Part 23

227 33 0
                                    

Di dalam kamar mandi tepatnya di depan cermin, Wayo memukul pelan pipinya dan menyadarkan dirinya atas apa yang dilakukannya pada Forth. Wayo tiba-tiba teringat tentang Phana yang mengatakan cinta padanya. Dan saat itu juga Wayo teringat pada Phana yang tidak memberi kabar padanya. Wayo khawatir, karena sudah 4 hari Phana menghilang. Wayo memanggil pelan nama Phana. Dan berharap Phana akan kembali.

Surabaya, Indonesia.

Di hari yang sama dan di waktu yang sama, Phana berjalan tak tentu arah. Phana masih meratapi nasib sedihnya di negara asing ini. Sampai diujung jalan, Phana melihat ke sebelah kanannya terdapat sebuah sungai yang airnya mengalir sangat deras. Sungai itu biasanya dipakai untuk olahraga arung jeram bagi orang Indonesia. Saat ini Phana berada di ujung jembatan yang dibawahnya terdapat sungai yang airnya deras tadi. Phana berhenti di jembatan tersebut dan menghadap ke arah sungai. Phana sudah tidak mempunyai tujuan hidup, Phana merasa tidak ada yang perduli dengannya, Phana merasa kecewa dengan keluarga yang sangat dicintainya. Dan sekarang Phana berada di negara asing dan orang-orang juga tidak ada yang mengenalnya dan perduli padanya.

Pikiran Phana kosong, Phana menaruh ranselnya di bawah dekat kakinya dan Phana memegang ujung besi batas jembatan. Phana berpikir akan mengakhiri hidupnya yang menyedihkan ini. Phana sudah tidak ada pilihan lain selain bunuh diri. Satu kakinya dinaikkan ke jembatan dan tangannya memegang kuat jembatan tersebut. Phana memejamkan matanya, berusaha untuk ikhlas menerima takdir yang diberikan Tuhan padanya.

Ting.. 70%...90%...100%...

Phana teriak sekencang mungkin dan menaikkan kaki yang lainnya untuk segera meloncat dari jembatan tersebut. Tetapi saat ingin meloncat, Deggg.. Phana merasa ada yang memukul dadanya dan kakinya tergelincir kemudian Phana jatuh ke jalan dekat jembatan tersebut.

Bangkok, Thailand

Wayo masih memanggil nama Phana dengan pelan. Kemudian tubuh Wayo seperti terlempar dan seperti ada yang memukul dadanya. Wayo terjatuh ke lantai, dan tubuhnya melemas.

Secara bersamaan, Wayo dan Phana melemas dan tidak sadarkan diri.

5 menit kemudian, mereka terbangun secara bersamaan. Mereka terbangun dan merasakan sesak didadanya. Mereka melihat disekelilingnya dan melihat tubuhnya.

Ya! Phana kembali terjebak dalam tubuh Wayo. Dan Wayo kembali terjebak dalam tubuh Phana.

Wayo melihat sekelilingnya dan Wayo sangat asing terhadap tempat itu. Wayo berfikir sebelumnya dimana Phana berada. Kenapa berada di jembatan seperti ini. Wayo mencoba berdiri, tubuhnya masih terasa lemas dan dadanya sesak. Wayo mencoba untuk mengambil tas ransel Phana, dan berjalan mencari seseorang agar ia bisa bertanya apa nama jalan ini. Wayo masih berfikir bahwa saat ini dia berada di Negara Thailand, karena suasana Negara Thailand dan Indonesia tidak jauh berbeda. Wayo melihat sekelilingnya, tidak ada orang yang lalu lalang di jalan tersebut. Kecuali mobi-mobil yang melaju dengan kencang. Dan Wayo tidak mungkin dapat menghentikan mobil tersebut. Saat melihat plat mobil yang lewat, Wayo yang berada dalam tubuh Phana mengerutkan keningnya.

"dimana ini? Apa yang P'Pha lakukan disini sebelumnya?" tanya Wayo pada dirinya sendiri.

"kenapa plat mobilnya berbeda? Apa aku ada di Negara lain?" tambah Wayo dan semakin membingungkan dirinya sendiri.

Wayo berjalan terus hingga menemukan perumahan dan orang-orang yang dapat ditanyakan olehnya. Setelah kurang lebih 20 menit Wayo berjalan, Wayo menemukan sebuah perumahan dan Wayo mencoba untuk menanyakan daerah yang dia lalui ini pada salah seorang satpam yang menjaga perumahan tersebut. Wayo mengetahui bahwa orang itu adalah seorang satpam karena seragamnya yang bertuliskan 'security'.

