Part 22

222 34 0
                                    

Wanita cantik yang ternyata adalah ibunya itu segera menghampiri Phana dan memeluk Phana. Pelukan hangat seorang ibu kini dirasakan lagi oleh Phana. Phana sejenak melupakan pertanyaan-pertanyaan yang ia ingin lontarkan pada ibunya, dan hanya berfikir bahwa dia sangat nyaman berada dekat ibunya. Banyak hal yang juga ingin diceritakan oleh Phana pada ibunya. Phana menangis dipelukan ibunya dan ibunya pun juga tidak kuat menahan rindu terhadap anaknya.

Setelah melepas rindu diantara mereka, Nyonya Pimpakan membawa Phana menuju taman dibelakang rumahnya untuk mengobrol bersama. Mereka berbicara dalam Bahasa Thailand agar tidak ada yang dapat mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

"ibu, kemana ibu selama ini? Kenapa ibu bisa pindah ke Indonesia? Kenapa ibu pergi?" tanya Phana dengan disertai air mata yang tiba-tiba keluar saat melontarkan pertanyaan tersebut.

"Pha, maafkan ibu. Ibu pergi tanpa memberi kabar padamu. Ibu pergi meninggalkanmu sendiri saat kau sangat membutuhkan ibu. Saat itu ibu merasa hancur dan kecewa pada ayahmu. Kenapa ayahmu bisa melakukan hal bodoh seperti itu. Maafkan ibu Pha, ibu tidak memikirkanmu" ucap Ny. Pimpakan dan berlinang air matanya.

"saat itu aku mencari ibu kemanapun, tapi aku tidak dapat menemukan ibu. Aku sangat sakit, kecewa dan sedih bu.. aku juga merasa bersalah, ini semua terjadi karena aku. Karena aku yang gagal menjadi kapten dan membuat ayah malu" jelas Phana dan memegang erat tangan ibunya.

"lalu, apa yang ibu lakukan disini? Ini rumah siapa bu?" tanya Phana dan melihat sekeliling rumah.

"ibu menikah dengan orang Indonesia dan ini rumahnya. Hidup ibu sangat berubah disini. Ibu dapat melupakan semua kejadian di Thailand" ucap Ny. Pimpakan. Phana terkejut dengan ucapan ibunya.

"apa?! Jadi ibu sudah menikah lagi tanpa memberitahuku?" tanya Phana dan mengerutkan keningnya.

"maafkan ibu Pha, kau harus mengerti. Ibu bahagia nak disini" ucap Ny. Pimpakan.

"lalu apa ibu tidak memikirkan diriku? Ibu tidak mengkhawatirkanku di Thailand? Ibu hidup senang dengan keluarga baru ibu dan menelantarkanku selama hampir 2 tahun?" ucap Phana dan emosinya mulai meluap.

"maafkan ibu, ibu fikir kau sudah bahagia disana" ucap Ny. Pimpakan sambil menunduk.

"untuk apa ibu menelfonku jika sebenarnya ibu tidak mengkhawatirkanku? Apa suami ibu tau bahwa ibu mempunyai seorang anak laki-laki di Thailand?" ucap Phana dengan nada tinggi.

"tidak, dia tidak mengetahuinya. Dia akan marah jika dia tahu ibu sudah menikah" ucap Ny. Pimpakan sambil menggeleng pelan.

"apa?!! Ibu keterlaluan! Selama ini ibu menyembunyikan rahasia bahwa ibu sudah menikah. Dan apakah gadis yang membukakan pintu tadi adalah anak tiri ibu? Ibu menikah dengan seorang duda kaya?" tanya Phana penasaran.

"iya, dia yang membiayai semua hidup ibu selama di Indonesia. Dia yang membantu ibu di Thailand saat ibu pergi dari rumah. Ibu mengatakan bahwa saat itu ibu seorang gadis dan belum menikah" ucap Ny. Pimpakan.

Tubuh Ny. Pimpakan memang masih terlihat seperti gadis. Ny. Pimpakan cantik dan cerdas. Karena itu jika ia mengatakan bahwa ia belum menikah maka orang lain akan mempercayai itu.

"kau sangat kejam bu, jadi apa gunanya aku kesini jika ibu tidak mau jujur pada suami baru ibu" ucap Phana.

"akhir-akhir ini ibu sering memimpikanmu, kau tersesat dan ada ayahmu juga disana. Karena itu ibu mulai khawatir dan ibu mencoba menghubungi kampusmu untuk mendapatkan nomor hpmu" jelas Ny. Pimpakan.

APLIKASI TUKAR JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang