Langkah demi langkah Adam berjalan menuju kamar Maya
Setelah sampai di kamar Maya tanpa berfikir panjang Adam langsung membuka pintunya
"Maya!" serunya saat melihat Maya yang terbaring lemas di kasur
Maya langsung melihat ke arah Adam dengan mengerutkan alisnya
"Waalaikumsalam!" jawabnya
"eh iya lupa Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah Maya menjawab salam dari Adam tiba tiba Ibu datang
"Assalamualaikum" salam Ibu
"waalaikumsalam"
"nih minumnya Dam"
"iya Bu, sini biar Adam yang taruh di atas meja" jawab Adam
Lantas Ibu langsung memberikan mimunnya pada Adam
"eh Dam duduk dulu!" suruh Ibu
"iya Bu"
"jadi kamu gak kuliah?" tanya Ibu
"uumm.... udah pulang Bu"
"udah pulang? Cepet banget, ini aja baru jam 10 biasanya kan sore"
Gumam Maya"oohh...."
Mereka berbincang bincang hangat dan pelan pelan Adam mulai dekat dengan Ibu
"maaf Bu" kata Bibi yang tiba tiba datang
"eh Bibi bikin kaget aku aja" ujar Maya
"hehehe.... Maaf non"
"ada apa Bi?" tanya Ibu
"ada tamu di luar Bu"
"tamu?"
"Iya Bu"
"oh ydh nanti sy turun sebentar lagi"
"iya Bu"
Setelah mengatakan itu Bibi keluar dari kamar dan melanjutkan pekerjaannya
"Adam Ibu turun dulu" ujarnya
"iya Bu"
"jangan mecem macem"
"hehe... Iya Bu"
Setelah berbicara pada Adam Ibu pergi ke bawah untuk melihat tamu yg datang
"kamu sih gak istirahat istirahat" ujar Adam setelah Ibu pergi
"hah?" jawab Maya
"iya karna kamu kurang istirahat sekarang jadi sakit"
"yah.... Gimana?"
"ydh sekarang kamu harus banyak istirahat"
"iya"
Ibu berjalan dengan rasa penasaran.
Setelah sampai dibawah Ibu langsung mendekati seorang pria dengan pakaian yang rapih."hey!..." ujar Ibu kaget
"assalamualaikum tante" jawab pria itu
"waalaikumsalam"
"Tante Maya nya ada?"
"ada, tapi kamu siapa?"
"oh iya maaf Tante saya lupa"
"lupa apa?"
"jadi saya Rangga temennya Maya"
"Maya? Tapi saya gak pernah liat kamu?"
"iya Tante, saya sebenernya pernah nyelamatin Maya, dan dari situ kami temenan"
"emang Maya kenapa?"
"waktu itu Maya hampir di rampok, tapi untung saya datang tepat waktu"
"yah allah, Maya gak pernah cerita klo dia pernah hampir dirampok"
Rangga hanya tersenyum dengan manis
"makasih yah Rangga"
"iya Tante"
"oh iya Tante emm... Saya ke sini mau ajak Maya""kemana?"
"ngajarin saya ngaji"
"astaghfirullah hal adzim" kaget Ibu
Ibu berfikir "di jaman ini masih ada yg blm bisa ngaji?" ujarnya dalam hati
"kanapa Tante"
Ibu diam dengan wajah gak percaya sambil menggeleng gelengkan kepalanya
"benar benar hampir kiamat dunia ini, manusia yang nanti nya akan jadi imam tapi gak bisa ngaji?" gumamnya dalam hati
"Tante kenapa?"
"hah?...."
"Tante kenapa?"
"gpp ko"
"oh iya Maya nya lagi sakit""sakit Tante?"
"iya"
"bentar Tante panggilin Maya dulu""eh gak usah Tante"
"udah gak apa apa, kamu pasti mau ketemu Maya kan?"
"tapi Tante"
"udah kamu tunggu sini aja."
..........
Setelah lama menunggu Rangga mulai agak bosan karna sepertinya Ibu menceritakan kepada Maya hal hal yg Ibu ketahui dari Rangga saat berada di bawah tadi
"uhh.... Emang yah nunggu itu gak enak"
"kesabaran kita akan di uji saat menunggu kadatangan seseorang"
"hah?" Rangga terkejut setelah mendengar kata kata Bibi, dia langsung menatap Bibi
Terlihat dari arah dapur Bibi yang sedang membawa nampan berisi sirup yg dia buat untuk Rangga
Rangga hanya menahan tawanya dengan menutup mulutnya
"hehe... Maap yoh Den Bibi keceplosan"
"kayanya Bibi lagi galau nih"
"iya nih Den, masa woh Bibi teh nunggu 1 tahun tapi dia nya teh gak deteng"
"masa sih Bi"
"iyo Den, dia bilang katanya dia jemput Bibi disini, tapi dianya teh gak dateng, Bibi kan jadi sakittttt..... Gitu Den"
"emang pacar Bibi siapa?"
"itu loh satpam rumah sebelah"
Tawa Rangga hampir tidak bisa dia tahan lagi karna Bibi mengakatan hal itu
"ih... Den Rangga mah malah ketawa ih"
"maaf Bi maaf"
"ydh atuh nih ah minumnya"
"iya Bi taruh di situ aja"
.
.
.
.
.
.
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam (TAMAT)
Romance"Makasih karena lu, gue tau arti cinta yg sebenarnya,makasih juga karena lu, udah rubah sikap gue,makasih karena lu, selalu sabar hadapin gue, lu tuh bentuk terindah yg tuhan berikan ke gue,lu udah bisa nyinkirin ego gue dari gue. sekali lagi gue be...