⛅siapkah?⛅

3.2K 145 25
                                    

Ketika kalian tertawa aku pun tertawa, jangan ada air mata di antara kalian karena itu akan membuatku menangis juga. Jangan berfikir kalau aku sendiri aku punya kalian yang selalu ada buat aku.
Setiap kalian kangen aku kalian lihatlah bintang-bilantang, aku adalah salah satu dari ribuan bintang yang ada di langit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai guys maaf yah kalau jarang upload🙏 ini aku upload kok

##

   Sebelum menulis surat untuk Maya, aku menyempatkan diri untuk menghibungi keluarganya, entahlah aku benar-benar takut pada bang Ali:'(

Yang ada di fikiranku saat ini adalah sahabatku Maya. Aku agak terburu-buru untuk menghabiskan makanan ini karena mengkhawatirkannya dan lumayan lama kami di luar.

"udah yuk, kita balik keRumah Sakit" ujarku

"tunggu, aku mau jus manggahnya" jawab Uus

"yaudah cepet!"

"cepetan kek, Maya kasian diRumah sakit sendirian!" tambah Adam

"sabar napa!" sela Reza

"yaudah-udah cepetan!"

"Bil, mau jus juga?"

"enggak Us kamu aja"

Setelah selesai dengan beribu-ribu urusan Uus, akhirnya kami kembali kepada tujuan kami yaitu Rumah sakit.
Betapa terkejutnya kami ketika melihat keluarga Maya.

"tante" tiba-tiba bibirku mengucapkan itu dan membuat semuanya melihat ke arahku.

********************************

Bang Ali langsung melihat ke arah sahabat-sahabat Maya ini.
Bundany Maya, berlari untuk memeluk sahabat perempuan, Maya sambil menangis.

"Billa, Uus" ujarnya sambil menangis.

"tante" kata Billa.

"tante kenapa nangis? Maya ada didalam, dia baik baik saja, tidak perlu menangis" Uus, mulai menenangkan suasana.

"Maya ....... Maya" kata-katanya terputus-putus karena tangisan yang bunda Maya keluarkan.

"Maya kenapa tante?" sontak, Billa terkejut mendengar ujaran bunda Maya.

"Maya koma! Ini semua karena kalian! Seharusnya kalian tidak membawanya ke sini! Lihat! kini dirinya terbaring lemah di kasur Rumah Sakit ini! Jika Maya kenapa-kenapa aku tidak akan memaafkan kalian!" sela bang Ali

Ketakuatan yang selama ini Billa pendam akhirnya terwujudkan. Mendengar ucapan bang Ali_ keempat sahabat ini hanya terpaku diam dengan kepala tertunduk.

"ini bukan salah mereka Ali, ini takdir Allah" jawab ayah Maya dengan bijak.

"tidak! Ini salah mereka! Andai saja mereka tidak mengajak Maya ke sini pasti ini tidak akan terjadi!"

"sudahlah Ali" sela ibu.

Di tengah perdebatan ini dokter Gibran berserta beberapa suster keluar dari kamar, Maya.

Cinta Dalam Diam (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang