PERGI

2.4K 103 0
                                        

Dengan tergesa-gesa Raka memacu kendaraannya. Dengan secepat tenaga Raka memacu kendaraan tersebut agar cepat sampai di kediaman Senja. lima belas menit sudah waktu berlalu akhirnya Raka sampai di depan rumah Senja. terdapat bendera kuning di depan rumah Senja. orang-orangpun masih banyak yang berkumpul di depan rumah Senja. dengan segera Raka memarkirkan motornya di depan rumah Senja dan langsung masuk ke dalam rumah Senja. Sesampainya di dalam rumah Senja, sudah ada kedua orang tua Raka dan juga teman-temannya.

"Senja di mana ma?"tanya Raka kepada mamanya.

"Dia di atas. Dari pemakaman belum mau turun. Surya juga udah bujuk tapi dia nggak mau buka pintu kamarnya. coba kamu samperin"

Raka menaiki satu persatu tangga tersebut. sesampainya di lantai atas Raka langsung menuju kamar Senja.

Tok..tok..tok

"Nja ini gue, lo buka pintunya dong!" tak ada jawaban dari Senja.

"Nja gue tau lo marah. Tapi lo harus makan. Kasian bang Surya dia khawatir sama lo"masih tak ada jawaban.

"Kalo lo nggak mau bukak pintu gue dobrak nih"ancam Raka.

"Pergi tinggalin gue sendiri!! jangan ganggu gue!" teriak Senja dari dalam kamar. Raka menghela nafas panjang.ia memutuskan untuk membiarkan Senja menenangkan dirinya terlebih dahulu.

***

Seminggu sudah berjalan. Senja masih setia di dalam kamar.sesekali ia keluar hanya untuk makan atau minum. Itupun ia jarang lakukan. Dan hari ini ia memutuskan untuk masuk sekolah.sudah cukup waktu yang ia buang untuk mengurung diri. Keadaan tidak akan berubah hanya karena kita berdiam diri.

Pagi ini Senja memutuskan untuk masuk sekolah. Ia berangkat diantar oleh kakaknya. Ayah Senja juga sudah sadar dari koma setelah tiga hari berjuang melawan koma. Awalnya ayah Senja sempat terpukul dengan kepergian istri tercintanya. Tetapi ia menyadari jika ia terus bersedih siapa yang akan menguatkan anak-anaknya nanti?

Senja berjalan menyusuri koridor kelas XII yang sudah ramai. banyak pasang matanya yang menyaksikannya. Berita kematian ibunya juga sudah tersiar ke seluruh penjuru sekolahan. Jadi tak heran jika Senja menjadi sorotan terlebih Senja merupakan sahabat dari orang-orang populer disini.

Beberapa menit kemudian Senja sudah sampai di kelasnya. Ia melihat Dean disana. Entahlah yang lain kemana. Senja berjalan mendekati Dean dan duduk di bangkunya.

"Eh Senja, udah baikkan nja?"

"Udah yan"

"Sukur kalo gitu. Pusing gue liat tingkah Raka pas lo gak ada. Uring-uringan mulu dia"

Perkataan Dean membuat Senja terdiam. Raka. Tiba-tiba Senja teringat pembicaraannya dengan Surya.

Flashback on

Senja dan Surya tengah menunggu ayahnya. Ayah Senja memang belum boleh dibawa pulang dikarenakan kondisi tubuhnya yang lemah mengharuskannya menginap lebih lama di rumah sakit.

"Senja abang mau bicara sama kamu" ujar Surya. senja menghentikan acara menonton vidio drama di hp nya. Ia menoleh menatap Surya.

"Kenapa bang?"

"Abang sama ayah udah mutusin. Besok kita pindah ke Jerman. Kita pindahin ayah kesana sekaligus kita urus perusahaan peninggalan kakek yang ada disana" ucapan Surya sontak saja membuat Senja terkejut bukan main. Jerman tempat yang jauh. Kalau berbeda kota Senja masih bisa terima. Tapi ini? Senja harus pindah ke negara yang berbeda.

"Kenapa mendadak sih bang? Senja kan juga baru selesai UNBK. Masa langsung dipindah keluar negeri sih!" sewot Senja.

"Bukan hal itu saja Senja. kamu juga harus berfikir dewasa.Papa tergucang akibat meninggalnya mama. Papa bisa-bisa stres. Kita harus bawa papa ke kehidupan yang baru. Kita emang liat papa baik-baik aja. tapi apa senja pernah berfikir kalau diam-diam papa menangisi kepergian mama? Lagi pula perusahaan kakek yang ada di jerman lebih membutuhkan kita dari pada perusahaan papa yang ada di sini" senja menghela nafas panjang. Tidak ada pilihan lagi.

"Terserah Senja ikut abang aja"

Flashback off

***

Suasana kantin saat ini sangat ramai. untuk pertama kalinya Senja bisa satu meja makan di kantin dengan Nean dan Raka. Tak lupa teman-temannya juga ikut. Tasya,Lawren,Widya,Andrew,Dean,Gerald,Bryan dan Sisi tentunya. Mereka semua saling melemparkan candaan. Kenapa Nean dan Raka bisa satu meja dengan mereka? Senja lah jawabannya. Mereka semua bisa berkumpul disini karena Senja yang memaksanya.

"Eh eh jangan lupa ntar malem kan prom. Pada dateng ya acaranya menarik banget pokonya" ujar Widya.

"Pastilah"jawab mereka secara bersamaan.

Promnight? Kenapa Senja bisa lupa? Mungkin waktu itu yang tepat untuk membicarakantentang kepergiannya. Iya. Pergi. Jauh sekali. Entah akan kembali atau tidakyang jelas Senja berharap kalau tidak ada tangisan saat ia pergi. Tidak ada.

***

@hstiwrdni

Follow ya:)

Love ❤

SENJA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang