Rahma pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke gudang, perasaan takut dan was was selalu menyelimuti Rahma. Takut nanti kalau tiba-tiba ada yang masuk tapi itu bukan Luthfi.
Rahma kini sudah ada di dalam gudang, tapi tak ada kegiatan yang Rahma lakukan, dia hanya terdiam berdiri di dekat pintu, Rahma tak mau jauh-jauh dari pintu. Untuk jaga-jaga nanti kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, Rahma bisa keluar langsung dengan cepat.
Tak selang berapa lama, Rahma mendengar suara langkah seseorang mendekat, Rahma lega karena Rahma mengira orang itu adalah Luthfi. Rahma tersenyum simpul, namun senyum itu tak lama berubah menjadi ekspresi ketakutan setelah Rahma lebih memperhatikan suara langkah kaki itu dengan seksama. Suara langkah kaki itu tak hanya satu, tapi banyak, itu artinya tidak hanya seorang yang datang. Tapi siapa? Siapa yang datang mendekat kearah Rahma?
Rahma panik, takut, tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang. Rahma takut kalau orang diluar sana itu bukan Luthfi.
Dan benar saja...Duuuooorrr......
Suara dobrakan pintu terdengar sangat keras, berhasil membuat Rahma kaget tak karuan sampai spontan Rahma menjauh dari pintu itu. Betapa kagetnya Rahma setelah pintu itu terbuka, bukan Luthfi yang nampak terlihat di sana, tapi Alea?
*hah Alea? Bagaimana bisa kak Alea yang datang*
Tapi Alea tak sendirian, tak hanya dengan Nadhea juga. Kini dia membawa teman lebih banyak, Lexa dan Alma pun ada disana.
Rahma tak berani menatap wajah Alea, wajah yang penuh amarah. Tapi dalam hati Rahma juga bertanya tanya, kenapa bisa Alea yang datang?
Alea dan teman temannya berjalan bendekat ke arah Rahma, semakin Alea mendekat, semakin mundur posisi Rahma. Mundur mundur mundur sampai akhirnya Rahma benar benar berada di pojok gudang, ia tak bisa kemana mana lagi, tak bisa mundur lagi karena tubuhnya pun kini menempel dengan tembok.Rahma merasa takut, Rahma merasa panik, tapi Rahma tak bisa berbuat apa-apa. Mata Rahma mulai berkaca-kaca, ingin rasanya Rahma menangis, tapi Rahma tak mau itu terjadi. Dia berusaha kuat, berusaha sabar, berusaha untuk menghadapi kakak kelas sadisnya ini sebisanya. Tapi apa daya, Rahma terlalu takut untuk itu, sedangkan sekarang Alea semakin mendekat ke arah Rahma.
"kenapa sih Rahma sayang, kenapa takut gitu, kenapa mundur mundur gitu"
"yang santai dong, kakak cuma mau ngobrol aja kok sama kamu, gausah takut"Kata Alea sambil mengusap pipi Rahma. Rahma semakin panik, tubuhnya kaku, seakan seluruh anggota tubuhnya berhenti berfungsi, dia tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa.
"k..k..kak.. Jangan apa-apain Rahma" terdengar suara Rahma lirih terbata bata.
"di apain emangnya, gak di apa apain kan?"
"kakak mau apa?"
"lhoh ya terserah aku dong mau ngapain"
"kamu kaget ya kenapa aku yang dateng dan bukan Luthfi?"Rahma tak menjawab, ia hanya mengangguk.
Alea mengeluarkan hp milik Luthfi dari saku seragamnya. Mata Rahma melotot memperhatikan hp yang ada pada tangan Alea, iya itu hp Luthfi, Rahma tau itu hp Luthfi."tau kan ini punya siapa?" tanya Alea sambil menunjukkan hp itu.
"kak Luthfi?"
"pinter"
"kakak jebak Rahma ya?"
"jebak?"
"lhah ini, buktinya sekarang kakak ada di sini. Berarti kemaren yang WA Rahma pake hpnya kak Luthfi itu kak Alea?
"oh jadi kamu ngarep beneran Luthfi yang dateng kesini?"
Plak....
Satu tamparan mendarat di pipi Rahma, dengan spontan Rahma mengusap pipinya yang terlihat memerah. Mata Rahma pun ikut memerah, air mata tak berhenti menetes, Rahma memang tak bersuara, namun jelas terlihat dia menangis. Rahma benar-benar tak tau apa yang membuat kakak kelas sadisnya ini begitu marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum [ Iqbal & Luthfi ]
FanfictionDunianya hancur, serba rumit dan penuh masalah, tak terkecuali masalah asmaranya. Ia menaruh perasaan yang amat dalam kepada seorang lelaki baik, dingin nan misterius, namun keadaan berkata lain. Hingga suatu hari datanglah sang penyembuh luka. Akan...