10. Insiden

587 75 3
                                    

Kini Rahma dan Tita sudah berada di pinggir lapangan, perlahan tapi pasti kaki mereka melangkah mendekati segerombolan laki-laki yang sedang duduk-duduk sambil sesekali menengguk air mineral yang mereka bawa.

Tita langsung mendekati Rafli yang sedang berbincang dengan Abi. "kak" sapa Tita saat mendekati Rafli.

"eh, kok ada di sini, sama siapa kamu" tanya Rafli heran ketika melihat Tita yang tiba-tiba ada dihadapannya.

"Rahma, Zia sama Nafisa" jawab Tita.

Abi yang masih disana menyadari bahwa keberadaannya ini mungkin mengganggu, jadi Abi memutuskan untuk pergi. Sungguh peka sekali ya Abi.
"di terusin deh tu ngobrolnya, gue duluan" pamit Abi sambil senyam-senyum.

"eh lo mau kemana Bi, di sini aja" Pinta Rafli.

"iya kak. Disini aja" kata Tita.

"ntar ganggu. Haha" teriak Abi yang sambil berlalu meninggalkan Rafli dan Tita.

_

"gimana ni Ta, gue takut" Rahma berniat mengajak bicara Tita, namun tak ada jawaban dari Tita.
"Ta?" Rahma menghadap ke belakang dan ternyata Tita sudah tidak ada.

"lhah, tu orang kemana, berarti dari tadi gue ngomong sendiri dong. Lhah, udah ke Kak Rafli aja tu" Rahma menyadari bahwa sedari tadi Tita sudah ngobrol dengan Rafli. Tita menghampiri Rafli tanpa sepengetahuan Rahma.

Artinya, mau tak mau Rahma harus berjalan sendiri sekarang. Rahma melanjutkan langkahnya menghampiri seseorang yang sedang duduk seorang diri di kursi pemain.

"nih kak" kata Rahma sembari memberikan sebotol minuman kepada seseorang yang tengah duduk. Rahma pun juga ikut duduk di samping seseorang itu.

Luthfi tidak segera menerima minum itu. Ia hanya memandang Rahma cukup lama. Hal itu tentu membuat Rahma menjadi salah tingkah.

*kak Luthfi kenapa ya. Kok liatin gue kayak gitu. Ada yang salah kah?* batin Rahma.

"makasih Ma" akhirnya Luthfi pun menerimanya.

*alhamdulillah* Batin Rahma. Rahma pun bernafas lega. Akhirnya hal yang ia takutkan tidak terjadi.

Rahma terus menatap Luthfi yang kini tengah meminum minuman yang tadi ia bawa. Tampak haus sekali Luthfi. Mungkin karena terlalu lelah berlatih.
Namun berbeda dengan Luthfi. Luthfi hanya memandang lurus kedepan tanpa menghiraukan keberadaan Rahma di sampingnya. Walaupun demikian, Rahma sudah senang. Karena setidaknya ia bisa duduk bersebelahan dengan Luthfi.

Hal itu terus berlangsung sampai akhirnya waktu istirahat pun telah usai. Karena memang waktu istirahat yang diberikan tidak terlalu lama, hanya sekitar 10 menit saja.
"Ma, gue lanjut latian lagi ya. Waktu istirahat udah selesai. Makasih buat minumnya tadi" pamit Luthfi.

"i-iya sama-sama kak" Rahma menjawab dengan sedikit terbata-bata. Luthfi pun hanya membalas dengan senyuman.

Luthfi mulai beranjak dari duduknya menuju lapangan karena harus melanjutkan latihannya.
"kak" Baru selangkah Luthfi berjalan, tiba-tiba langkahnya terhenti. Luthfi berhenti karena panggilan Rahma. Luthfi pun membalikkan badannya menghadap Rahma.

"semangat ya" sambung Rahma dengan diiringi senyum manisnya.

Dan lagi, Luthfi hanya membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manisnya. Ia pun melanjutkan lagi langkahnya.

"aaaa... Gila.. Kak Luthfi senyum ke gua. Manis banget Ya Allah" teriak Rahma girang.

Namun di sela-sela kegirangan Rahma itu, ia mendengar ucapan yang kurang enak di dengar. Dan suara itu berasal dari bangku penonton.

Pengagum [ Iqbal & Luthfi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang