Semenjak kejadian waktu Luthfi berantem bantuin Witan beberapa waktu lalu, sekarang hubungan Rahma dan Luthfi semakin akrab. Sifat Luthfi ke Rahma tidak lagi sedingin dulu, bahkan tak jarang juga mereka saling sapa saat berpapasan, walau Luthfi masih terlihat kaku dan canggung, tapi tak apalah.
Rahma tentu menyambut baik sifat Luthfi yang demikian. Bukankah itu yang Rahma harapkan sejak dulu?Rasa senang tidak hanya ada pada Rahma saja, namun Rian, kakak Rahma juga ikut senang, sahabat-sahabat Rahma juga merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak, akhirnya kesabaran Rahma selama ini berbuah juga.
Hari-hari Rahma sekarang serasa berbeda, dia jadi lebih bersemangat dalam melakukan segala aktivitasnya. Bahkan saat kesekolah yang sebelum-sebelumnya Rahma sering merasa malas dan bosan, sekarang tidak lagi. Bukan tanpa sebab Rahma bertindak demikian, Luthfi lah yang menjadi alasan atas perubahan sikap Rahma sekarang. Entah mengapa Luthfi itu seperti moodbooster buat Rahma.
Karena sekarang sikap Luthfi sudah tidak seperti dulu lagi, Rahma jadi tambah seneng kalau ketemu Luthfi. Itulah sebabnya sekarang dia jadi semangat banget ke sekolah. Tapi itu semua tidak merubah dan mengurangi prestasi Rahma, Rahma tetaplah Rahma yang pandai. Rahma tidak mencampurkan urusan sekolah dengan masalah pribadinya, karena menurut Rahma, pendidikan tetaplah yang nomor satu. Rahma memang anak yang memiliki prestasi baik, rajin dan cerdas.
Seperti sekarang ini, jam baru menunjukkan pukul 06.15, tapi Rahma sudah tergesa-gesa saja untuk langsung berangkat sekolah. Padahal sarapannya Rian saja belum habis.
"kak, ayo buruan berangkat"
"bentar, belom abis"
"tapi Rahma udah habis"
"tapi gue belom"
"ah kakak mah"
"ah Rahma mah"
"ayolah kak, udah siang ini. Nanti keburu telat gimana"
"siang dari mananya, baru juga jam enam limabelas" jawab Rian santai sambil melirik jam di pergelangan tangannya.
"ya tapi kan sekolahannya jauh"
"halah, ntar sama gue 5 menit juga sampe" jawab Rian dengan santainya masih sambil melanjutkan sarapannya.
"gak boleh ngebut-ngebut kak"
"udah deh lo tu diem aja"
"ih kok masih makan aja sih, ayo berangkat. Itu sisanya di bungkus aja buat bekal"
"enak aja, tanggung ah bentar lagi. Makanya lo tu diem dulu. Nanti malah gak selesai-selesai gue makannya"
"halah, sendiri yang lemot nyalahin orang"
"emangnya kenapa sih, masih pagi gini ngajak berangkat? Mau cepet-cepet ketemu Luthfi? Yaelah Ma Ma... Luthfi jam segini juga belum berangkat kalik"
"hhmm........" Rahma terdiam sejenak.
"ya itu juga salah satunya sih. Hihihi...""salah satu, salah satu. Satu-satunya kalik. Wkwkwkw"
"hm mulai deh"
****
Setelah acara debat unfaedah itu selesai, pukul 06.30 Rahma dan Rian langsung berangkat menuju sekolah. Sesuai perkataan Rian tadi, ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Rahma yang merasa ketakutan akan terjadinya sesuatu yang tidak di kehendaki, dia mencoba memperingatkan Rian untuk agak memperlambat laju motornya. Namun nampaknya Rian tidak mempedulikannya dan malah menambah kecepatanya."oi kak pelan-pelan dong" seru Rahma agak berteriak agar Rian mendengar, karena Rian memakai helm.
"hah, apaan?" pura-pura ga denger.
![](https://img.wattpad.com/cover/149185525-288-k745833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum [ Iqbal & Luthfi ]
FanfictionDunianya hancur, serba rumit dan penuh masalah, tak terkecuali masalah asmaranya. Ia menaruh perasaan yang amat dalam kepada seorang lelaki baik, dingin nan misterius, namun keadaan berkata lain. Hingga suatu hari datanglah sang penyembuh luka. Akan...