Senja memanasi mobilnya. Ia bertekat ingin membawa mobil sendiri tanpa bantuan Raka. Ia tidak ingin dianggap benalu untuk Raka. Apalagi status Raka yang kini menjadi pacar orang. Sebenarnya bukan saat ini Raka mempunyai seorang kekasih, saat Raka SMP ia sudah banyak diincar oleh perempuan sehinga membuat Raka mudah untuk mendapatkan kekasih. Berbeda dengan Senja, ia justru menolak mentah-mentah laki-laki yang menyukainya.Tin tin
Suara klakson motor terdengar dari depan gerbang rumah Senja. Disana terdapat Raka dengan motor sport hitamnya. Wajah yang ditutupi helm full face menambah kesan keren.
"Nja ayo berangkat" teriak Raka dengan
suara yang tidak terlalu jelas."Gue bawa mobil sendiri Rak"
"Gak usah cepetan naik"paksa Raka.
Senja mendengus kasar.
"PAK SATRIO MOBILNYA TOLONG DIMATIIN" teriak Senja.
"IYA NON"jawab pak Satrio dari dalam rumah.
Senja menghampiri Raka yang tengah duduk di atas motornya. Kakinya ia hentak-hentakan ke tanah. Ia langsung naik ke motor Raka yang terhitung tinggi tersebut dengan mudah membuat motor tersebut hampir limbung.
Plak
Senja memukul helm bagian belakang Raka dengan keras.
"Cepet jalan" suruh Senja dengan suara yang ketus.
"Santai mbak dikira gue tukang ojek apa"balasnya tak kalah ketus.
Raka memacu kendarannya dengan cepat membuat Senja hampir terjungkal. Ia hampir saja jatuh dari motor jika tidak cepat-cepat berpegangan pada tas Raka. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Senja tak henti-hentinya mengucap sumpah serapah pada Raka.
Sesampainya di sekolah, Senja langsung dihujami tatapan-tatapan yang menusuk dari siswa-siswi yang ada di sekolahan.
"Sok kecantikan banget sih"
"Raka sama Nean kok mau ya sama Senja?"
"Pake pelet kali Senja"
Hujaman kata-kata terdengar begitu jelas di telinga Senja, membuatnya harus menarik nafas dalam-dalam dan bersabar dengan ucapan-ucapan pedas mereka.
Senja berjalan beriringan bersama Raka. Koridor sangat ramai pagi ini. Entah memang niat ke sekolah atau ingin mengerjakan PR di sekolah.
"Sie hren nicht zu"ujar Raka dengan mata yang masih menghadap ke depan.
Senja mengangguk samar mengiyakan omongan Raka.Sesampainya di kelas mereka langsung mengampiri tempat duduknya. Senja mengambil novel yang ada di tasnya. Sedangkan Raka, ia sibuk mengotak-atik Hpnya. Entah sedang apa dengan benda mati tersebut, tetapi Raka terlihat sangat
fokus.Tak lama kemudian gerombolan Andrew dkk terlihat memasuki kelas dengan tas yang disampirkan dibahu.
"Tumben udah dateng Rak" celetuk Dean.
"Kan bareng Senja jadi berangkat pagi"jelas Raka.
"Emang udah baikan?" tanya Andrew.
"Udah dong. Ya nggak Nja?"
Senja menggukkan kepalanya. Tetapi matanya masih tak terlepas dari novel yang sedang ia baca.👑
Raka merebahkan tubuhnya di ranjang milik Senja yang memiliki ukuran terbilang Queen size itu. Tangannya sibuk mengotak-atik laptop Senja. Sedangkan Senja, ia membaca novel yang tadi belum selesai dibaca di sekolah.
"Rak" panggil Senja.
Raka mengalihkan matanya yang tadinya tertuju pada laptop kini sedang menatap Senja."Apa?"
"Verlassst du mich nie?"
"Ich werde dich nie verlassen. Warum fragst du so?"
"Nggak papa. Tadi gue baca novel. Laki-laki itu sahabatan sama cewek, tapi setelah yang cowok punya pacar, persahabatan mereka jadi rusak" jelas Senja.
Raka menghela nafas panjang. Ia memindahkan laptop yang tadinya ada di pangkuannya kini ia letakkan di atas ranjang. Ia berjalan ke arah Senja, ia mengambil novel yang tadinya digenggam Senja kemudian diletakkan di meja belajar yang tak jauh darinya."Denger ya nja" Raka mengelus pelan rambut Senja. "Gue gak akan pernah ninggalin lo. Kalaupun gue punya pacar. Bukan berarti gue akan ninggalin lo. Lo itu udah jadi sebagian dari hidup gue. Gue itu udah aggep lo kayak adik gue sendiri"lanjutnya.
Jleb
Sakit. Itulah kata yang menggambarkan perasaan Senja saat ini. Bayangkan saja, jika kalian menyukai orang yang jelas-jelas tidak mungkin untuk kalian miliki. Bahkan untuk bersamanya saja Senja sudah bersyukur.
Raka terlalu jauh untuk Senja gapai. Terlalu sukar untuk Senja rengkuh. Meskipun ia disamping Raka, ia tak akan selamanya bersama Raka. Biarkan saja. Biarkan saja bertahan dengan rasa yang dipendamnya. Memang tak mengakibatkan luka fisik, tetapi entah dengan hati. Karena setiap orang bisa membohongi hatinya sendiri, untuk menjaga persahabatan ini biarkan Senja memendam perasaannya. Meski sulit, ia akan berusaha.
Senja mengulas senyum tipis.
"Janji ya?" Senja mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Raka yang disambut Raka dengan senyum manis.
"versprechen"
Raka mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Senja. Senyum manis terlihat dari keduanya.Behalte es so. Nie ndern order verlieren. Weil du die sonne bist, die immer die Achse der Erde wird. -Senja adisinta natanegara
👑👑👑
TBC❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA (COMPLETED)
Novela Juvenil(Beberapa chapter di privat! Follow dulu sebelum baca!)❤ "Bagaimana rasanya jika kalian menyukai sahabat kalian sendiri??" -Senja Adisinta Natanegara "Sahabat ya sahabat pacar ya pacar. yang namanya sahabat gak akan pernah bisa jadi pacar!" -Raka Ju...