"permisi pak" ucap Wayo dalam Bahasa Inggris dan kebetulan satpam itu mengerti Bahasa Inggris karena memang perumahan itu adalah perumahan asing, dimana perumahan itu banyak ditempati oleh orang asing.

"iya, ada yang bisa saya bantu?" ucap satpam tersebut.

"saya mau bertanya, nama daerah ini apa ya?" tanya Wayo.

"ini daerah Pakuwon Surabaya" ucap satpam tersebut.

Wayo segera berjalan menuju tempat yang agak sepi, Wayo mengambil hp Phana yang ada di saku celana dan menggunakan hp untuk mencari alamat tersebut di internet. Dan mata Wayo terbelalak saat tahu bahwa saat ini ia sedang berada di Negara Indonesia. Kemudian Wayo menelfon Phana ke nomor hpnya sendiri yang ada di Bangkok dan menanyakan pada Phana apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi sayangnya, Phana tidak mengangkat telfon dari Wayo.

Sementara di Bangkok, Phana yang berada dalam tubuh Wayo melihat sekelilingnya dan Phana menyadari bahwa jiwanya bertukar lagi dengan Wayo. Phana tidak mengerti kenapa hal ini bisa terjadi lagi padanya. Phana yang berada dalam tubuh Wayo segera bangkit dan keluar dari kamar mandi. Tempat itu sangat asing bagi Phana, dia tidak mengetahui bahwa saat ini ia berada di rumah Wayo yang ada di Bangkok.

Phana keluar dari kamar mandi dan saat Phana menuju ruang makan, dia terkejut karena melihat Forth sedang duduk dimeja makan sambil memainkan hpnya.

"hm Nong Yo, maaf untuk hal yang terjadi tadi.. aku tidak bermaksud untuk melakukan hal yang buruk padamu.. aku hanya tidak tahan melihat sisa nasi di ujung bibirmu" jelas Forth yang tidak mengetahui bahwa yang berada dalam tubuh Wayo adalah Phana.

Phana yang berada dalam tubuh Wayo, mendengar ucapan Forth hanya dapat mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Forth. Belum sempat Phana menjawab, ibu Wayo memanggilnya.

"Wayo, kau sudah selesai makannya? Ibu ingin pergi ke supermarket sebentar, ada yang ingin ibu beli. Kau dirumah saja yaa bersama Forth" ucap ibu Wayo yang juga tidak mengetahui bahwa yang berada dalam tubuh anaknya itu adalah Phana.

Mendengar ucapan Ny. Sara, perlahan Phana mencerna apa yang terjadi.

"jadi ini adalah rumah Wayo, itu ibunya dan itu asisten rumah tangganya. Lalu mengapa Forth ada disini? Apa dia sering mengunjungi rumah Wayo? Sepertinya sudah akrab sekali dengan ibunya" ucap Phana dalam hati dan menatap satu persatu orang yang sedang dipikirkannya.

"Nong, apa kau baik-baik saja?" ucap Forth dan melambaikan tangannya di depan wajah Wayo yang berisi jiwa Phana. Ny. Sara hanya dapat tersenyum melihat anaknya yang melamun.

"kau kenapa melamun sayang? Ah sudahlah ibu pergi dulu yaa" ucap Ny. Sara kemudian melambaikan tangannya.

Setelah Ny. Sara pergi, Forth mendekati Wayo dan memegang bahu Wayo.

"Yo, apa kau marah karena sikapku tadi? Aku minta maaf jika kau tidak suka" ucap Forth lembut.

"sedang apa kau disini?" ucap Phana sinis dengan wajah Wayo.

"ah.. hm.. aku.." ucap Forth terbata-bata dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Wayo.

Asisten rumah tangga Wayo yang mendengarnya segera berkata.

"loh.. kan tuan muda yang membawa tuan Forth kemari, kalian kan pergi bersama-sama dari Chiang Mai" jelas asisten rumah tangga Wayo yang memang sudah dekat dengan keluarga Wayo.

Mendegar penjelasan asisten rumah tangga itu membuat Phana semakin naik pitam, Phana dapat menyimpulkan bahwa saat ini Forth berada di rumah Wayo karena mereka bersama-sama dari Chiang Mai menuju Bangkok. Phana marah kenapa Wayo tidak memberitahunya. Phana berpikir sejenak dan kemudian Phana teringat sesuatu.

"ah.. dimana hpku?" ucap Phana tiba-tiba mencari hp Wayo. Dan asisten rumah tangga memberi hp Wayo yang berada di dalam tas yang Wayo bawa dari Chiang Mai.

APLIKASI TUKAR JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang