KELUARGA

2.2K 114 0
                                        

Senja masih saja memantulkan bola basket tersebut dengan amarah. Sepulang sekolah tadi ia pulang dengan ojek online. Ia juga belum mengabari kakaknya Surya bahwa ia tidak langsung pulang. Pikirannya masih kalut dengan masalah tadi di sekolah.

Ia tak habis pikir, bisa-bisanya Raka membentaknya di depan umum dan itu hanya karena Sisi. Sebenarnya, ia bisa menerima jika marahnya karena Sisi. Tetapi, yang tidak ia bisa terima mengapa harus dibentak di depan umum?

Senja kembali memantulkan bola basket tersebut dan berusaha memasukannya dengan kasar.

Dak

Bola tersebut masuk. Senja terduduk di tengah-tengah lapangan basket yang biasa ia kunjungi dengan Raka tersebut. kakinya ditekuk serta kepalanya menunduk.

“Maaf nja” tiba-tiba suara yang sangat Senja kenal masuk ke pendengarannya.
Senja mendongakkan kepalanya dan terlihatlah Raka yang berdiri di depannya dengan membawa bola basket yang tadi ia mainkan. Senja beranjak berdiri meninggalkan Raka. Namun baru beberapa langkah tangannya sudah dicekal oleh Raka.

“Apa lagi sih?” tanya Senja setengah berteriak.

“Maafin gue, gue tau gue salah. Gue minta maaf” Raka menyatukan kedua telapak tangannya tanda meminta maaf.

Senja tetap tak peduli. Pikirannya masih kalut. Emosinya juga tak menentu. Lebih baik ia pergi dari pada harus memaki Raka yang akan menambah daftar dosanya nanti.

Senja berjalan meninggalkan lapangan tersebut. lagi-lagi langkahnya dihentikan oleh Raka yang berdiri tepat di depannya. Ia melebarkan kedua tangannya.Raka menghadang Senja agar tidak bisa lewat

“Maafin gue sekali lagi ini aja nja. Masa lo tega gak maafin gue” Raka memasang wajah melas dengan menunjukan puppy eyes nya. Bukan Senja namanya jika luluh begitu saja.

“Enak banget lo ngomong. Bikin salah minta maaf, bikin salah minta maaf. Stok maaf gue udah abis. Belum gue isi. Nanti kalau udah gue isi lo bisa minta maaf lagi” Senja menjawab dengan asal-asalan dan melenggang pergi meninggalkan Raka yang masih berdiri di lapangan basket mereka.

👑

Pukul lima sore Senja menginjakkan kakinya di halaman rumahnya. Ia tadi pulang dengan ojek online. Mata Senja tertuju pada satu mobil yang amat ia kenali yang sudah terpakir rapi di depan rumahnya.

Ia berjalan dengan tergesa-gesa. Begitu ia membuka pintu rumahnya suara tawa langsung masuk ke gendang telinganya. Ia segera menutup pintu dan berjalan ke ruang tamu. Senyuman yang sejak di sekolah sekarang terbit begitu saja.
Ayah dan Bunda Senja sudah pulang.

“Ayah.. Bunda” Senja menghambur ke pelukan orang tuanya. Ia amat merindukan orang tuanya. Maklum saja pekerjaan orang tua Senja mengharuskannya untuk meninggalkan keluarga dan jarang pulang. Namun orang tuanya tetap memantau lewat Bi Surti. Pembantu yang ada di rumahnya.

“Senja kangen banget sama Ayah sama Bunda” Senja mengambil tempat duduk di tengah-tengah orang tuanya.

Ayah Senja terkekeh pelan. “Ayah juga kangen sama princess satu ini” Fikri. Ayah Senja mencubit pipi putrinya dengan pelan. Senja mengerucutkan bibirnya.

“Kemana aja sayang baru pulang?” Rani. Bunda Senja mengusap pelan rambut Senja.

“Tadi main dulu ke lapangan basket tempat biasa”jelas Senja. Ia menyenderkan kepalanya ke bahu Rani. Rani mengusap pelan rambut Senja dengan penuh kasih sayang.

“Kemarin gue pulang gak di peluk-peluk gak dikangen-kangenin. Giliran Bunda sama Ayah pulang aja manja” Surya tiba-tiba datang dengan tangan yang membawa snack milik Senja yang disediakan di kulkas.

“Ih abang. Snack gue kok dimakan. Kan itu punya gue” Senja merebut snack tersebut dengan sewot.

“Dasar adik durhaka. Pelit sama abang sendiri. Ntar kuburan lo sempit tau rasa lo” Surya mendudukan tubuhnya di salah satu sofa yang ada di dekat orang tuanya.

“Bodo amat wlee” Senja menjulurkan lidahnya. Tingkah mereka berdua membuat Fikri dan Rani terkekeh geli melihatnya. Dua anaknya itu jika dekat bertengkar giliran pada jauh kangen-kangenan.

“Kalian berdua itu ya. Kalau deket aja marahan giliran yang satu ninggalin yang satu nyariin” Fikri terkekeh kecil.

Tawa mereka pecah kecuali Surya dan Senja yang masih memasang wajah tidak bersahabat satu sama lain.

“Namanya juga saudara yah” sahut Rani.
Senja kembali duduk di tengah-tengah orang tuanya.

“Lagian bang Surya. Masa enak-enak tidur di guyur sama air. kan nyebelin kalau kayak gitu” Senja memberengut dan melemparkan ciki-cikinya dan mengenangi kepala Surya membuat Surya melemparkan tatapan tajam ke arah Senja.

“Senjanya juga tidur tapi gak bangun-bangun. Masa cewek udah siang gak bangun malah ngebo. Mentang-mentang hari libur jadi ngebo. Ya udah disiram biar melek tuh” Surya ikut-ikutan mengadu pada orang tuanya.

“Biarin kan capek sekolah mulu.Otak dibuat mikir mulu. Harusnya otak itu harus diistirahatin biar gak konslet”

“Kalo otak lo oke gak papa. Nah nilai lo aja gak mending” Senja yang kelewat kesal berjalan ke arah Surya dan membungkus kepala Surya menggunakan wadah snack yang tadi sudah habis.

“Eh bolot, lepasin gak bisa nafas gue” Senja tertawa dengan keras. Surya yang kesulitan bernafas langsung memukul tangan Senja yang memegang kepalanya. Setelah bungkus snack tersebut lepas dari kepala Surya, ia menatap adiknya dengan tajam. Yang ditatap tajam hanya membalas dengan cenggiran khas.

Senja segera melarikan diri dari Surya dan jadilah kejar-kejaran mereka.

***
Gimana buat part ini? Enaknya Raka dimaafin apa nggak nih?
Jangan lupa buat follow di IG aku ya buat info lengkapnya. Kalian bisa tanya-tanya di situ. (@hstiwrdn21_)

Nean

TBC❤SALAM❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
SALAM

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang