahnya di tahun 2017. Sejak itulah tante Dina kuanggap ibuku sendiri. Ehh....maksudnya ibu mertua😆. Hehehehe jadi kepengen kaya ku ya? :v

Aku dipersilahkan masuk dan sungguh mengejutkan. Rumah kak Alex ternyata lebih mewah dari yang kelihatan dari luar. Dekorasinya klasik full. Dan aku suka tema yang dipilih, coklat agak ke krem gitu. Kalem.

" Ini mah istana namanya." Gumamku.

" ayo, silahkan duduk." Ucap tante Dina.

Aku duduk bersamaan dengan tante Dina.

" kamu namanya siapa?"

" Laura, tante."

" ada apa kemari? Mau nengokin Alex ya?"

Aku berfikir sejenak, apa tante Dina mengira aku ini  teman kak Alex?

" oh iya tante." Jawabku pelan.

" Alexnya lagi di kamar. Bentar ya tante panggilin."

Tante Dina pergi, menanggil kak Alex katanya. Sedangkan aku duduk sendiri dengan kegugupan dan ketakutan luar biasa.

" mau ngomong apa aku sama kak Alex?" pikirku.



Tak berselang lama judengar suara hentakan kaki dari tangga. Sudah kuduga itu pasti tante Dina yang sudah membawa kak Alex.

aduhhh gimana nih???

" siapa sih cewek itu ? " ucap Alex dari tangga sampai terdengar olehku.

Deeppppp......

" Aduhhhhh! Jantungku mau copot aja nih, kak Alex marah gak ya kalau tau aku yang dateng ke rumahnya?" Gumamku sambil menutup mata dengan kedua tanganku.


Beku yang dinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang