Dean yang tadinya bercerita kepada teman-temannya seketika diam. Bukan hanya Dean yang diam membisu. Andrew,Bryan, dan Gerald pun juga ikut bisu.Raka menghampiri teman-temannya. Kantung kresek yang tadi ia tenteng kini ia letakkan di atas nakas samping tempat tidurnya. Ia ikut duduk di samping Dean.
“Bisa lo jelasin De? Yang lo maksut dia itu siapa?” tanyanya dengan mata yang tajam menelisik.
Saat Raka ingin berbicara, tiba-tiba ada suara yang mereka kenali memotong pembicaraan mereka.
“Para fans lo kali" ujar Senja.
Ya. Orang itu adalah Senja. Bagaimana Senja bisa tepat waktu berada di sini? Hal tersebut karena Andrew diam-diam mengirim chat kepada Senja. Jarak rumah Senja dan Raka yang tidak terlalu jauh membuat ia bisa cepat sampai ke rumah
Raka sebelum Raka mengetahui semuanya.Raka mengangguk. “Terus kenapa sampek nangis?”tanyanya dengan kening berkerut.
Senja berjalan ke arah Raka. Ia juga mengambil tempat duduk di samping Dean.
“Patah hati mungkin”jawabnya.
Untuk sekarang Andrew dkk bisa bernafas lega. Untunglah Senja datang tepat waktu membuat mereka tidak usah banyak-banyak mencari alasan yang masuk akal sehingga membuat kepala mereka pusing.
Senja melemparkan tatapan membunuh ke arah Dean dkk.“Rak boleh minta tolong gak? Tolong ambilin air dingin di dapur dong”pinta Senja.
Raka mengangguk mengiyakan permintaan Senja. Ia beranjak dari duduknya dan meninggalkan kamarnya untuk mengambilkan air di dapur untuk Senja.
“Alhamdulillah udah pergi” ucap Dean menghela nafas panjang dengan mengelus dadanya.
“Hooh” ujar Bryan. “Btw lo kok bisa ada di sini sih Nja?” lanjutnya penasaran.
“Di line sama si Andrew”jawabnya.
“Wah hebat” Gerald mengacungkan jempol ke arah Andrew yang di balas senyum penuh kebanggaan olehnya.
“Oh iya. Lo berempat udah tau kan? Tapi gue mohon jangan sampai Raka tau semua ini”mohon Senja.
“Loh kenapa gitu?” tanya Andrew dengan wajah yang tak terima. Bagaimana pun juga, Senja sudah menjadi seperti adiknya sendiri.
“Iya kenapa nja? Lo bisa nyakitin perasaan lo kalau lo mendem rasa lo ke dia”tambah Bryan.
“Biarin dia sadar dengan sendirinya. Jangan sampai ada yang ngasih tau. Karena gue percaya, cepat atau lambat dia bakal tau dengan sendirinya”ujar Senja dengan mantap.
“Kalau lo ngerasa udah gak kuat. Lo bisa bilang ke kita. Lo udah kita anggep jadi adik kita sendiri”ujar Dean.
Senja mengangguk.
“Jangan jatuh terlalu dalem. Lo bisa tenggelam sama rasa yang lo ciptain sendiri buat dia”ujar Gerald.
“Bahkan gue udah jatuh terlalu dalem, sampek gue gak bisa buat liat mana yang bisa gue rengkuh mana yang harus gue lepas”balas Senja dengan nada suara terdengar putus asa.
Andrew dkk hanya menatap Senja dengan Sendu. Mereka sangat tahu bagaimana perasaan Senja saat ini. Bahkan mereka bisa merasakan yang dirasakan oleh Senja. Mereka tau bagaimana rasanya tersakiti oleh perasaan yang terpendam. Perasaan yang terkutuk yang membuat seorang yang kuat menjadi lemah hanya karena cinta.
❤
Senja tengah terlentang di kamarnya. Ia masih memikirkan bagaimana cara agar besok ia tak berangkat dengan Raka.
“Lagi apa dek?” Surya masuk ke dalam kamar Senja. Ia tampak sangat keren dengan celana lepis selutut dan kaus hitam oblong.Ia menghampiri Senja yang masih terlentang di atas ranjang.
“Lagi mikirin utang”jawab Senja asal-asalan.
Surya mendengus kesal. Ia mengacak pelan rambut adik perempuannya tersebut dengan gemas. Surya memang sangat menyayangi Senja. Maklumlah, ia pulang hanya beberapa bulan sekali. Selebihnya ia harus ke luar negeri untuk melanjutkan studynya.
Ia sangat memanfaatkan waktu dengan baik . karna dia tahu. Senja pasti kesepian. Orang tua yang sibuk mengurus bisnis membuat Senja dan Surya kehilangan waktu dengan orang tua.
Senja mendudukan tubuhnya.
“Bang nyanyi-nyanyi yuk. Suntuk gue gini terus”ajaknya.
Surya mengulas senyum.
“Oke bentar, gue ambil gitar gue dulu” Surya meninggalkan kamar Senja untuk mengambil gitar di kamarnya. Tak lama kemudian Surya kembali dengan tangan yang memegang gitar berwarna coklat tua. Itu adalah gitar kesayangannya.
Ia berjalan ke arah balkon diikuti Senja di belakangnya.
Surya duduk di salah satu kursi yang berjejer di balkon milik Senja. Diikuti Senja yang juga duduk di kursi sampingnya.“Mau lagu apa?” tanya Surya.
“Lost star-nya Adam Levine”jawab Senja.
Surya mulai memetik satu persatu senar gitarnya yang menimbulkan alunan nada yang indah untuk di dengar.Please don't see just a boy caught up in dreams and fantasies
Please see me reaching out for someone I can't see
Take my hand let's see where we wake up tomorrow
Best laid plans sometimes are just a one night stand
I'd be damned Cupid's demanding back his arrow
So let's get drunk on our tears and
God, tell us the reason youth is wasted on the young
It's hunting season and the lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars, trying to light up the dark?
Surya mengakhiri lagu tersebut dengan petikan nada yang indah.
❤❤❤
Update malam mingggu nih. Biar bisa nemenin yang jomblo. 😝
Yang jombl jangan keluar nanti menuhin jalan😝Ini Surya
Untuk informasi update kalian bisa cek atau dm di instagram @hstiwrdn_ ya😊 jangan lupa di follow juga :)TBC❤

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (COMPLETED)
Teen Fiction(Beberapa chapter di privat! Follow dulu sebelum baca!)❤ "Bagaimana rasanya jika kalian menyukai sahabat kalian sendiri??" -Senja Adisinta Natanegara "Sahabat ya sahabat pacar ya pacar. yang namanya sahabat gak akan pernah bisa jadi pacar!" -Raka Ju...