Entah rasa bersalah atau karena mengingat hal yang ingin dilupakan, Wendy kembali menjadi dirinya dengan pandangan yang kosong. Namun juga tidak menangis. Tak ada ucapan dari orang lain yang masuk dalam kepalanya.
"Jangan buat aku takut Wen," ujar Dyo pelan.
Setelah mengetahui hal tadi, Dyo segera mengajak Wendy untuk membawanya ke hotel dekat acara diadakanㅡtentu dengan izin kedua orang tua mereka.
Dan disinilah mereka berada, Wendy duduk di sofa dengan Dyo yang disampingnya berhadapan dendan Wendy.
"Dia bahkan gak berniat menyakiti kamu. Jangan merasa bersalah dengan ucapannya,"
"Kamu gak sendiri sekarang, ada aku sayang. Kamu punya aku Wen, jangan seperti ini,"
Wendy menatap mata Dyo dalam.
"Kamu gak sendiri," ujar Dyo dengan penekanan pada setiap kata.
Setelah ucapan itu, air mata Wendy meluruh jatuh mengenangi genggaman tangan mereka berdua.
"Aku gak bersalah kak," ujar Wendy seperti bisikan, yang mana hanya Dyo yang bisa mendengarnya.
Dyo mengangguk dan tambah mengeratkan genggamannya.
"Kamu sama sekali gak salah sayang, mereka pun tidak menyalahkan kamu. Jangan kayak gini ya?"
Wendy mengangguk, lalu dia menaruh dagu nya pada pundak Dyo. Dan Dyo membiarkan Wendy pada posisi nyamannya, walau lututnya kini sudah pegal karena posisinya yang mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Wendy.
Flashback
"Kamu, penyebab meninggalnya anak saya kan?" Ujar ibu Hyejin.
Dyo yang paham situasi langsung sigap melindungi Wendy dibelakang tubuhnya. Takut terjadi sesuatu.
"Ehㅡmaaf bukan maksud saya. Aduh,,pah gimana ini?" Ibu Hyejin menyenggol suaminya karena tau ucapannya yang salah.
"Maaf Dyo dan ... kamu Wendy ya?"
"Iya om, dia Wendy. Jadi sebenarnya kalian orang tua Sejoo?"
"Iya, betul. Syukurlah Tuhan mempertemukan kami. Saya sempat mencari-cari informasi tentang kamu, Wendy. Tapi, karena ingin membersihkan nama baik keluarga kami, dengan terpaksa kami harus pergi keluar negri untuk sementara waktu. Dan sekarang, karena kamu ada disini boleh kami bicara?" Ujar ayah Hyejin agar Wendy berhadapan dengan mereka.
Mau tak mau Wendy pun menuruti perintah itu.
Hyejin menatap kearah Wendy, entahlah lidahnya kelu. Tak menyangka bahwa korban dari keegoisan alm. Adiknya kini ada dihadapannya, jujur Hyejin sempat membenci Wendy dengan fakta perempuan itu adalah penyebab kematian adiknya, tapi setelah tau karena polisi yang menangani kasus adiknya datang kerumahnya brberapa tahun silam dan menjelaskan dia sempat menyesal kenapa adiknya meninggal tanpa hukuman, dan keluarganya pun sedikit berhutang karena keluarga Wendy yang menutup kasusnya.
Ibu Hyejin pun mulai bicara, "Kami minta maaf atas nama Sejoo, sebelumnya maaf karena tidak bisa meminta maaf secara formal. Kami tau kesalah yang dibuat anak kami itu tak bisa dimaafkan, tapi izinkanlah kami meminta maaf. Karena jujur, Sejoo yang seperti itu karena ulah kami yang kurang memperhatikan dia karena sibuk masing-masing, dia menjadi suka membawa wanita berbeda kerumah dan kami hanya membiarkannya, pernah sesekali dia pulang dengan keadaan mabuk dan selalu menyebutkan kalau dia mencintai kamu sambil memecahkan barang yang ada disekitar dia jugaㅡ"
Belum sempat penjelasan itu selesai, tapi tubuh Wendy sudah bergetar ditambah keringat yang mulai muncul disekitar dahinya. Bersamaan dengan itu keluarga Wendy datang, dan panik melihat anaknya yang kembali dengan keadaan seperti dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/139933845-288-k771610.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tender Love | Do Kyung Soo X Son Seung Wan(selesai)
Fanfiction"Aku punya masa lalu kelam, kalau Kakak gak siap lebih baik aku peringatin untuk Kakak mundur. Aku cuma gak mau Kakak ikut ter一" laki-laki itu menaruh jari telunjuknya pada bibir sang perempuan untuk menyuruhnya berhenti berbicara. "Aku terima kamu...