Wendy POV
Setelah sampai rumah sakit, Aku dan Kak Dyo berlari kearah ruang ICU. Tadi, saat diperjalanan Mommy menelpon ku dan berkata bahwa Kak Naeon sudah dipindahkan ruangannya.
Benar tidak masuk akal, mengapa semua ini begitu cepat terjadi. Tadi pagi, bahkan kak Naeon masih menjahili ku yang berakhir dengan teguran Daddy. Tetapi saat ini, aku hanya menemukan kak Naeon yang terbaring di kasur rumah sakit dengan banyak selang terpasang ditubuhnya. Aku langsung memeluk Mommy, saat itu juga air mataku tumpah tak bisa kutahan lagi.
"Kakak mu pasti kuat. Kita berdoa sama sama buat dia ya?"
Ujar Mommy sambil mengelus punggung ku.Aku menggeleng dipelukannya, lalu kupeluk lebih erat lagi Malaikat ku ini, "Gimana ini bisa terjadi Mom? Apa yang terjadi sama kak Naeon?"
Lalu kurasakan Daddy memeluk kami, sungguh apa yang Tuhan persiapkan hingga kami mendapatkan ujian seperti ini?
"Kakak mu korban tabrak lari. Polisi sedang menyelidiki, kamu tenang aja ya? Kita berdoa agar kakak mu bisa melewati masa kritisnya!" Ujar Daddy dengan merenggangkan pelukannya.
Aku pun melepaskan pelukan, dan tubuhku langsung dibimbing untuk duduk disofa tunggu ruangan ini.
Sejenak aku melupakan keberadaan Kak Dyo. Laki-laki itu sangat pengertian. Dia tidak berbicara apapun membiarkan kami saling menguatkan terlebih dahulu.
"Dyo, duduk sini Nak," ajak Mommy menepuk sofa kosong disebelahnya.
Kulihat Kak Dyo menggeleng lalu dia berkata "Tante, Om saya permisi untuk pulang aja. Besok pulang kuliah saya kesini lagi," ujarnya sambil matanya melirik kearahku.
"Yaudah kalau gitu nak, hati-hati dijalan,"
"Hati-hati Dyo, terima kasih sudah antar Wendy," ujar Daddy.
Kak Dyo tersenyum lalu dia beranjak, aku pun mengikutinya dari belakang untuk mengantarnya keluar.
Dia tersenyum kearahku, aku hanya menatapnya saja tiba-tiba dia memelukku sambil mulutnya berbicara menyuruhku untuk sabar dan semangat melewati keadaan ini. Sungguh aku merasa sangat beruntung memilikinya saat ini, laki-laki yang sama berharganya dari Daddy dan kak Naeon.
"Aku pulang dulu ya, jangan nangis lagi bang Naeon pasti kuat kalau orang disekitarnya kuat. Jangan lupa saat waktu kunjungan ajak bang Naeon bicara ya, karena itu berpengaruh juga untuk cepat sadar. Ah, jangan lupa cerita ke kakak mu kalau kita sudah pacaran. Dia yang paling semangat sama hubungan kita loh, seharusnya pagi tadi kita jujur sama dia biar dia orang yang pertama tau hubungan kita, hmm nasi sudah menjadi bubur," ujar Kak Dyo sambil memegang bahuku.
Aku cemberut, seketika air mataku menetes mengingat benar bahwa kak Naeon lah yang paling gempar menjodohkan aku dengan kak Dyo.
Tangan Kak Dyo menghapus air mataku, lalu dia kembali memelukku membiarkan aku menangis di dadanya. Aku membalas pelukannya, rasanya sedikit berbeda saat dipelukannnya. Sangat nyaman, hingga rasanya enggan untuk melepasnya.
"Sudah ya, jangan pikirin apa-apa dulu. Apalagi soal Seulgi, nanti setelah masalah ini selesai baru kita pikirin jalan keluarnya, aku yakin dia akan ngerti,"
"Iya, Kakak hati-hati. Makasih udah ngertiin Wendy, kak,"
"Sudah tugas aku, sayang,"
Blush.
Pipiku menghangat ketika ucapan itu keluar dari mulutnya. Ah masih saja dia membuat ku seperti ini disaat seperti ini.
"Aku pulang dulu ya, jangan lupa makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tender Love | Do Kyung Soo X Son Seung Wan(selesai)
Fanfiction"Aku punya masa lalu kelam, kalau Kakak gak siap lebih baik aku peringatin untuk Kakak mundur. Aku cuma gak mau Kakak ikut ter一" laki-laki itu menaruh jari telunjuknya pada bibir sang perempuan untuk menyuruhnya berhenti berbicara. "Aku terima kamu...