Raka dan Sisi tengah duduk di taman belakang SMA Galaksi. Angin yang datang menghempaskan rambut Sisi dengan pelan. Kepalanya menyender pada bahu Raka. Sesekali Raka juga mengusap-usap pelan rambut Sisi."Kak boleh tanya ngga?"
"Tanya apa?"
"Kakak deket banget sama kak Senja?"
"Iya, kan dari kecil kamu juga udah tau"
Sisi mengangkat kepalanya yang tadi bersandar pada Raka. Ia menatap mata tajam milik Raka."Kak aku boleh minta satu hal?"
"Kamu bisa minta apapun sama aku"
"Tolong jaga jarak sama kak Senja"ujarnya dengan suara pelan yang hampir terdengar seperti bisikan.
Raka menatap Sisi dengan kening berkerut.
"Kenapa?"
"Karna aku pacar kakak. Jadi wajar dong kalau aku nglarang kakak. Aku sayang sama kakak"jawabnya.
Tanpa mereka berdua sadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka. Senja. Ya, orang itu adalah Senja. Matanya memanas. Cairan bening jatuh dari mata Senja membasahi pipinya.
"Udah gue duga bakalan kayak gini"lirihnya.
Ia berbalik berlari menuju rooftop. ia butuh waktu untuk sendiri. Untuk menenangkan fikirannya. Untuk membangun benteng pertahanannya kembali.
Dilain tempat.
Raka menatap mata coklat milik Sisi. Perlahan tangannya memegang pipi Sisi.
"Denger ya. Senja itu Cuma sahabat aku. Aku sama dia udah kayak kakak adik. Dan kamu, kamu adalah pacar aku. Kamu nggak perlu cemburu sama Senja. Karna sampai kapanpun aku gak akan pernah berpaling dari kamu"
👽
Senja menatap jalanan yang padat. Ia bisa mengalihkan sedikit pikiranya. Menetralkan perasaan yang kacau."Masih suka di sini?"
Suara bariton terdengar di telinga Senja. Ia amat hafal dengan suara itu.
"Ngagetin aja sih lo"
"Ada masalah apa lagi?" tanyanya.
Senja menggelengkan kepalanya."Yakin?" cowok tersebut mendekat ke arah Senja. Ia berdiri tepat di samping Senja. Ia bisa melihat raut wajah sedih di wajah Senja.
"Kok gue justru gak yakin kalau lo gak ada masalah" lanjutnya.
"Gue nggak papa Nean" tegas Senja.
Ya. Cowok tersebut adalah Nean.
Nean menghela nafas panjang."Jangan dipendem. Luapin kalau lo rasa gak sanggup buat nanggungnya" celetuknya membuat Senja mengalihkan pandangannya menghadap Nean dengan kening berkerut.
"Apaan sih lo. Gak jelas banget"balas Senja sambil meninju pelan bahu Nean.
"Keliatan banget di wajah lo. Lo terlalu menunjukan rasa sakit lo"ucap Nean sambil memandang Senja dari samping.
"Keliatan banget ya?" tanya Senja sambil terkekeh miris.
"Banget. Sampe pengemis aja kalah ekspresinya sama lo"jawab Nean.
Senja tertawa mendengar jawaban Nean. Inilah hal yang Senja sukai dari Nean. Ia bisa membuat mood seseorang berubah 180o. Ia bisa menjadi seseorang melupakan masalah pribadinya dengan kelakuan absurd Nean.
"Ikut gue yuk" Nean menggengam lembut tangan Senja.
Senja mengulas senyum tatkala melihat genggaman tangan Nean. Entahlah , ia merasa nyaman bila Nean berada di sampingnya.
"Kemana?" tanya Senja dengan alis yang terangkat sebelah.
"Udah ikut aja" Nean menarik Senja untuk mengikuti langkah kakinya.
Ia menuruni rooftop dan berjalan melewati koridor-koridor yang ada di sekolah. Suasana terhitung ramai, karena memang sedang jam istirahat. Tatkala mereka berdua sampai di kantin seluruh mata tertuju pada mereka berdua.
Kantin yang tadinya ramai serasa membeku melihat Nean dan Senja berjalan sambil bergandengan tangan.
"Rak liat deh. Itu Senja sama Nean ngapain gandengan? Mereka pacaran ya?" celetuk Dean.
Raka yang tadinya fokus pada Sisi yang berada di sampingnya, kini telah mengalihkan pandangannya ke arah Senja. Benar saja disana terdapat Senja yang tengah tertawa bersama Tasya dkk yang tak lain adalah sahabat-sahabat Senja. tak ketinggalan Nean yang berada tepat di sampingnya.
"Ngapain coba deket-deket kayak gitu?" gerutu Raka dalam hati.
Berbeda dengan Raka yang sedang menggerutu kesal, Senja justru tertawa lepas dengan sahabat-sahabatnya.
"Gue gak nyangka ternyata lo anaknya asik ya yan"celetuk Lawren.
"Iya gue juga" sahut Widya.
"Emang kalian pikir gue gimana?"
"Galak"jawab Senja
"Sadis"lanjut Lawren
"ketus" lanjut Tasya
"Karnivora"tambah Widya.
"Ye. Lo kira gue singa apa? Pakek karnivora segala. Kalau gue karnivora udah dari kemarin-kemarin tuh temen lo gue makan"balas Raka sambil menunjuk Senja menggunakan dagunya tak hanya itu, ia juga turut mengerlingkan matanya jahil membuat Senja bergidik ngeri.
Setelah itu tawa dari sahabat-sahabat Senja mulai pecah.Tawa mereka hampir mendominasai suara yang ada di kantin. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan tak suka.
❤❤❤
TBC❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (COMPLETED)
Teen Fiction(Beberapa chapter di privat! Follow dulu sebelum baca!)❤ "Bagaimana rasanya jika kalian menyukai sahabat kalian sendiri??" -Senja Adisinta Natanegara "Sahabat ya sahabat pacar ya pacar. yang namanya sahabat gak akan pernah bisa jadi pacar!" -Raka Ju...