SHOCK

2.1K 109 0
                                        


Seminggu sudah berlalu. UNBK juga sudah selesai. Sekarang anak-anak kelas XII bisa bernafas lega. Dua minggu lagi pensi akan diadakan. Sementara acara lomba-lomba akan diadakan seminggu sebelum pensi. Lebih tepatnya besok lomba-lomba akan dimulai.

Anak-anak OSIS sedang disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dari menyiapkan alat-alat lomba, hadiah-hadiah dan masih banyak lagi. Senja dan Nean tengah sibuk keliling di mall untuk membeli keperluan untuk lomba. Sebenarnya Neanlah yang ditugaskan untuk membeli keperluan tersebut, tetapi karena Nean tidak ingin jalan sendiri ia memutuskan untuk mengajak Senja. Troli belanja mereka juga sudah hampir penuh dengan keperluan-keperluan untuk lomba.

"Ini yang kurang apa lagi an?"

"Apa ya? Bentar gue liat catatan di hp gue" Nean merogoh handphonenya yang berada di saku celana bagian belakang. Ia melihat catatapan apa saja yang harus dibeli. Nean kembali mengecek apa saja yang kurang. Setelah dirasa tidak ada yang kurang Nean kembali memasukkan handphone ke dalam saku.

"Udah nggak ada. Ayo kita bayar"

mereka berdua berjalan sambil mendorong troli sembari menuju kasir. Setelah sampai di depan kasir Nean menyerahkan barang belanjaannya untuk di hitung berapa uang yang harus ia bayar.

"Totalnya 678.900 mas" ujar petugas kasir tersebut dengan senyum ramah.

"Jelas aja ramah. Belanjaannya aja sampai segitu banyak" batin Senja.

Nean menyodorkan kartu ATM-nya ke petugas kasir tersebut. setelah selesai membayar Nean mengambil kantung belanjaan tersebut dan pergi meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut diikuti oleh Senja di belakangnnya.

"Kita mau kemana lagi an?"tanya Senja setelah mereka sampai di parkiran.

"Ke cafe aja gimana? Mumpung masih sore"

"Ya udah ayok!

***

Sesampainya di cafe milik Nean, Senja mengambil tempat duduk di sebelah jendela. Sedangkan Nean ia tengah menaruh barang-barangnya di ruangan miliknya sembari memesan minuman dan makanan.Tak lama Nean sudah menghampiri Senja dengan kedua tangan yang membawa baki berisi makanan dan minuman yang diinginkan Senja.

"Makanan dan minuman spesial untuk orang yang spesial" ujar Nean smebari menaruh nampannya di atas meja. Senja terkekeh geli mendengar penuturan Nean. Ada-ada saja.

Begitu makanan sudah diletakkan dengan semangat 45 Senja menyerbu makanan tersebut. Senja memakan makanan tersebut dengan sangat lahap. Tentu saja ia lahap karena siang tadi Senja sama sekali belum makan. Ia hanya meminum air mineral yang tadi ia bawa dari rumah. Senja tidak menyadari bahwa sedari tadi Nean menatapnya dengan dalam. Nean seakan larut dalam mata indah Senja. Mata indah itu jugalah yang membuat Nean menyukai Senja.

"Nja kalau gue suka sama lo gimana?"

Senja yang tadinya asik memakan makanannya langsung tersedak. Senja meraih orange juice yang berada di sampingnya. Ia meminum minuman tersebut dengan tergesa-gesa. Setelah dirasa cukup Senja kembali meletakkan minuman tersebut. ia menatap Nean dengan alis terangkat sebelah.

"Lo tadi ngomong apa?" Senja memastikan.

"Gue suka sama lo Senja Adisinta Natanegara. Lo mau nggak jadi cewek gue?" Nean meraih tangan Senja yang berada di atas meja. Ia menggeggam tangan Senja. Matanya terus menatap mata teduh milik Senja. Dengan harap-harap cemas Nean menantikan jawaban yang akan diberikan oleh Senja. Senja menarik nafas panjang.

"Sorry an. Gue nggak bisa" hancur sudah hati Nean. Dengan cepat Nean melepaskan genggaman tangannya pada telapak tangan Senja. Sebisa mungkin Nean tersenyum dihadapan Senja walau saat ini perasaannya tengah kacau. Ia menggeleng pelan.

"Ngga papa nja" ujarnya sembari menunjukkan cengiran yang memperlihatkan gigi putih miliknya.

"Gue nyaman sama kita yang kayak gini an. Gue nggak mau kalau kita pacaran terus suatu hari nanti kita putus kita bakal jadi musuh. Dan gue nggak mau kita sampai musuhan. Lo harus percaya sama gue" Senja mengambil tangan Nean yang berada di atas meja mengelus punggun telapak tangan milik Nean dengan pelan dan lembut. " Di luar sana masih banyak cewek yang lebih dari gue" lanjutnya.

Nean mengangguk dengan senyum tipis.

Tiba-tiba handphone Senja bergetar. Lagu say you want let go milik James Arthur mengalun menandakan adanya telepon yang masuk. Dengan segera Senja mengambil handphone yang berada di saku roknya dan mengangkat telepon tersebut. Disana terpampang nama Surya. dalam hati Senja bertanya-tanya ada apa kakaknya sampai menelepon. Biasanya Surya hanya akan mengirim pesan tidak sampai menelepon seperti ini.

"Halo kak ada a---?"

"Ke rumah sakit sekarang! Mamah sama papa kecelakaan"

Saat itu tubuh Senja menegang dengan suara bergetar ia kembali menjawab telepon kakaknya.

"Rumah sakit mana?"

"Rumah sakit permata"

Senja langsung mematikan sambungan telepn. Air mata sudah mengalir sedari tadi membuat Nean bingung.

"Nja ada apa?"

"Anterin gue sekarang ke rumah sakit permata. Bokap sama nyokap gue kecelakaan"

Dengan tergesa-gesa mereka berdua meninggalkan cafe tersebut dan bergegas menuju rumah sakit.

***

TBC :*

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang