"Kamu gapapa kan Ma?" Tanya Rian yang terlihat sangat khawatir."iya kak gapapa" jawab Rahma lembut.
Rafli pun tak kalah khawatirnya dengan keadaan Tita.
"Tita kamu gapapa?" tanya Rafli."enggak kok gapapa"
"ada yang sakit?" tanya Rafli lagi.
"gaada kak"
"yaudah sebaiknya sekarang kita pergi dari sini. Kak Rian sama temen-temen mau lanjut latihan lagi. Kurang 20 menit lagi latihan selesai. Rahma, kamu sama temen-temenmu mau kemana terserah, jalan-jalan di sekitaran sini atau mau langsung pulang juga gapapa." saran Rian.
"siap kak"
_"kak" panggil Nafisa pada Aqil sebelum pria berbadan kekar itu berlalu terlalu jauh.
"iya?" jawab Aqil.
Nafisa pun menghampiri Aqil.
"makasih ya tadi udah mau nolongin Nafisa" kata Nafisa malu-malu."sama-sama. Tadi itu aku juga spontan narik tangan kamu. Maaf ya kalau misalnya tadi terlalu kasar" jawab Aqil ramah.
"enggak kok kak. Emm yaudah kak, silahkan kalau kakak mau lanjut latihan lagi. Nafisa cuma mau bilang makasih aja kok"
"yaudah, duluan ya" Aqil pun kembali berjalan menyusul teman-temannya karena kini ia tertinggal cukup jauh.
****
Rian dan yang lainnya pun kembali melanjutkan latihannya. Sementara Rahma dan yang lainnya memilih untuk jalan-jalan di GOR itu. Mereka memutuskan untuk menunggu hingga latihan usai, biar nanti pulangnya bisa bareng.
Mereka berjalan menyusuri tiap sudut GOR itu. Melihat berbagai macam kegiatan yang terjadi di sana. Dan sekarang mereka berada di lapangan basket. Melihat sekelompok orang yang sedang berlatih di sana. Mereka duduk di kursi penonton yang sudah disiapkan.
"nah. Kalo di sini mah aman. Gak ada ribut-ribut lagi" ujar Nafisa.
"haha, iya juga sih" tanggap Tita.
"wow, tinggi-tinggi banget ya orangnya. Kok bisa tinggi gitu makan apaan ya. Tiang kalik ya" ceplos Rahma.
"ya iya lah. Kebanyakan atlet basket mah tinggi-tinggi. Gak ada atlet basket yang modelnya kek elo gitu. Kalo orang kayak kamu gitu mah cocoknya jadi atlet bola bekel aja, bukan bola basket. Hahaha..." ejek Kenzia menanggapi perkataan Rahma tadi. Diikuti dengan tawa khasnya. Teman-teman yang lain pun ikut tertawa, termasuk Rahma.
Mata Nafisa memang sedang memandang orang yang sedang berlatih basket di depannya itu. Namun tidak dengan pikirannya. Nafisa melamun dan Ia masih saja memikirkan Aqil yang tadi menolongnya, rasanya Nafisa sangat senang sekali. Dan tanpa Nafisa sadari, dia kini senyum-senyum sendiri. Mengabaikan teman-temannya yang sedang asyik ngobrol. Bahkan teman-temannya memperhatikannya pun Nafisa tidak menyadari.
"ehem.. Ada yang lagi berbunga-bunga ni kayaknya" goda Rahma sambil menyenggol lengan Nafisa.
Nafisa hanya senyum-senyum tidak membalas."ehem.. Lagi seneng ya neng, dari tadi senyum-senyum sendiri. Temennya ngobrol sampai gak di gubris" sambung Tita.
Saat mereka sedang menggoda Nafisa, hp Rahma bergetar. Rahma dengan cepat melihatnya, ternyata ada pesan dari kakaknya.
Kak Rian: Ma, kakak udah selesai latiannya. Sekarang otw parkiran. Kamu di mana, mau pulang bareng gak?
Rahma: iya kak, Rahma lagi liat basket ni. Bentar, otw juga.
"eh, kak Rian udah chat ni, katanya udah selesai latiannya. Sekarang otw parkiran. Kesana yuk" ajak Rahma kepada teman-temannya. Teman-temannya pun setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum [ Iqbal & Luthfi ]
FanfictionDunianya hancur, serba rumit dan penuh masalah, tak terkecuali masalah asmaranya. Ia menaruh perasaan yang amat dalam kepada seorang lelaki baik, dingin nan misterius, namun keadaan berkata lain. Hingga suatu hari datanglah sang penyembuh luka. Akan...