Rahma sekarang lagi ada di toko kue milik bundanya, ia disuruh untuk mengambil beberapa kue dan camilan untuk tamu yang datang ke rumah, kebetulan persediaan kue di rumah sudah habis karena akhir-akhir ini banyak yg dateng buat jengukin Rian.
Rahma mengambil beberapa kue dan camilan. Setelah di rasa cukup. Ia langsung pulang, dan tanpa membayar. Anaknya pemilik toko mah bebas. Ye kan...
Di rumah
"assalamualaikum, Rahma pulang" salam Rahma ketika masuk rumah."wa'alaikum salam" jawab Rian yg lagi duduk di sofa sambil nonton tv.
"kak, kok sendiri?"
"bunda lagi keluar, ke rumah tetangga"
"iya tau. Maksudnya temen kakak, belum dateng?"
"belum, lu nyariin temen kakak apa Luthfi?"
"Luthfi kan temen kakak juga" kata Rahma sambil cengar-cengir.
"uh dasar adiknya kak Rian" kata Rian sambil mengacak acak rambut Rahma. Karena sedari tadi Rahma sudah duduk di samping Rian.
"udah sana ke belakang, siapin buat temen-temen kakak nanti" suruh Rian.
"iya kak iya" jawab Rahma yang mulai beranjak dari sofa menuju dapur.
Tak selang beberapa lama, akhirnya temen-temen Rian datang juga. Rian lalu mempersilahkan mereka untuk masuk dan duduk.
Pas lagi asik-asiknya mereka ngobrol dan bercanda, tiba-tiba Rahma datang dengan membawa nampan yang berisi beberapa gelas minuman.
"permisi, ini minumnya. Silahkan" kata Rahma ramah sambil menaruh nampan itu di meja dan menurunkan satu persatu gelas itu.
"kok cuma 6 sih Ma, mana cukup. Kita kan banyak" protes Witan.
"wahai Witan yang nyebelin binti ngeselin, ini nampannya cuma muat buat 6 gelas aja, yang lain masih di belakang. Rahma kalo bawa 2 nampan sekaligus ya ga bisa kalik. Mikir dong" jawab Rahma judes.
"ye elah. Ya gitu tu bang, adek lo. Gue cuma bilang gitu aja jawabnya ketus amat" adu Witan pada Rian.
"huuu...... Ngadu...!!!" ejek Rahma pada Witan.
"biarin, gaboleh?" balas Witan
"huuu... Witan tukang ngadu... Witan tukang ngadu... Witan tukang ngadu..." ejek Rahma yg sudah bangkit dari posisinya dan berjalan kembali menuju dapur.
Teman-teman yang lain pun hanya tertawa melihat tingkah Witan dan Rahma, tak terkecuali dengan Luthfi, dia pun juga terlihat ikut tertawa. Hmt.. Tumben.
Tak beberapa lama Rahma kembali dengan membawa nampan berisi beberapa gelas minuman lagi.
"ini kak, yang belum dapet" ucap Rahma sembari meletakkan gelas itu di meja.
"kok cuma minuman doang sih Ma, makanannya mana?" protes Witan lagi.
"brisik lo" jawab Rahma sambil melirik Witan dengan tatapan sinis.
"cuma nanya juga" jawab Witan dengan ekspresi sok imut.
"kerikil noh di depan banyak"
"iya Ma, ga ada makanan ya?" tanya Firza sambil cengar-cengir.
"ah lo mah kalo urusan makanan aja cepet Za" kata Rafli.
"Firza tu ya, ga bisa jauh-jauh sama yang namanya makanan, pacarnya aja sampe cemburu tu gara-gara Firza selalu mentingin makanannya. Hahaha..... Eh pacar? Emang Firza punya pacar?" ejek Luthfi diiringi tawa khasnya.
Semua orang yang ada di situ pun langsung tertawa mendengar semua ejekan untuk Firza. Luthfi orang yang pendiem pun sampai ikut-ikutan mengejek Firza.
"hah... Lo bisa ngelucu Fi?" Tanya Firza.
![](https://img.wattpad.com/cover/149185525-288-k745833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum [ Iqbal & Luthfi ]
FanficDunianya hancur, serba rumit dan penuh masalah, tak terkecuali masalah asmaranya. Ia menaruh perasaan yang amat dalam kepada seorang lelaki baik, dingin nan misterius, namun keadaan berkata lain. Hingga suatu hari datanglah sang penyembuh luka. Akan...