Part 4

422 41 0
                                    

           

Wayo merasakan sesak di dadanya, selama ini dia berfikir bahwa Phana mempunyai sedikit perasaan padanya. Sisa-sisa perasaaan saat waktu kecil mereka selalu bersama. Ming datang menghampiri Wayo dan menarik kepala Wayo untuk bersandar di bahunya.

Setelah kejadian itu, Phana sering diledek oleh teman-temannya karena Wayo sudah melihat dan menyentuh dada Phana. Phana diledek sebagai suami dari Wayo, Wayo hanya diam dan tidak berkata apapun saat para senior meledeknya. Saat pulang latihan, Wayo berjalan sendiri karena Ming ada acara dengan temannya. Saat sedang berjalan, Phana menghampirinya.

"hey pendek" teriak Phana dibelakang Wayo. Wayo berhenti dan membalikkan tubuhnya menghadap Phana.

"besok kau tidak perlu ikut latihan lagi" ucap Phana.

"kenapa?" tanya Wayo.

"untuk apa kau ikut latihan, kalau dribble bola saja kau tidak bisa" jawab Phana.

"kau kan bisa mengajariku, dan aku bisa belajar setiap harinya" ucap Wayo menuntut.

"oii.. aku bukan pelatihmu.." ucap Phana sambil mengerutkan dahinya.

"aku ingin belajar karena aku ingin bisa P'" ucap Wayo.

"kalau begitu jangan masuk ke dalam teamku, karena teamku adalah team yang sudah siap untuk ikut kompetisi" ucap Phana. Kemudian Phana memberikan sebuah kartu berwarna merah.

"ini sebagai tanda kalau kau tereliminasi, keluar dari teamku. Jadi kau tidak punya alasan lagi untuk datang latihan" ucap Phana tegas.

Wayo menerima kartu itu, kemudian Phana pergi meninggalkannya. Hati Wayo semakin sesak, Phana menjauhi dirinya. Ternyata Phana memang tidak mengingatnya.

Flashback end

Setelah kejadian itu, Wayo juga benar-benar menjauhi Phana. Setelah 2 tahun kemudian, Phana lulus SMA dan Wayo benar-benar bisa melupakannya, karena Phana sudah tidak lagi berada di lingkungan sekolah. 1 tahun kemudian Wayo lulus SMA dan hingga sekarang Wayo benar-benar sudah melupakannya. Penampilan Wayo berubah, saat ini Wayo menjadi laki-laki tampan tetapi tetap imut karena baby facenya. Wayo sudah tidak menggunakan kacamata tebal. Rambut Wayo juga mengikuti jaman dan menjadi lelaki yang keren. Tapi sifatnya yang pendiam tidak bisa dia rubah.

Pukul 03.00 sore telah tiba, Wayo masih berada di kantin dan masih berfikir matang sambil mengingat kembali kenangannya tentang olahraga basket bersama dengan Phana.

Sementara di ruang club basket sudah terdapat Ming dan mahasiswa lain yang akan mendaftar menjadi anggota club basket. Ming tampak gelisah menunggu Wayo. Tak lama kemudian, datang orang yang ditunggu oleh Ming. Wayo datang dan sudah memutuskan untuk bermain basket kembali.

"akhirnya kau datang juga" ucap Ming dan tersenyum pada Wayo. Kemudian Ming mengajaknya masuk ruang club untuk mengambil formulir pendaftaran. Dan hari itu juga setelah selesai kuliah, anggota baru mengikuti acara perkenalan diri. Setelah selesai, Wayo kembali ke kamarnya dan istirahat.

Keesokan harinya setelah selesai kuliah, club basket mengadakan latihan pertama untuk anggota baru. Saat istirahat, Ming dan Wayo sedang duduk di pinggir lapangan sambil becakap-cakap. Tak lama kemudian, datanglah segerombol team basket yang memang menjadi pemain inti club tersebut.

"ayo semuanya masuk ke dalam lapangan" teriak pelatih. Dan seluruh anggota berkumpul ditengah lapangan.

"sekarang didepan kalian sudah ada team inti dari club ini yang setiap tahun mewakili sekolah dalam kompetisi, silahkan perkenalkan diri kalian" ucap pelatih dan menyuruh team basket tersebut memperkenalkan diri pada anggota baru.

APLIKASI TUKAR JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang