Part 3

462 45 0
                                    

Setahun kemudian, Wayo lulus SD dan memasuki SMP bersama dengan Ming disekolah yang sama. Mereka terus bersama hingga masuk SMA. Wayo masih menyimpan kenangan-kenangan bersama dengan Phana di dalam hatinya dan ada satu foto yang dia simpan hingga saat ini, yaitu fotonya bersama dengan Phana saat latihan bermain basket. Yang mengambil gambar itu adalah ayah Wayo saat akan menjemput Wayo. Di foto itu, Phana merangkul Wayo dengan tangan kanannya dan memeluk bola basket di tangan kirinya. Wayo tersenyum senang saat pengambilan foto tersebut, saat itu Ming tidak ikut latihan karena sedang bermain dengan teman-teman yang lain.

Saat masuk SMA, Ming membujuk Wayo untuk kembali bermain basket. Akhirnya Wayo pun mengikuti ajakan Ming. Wayo kembali mendaftar ekstrakulikuler basket di sekolahnya. Saat akan mengikuti latihan, Wayo terkejut bahwa yang menjadi seniornya di sekolah adalah Phana. Teman, sekaligus kakak yang selama ini dia tunggu untuk kembali bermain basket dengannya dan saat ini ada di depan matanya. Saat itu penampilan Wayo sangatlah berbeda, Wayo menjadi anak yang culun dengan kacamata tebalnya dan dengan gaya rambut yang kuno. Berbanding terbalik dengan Phana, saat itu Phana menjadi anak SMA yang keren dan menjadi Ketua Team Basket sekolahnya. Setiap penampilan Phana di lapangan, tidak seorangpun siswi yang tidak meneriakkan namanya. Phana menjadi bintang sekolah yang terkenal saat itu. Wayo merasa minder dan malu saat akan bertemu dengan Phana. Wayo berfikir bahwa Phana pasti tidak akan mengenalinya. Pasti Phana sudah melupakannya. Karena itu, Wayo berpura-pura tidak mengenalinya. Sedangkan dengan Ming, Phana tidak terlalu dekat dengan Ming. Dan perubahan wajah Ming yang juga membuat Phana tidak mengenalinya.

"kenapa kau tidak menyapanya tadi saat di lapangan?" tanya Ming pada Wayo di kantin sekolah.

"dia pasti tidak mengenaliku" ucap Wayo sambil meminum es susu kesukaannya.

"dia pasti ingat jika kau tunjukkan foto itu padanya" ucap Ming sambil menunjuk tas Wayo yang di dalamnya terdapat foto kecil Wayo dan Phana.

"tidak, lebih baik dia tidak mengenaliku" ucap Wayo tegas. Dan Ming hanya diam.

Keesokan harinya saat ingin berlatih basket, Wayo datang terlambat. Wayo berlari menuju pinggir lapangan bergabung dengan Ming dan teman-teman lainnya. Wayo melihat ke arah lapangan, dan matanya tertuju pada Phana yang sedang beristirahat dan membasuh wajahnya dengan handuk kecil. Phana tampak kelelahan, Phana melihat ke arah pinggir lapangan dimana terdapat tasnya di sebuah bangku. Phana berjalan menuju bangku tersebut, Phana membuka tasnya dan mencari botol minum. Ia menenggak botol itu yang berisi air mineral, sayangnya air itu tinggal sedikit. Phana mengoyak botol minum itu diatas mulutnya, ternyata air di dalam botol itu sudah habis. Tak lama kemudian, hadir seseorang menyodorkan botol minum kepada Phana.

"khob khun na khrap.." ucap Phana dan menenggak air mineral itu.

Orang itu tersenyum dan kembali ke tempatnya. Setelah menenggak air, Phana melihat ke arah seseorang yang memberinya minum tadi. Phana menatapnya, kemudian kembali ke lapangan untuk melanjutkan latihannya.

"untuk apa kau memberinya minum?" tanya Ming pada Wayo yang berdiri disampingnya sambil melakukan pemanasan sebelum latihan dimulai.

"memangnya kenapa? Kasihan dia kehausan" jawab Wayo.

"tidakkah kau sadar dia itu siapa?" tanya Ming penuh dengan ketegasan.

"aku tau, aku tidak bisa menahan rindu padanya" jawab Wayo dan menundukkan kepalanya. Ming tidak menjawab dan hanya mengelus punggung Wayo pelan.

Sementara dilapangan, Phana dan teman-temannya juga sedang berkumpul setelah latihan mereka selesai.

"dia siapa?" tanya Beam teman Phana.

"yang mana?" tanya Phana.

"itu yang tadi memberimu air" jawab Beam sambil melihat ke arah Wayo yang berada di pinggir lapangan.

"aku tidak tahu, mungkin anak baru" ucap Phana.

"sepertinya dia menyukaimu" ucap Beam.

"dari tadi dia terus memperhatikanmu" tambah Kit teman Phana.

"kalian ini bicara apa sih? Ayo kita bersih-bersih" ucap Phana dan berjalan menuju ruang ganti.

Wayo melihat Phana yang berjalan menuju ruang ganti, matanya tidak pernah lepas dari gerakan Phana hingga dia ditegur oleh pelatih karena tidak memperhatikan pelatih yang sedang memberikan arahan.

Setiap hari Wayo dan Ming latihan basket, alasan Wayo kembali bermain basket tidak lain adalah karena Phana, dia ingin mengulang masa-masa indah saat bersama dengan Phana di lapangan. Kebetulan Wayo dan Ming masuk ke dalam team basket Phana. Saat latihan, Wayo mengikuti apa yang Phana arahkan, Wayo terus tersenyum saat Phana memberikan materi tentang basket. Mata Wayo tidak pernah terlepas dari gerakan Phana. Wayo sangat senang karena setiap hari dia dapat melihat Phana dan dapat menyembuhkan rasa rindunya pada Phana. Ming tidak dapat berbuat apa-apa melihat temannya yang saat ini sudah bisa tersenyum kembali.

Suatu hari setelah selesai latihan, Wayo pergi ke ruang ganti sambil membawa es susu pink kesukaannya. Wayo berjalan dengan tangan kanan memegang hp dan tangan kiri memegang es susu pinknya. Saat akan menuju lokernya, Wayo menabrak seseorang.

Bukk.. es susu pink Wayo tumpah di dada seseorang yang tidak menggunakan baju, dada itu sangat putih dan sangat kekar dengan otot-otot yang besar. Mata Wayo menelusuri dari dada hingga ke wajah orang tersebut. Wayo terdiam saat mengetahui wajahnya. Wayo terpukau dengan ketampanan dan tubuh kekar Phana. Setelah sadar, Wayo segera menarik handuknya yang terlilit dilehernya dan membasuh dada Phana yang tersiram es susu.

"siaa.. apa yang kau lakukan?!" bentak Phana pada Wayo yang berani menyentuh dadanya.

"maaf P', aku hanya ingin membersihkannya" ucap Wayo gugup dihadapan Phana. Wajahnya tepat berada di dada bidang Phana karena tubuh Wayo yang pendek.

"biar aku saja" ucap Phana dan merampas handuk yang ada di tangan Wayo.

Saat Phana membasuh dadanya sendiri, Wayo menatapnya lekat, menatap dari dada hingga wajah tampannya. Setelah selesai, Phana melempar handuk pada Wayo, dan menatapnya tajam kemudian berjalan pergi meninggalkan Wayo.

Setelah ganti baju, Wayo kembali ke kelasnya. Sebelum masuk kelas, Wayo pergi ke ruang club basket karena ingin mengembalikan bola yang masih tertinggal dilapangan. Saat ingin masuk ruang basket, Wayo mendengar Phana dan teman-temannya sedang mengobrol.

"dia menyentuh dadamu?" tanya Kit kaget.

"itu berarti dia menyukaimu" ucap Beam mengambil kesimpulan.

"kalian sudah gila ya? Dia itu laki-laki, aku masih normal.. aku tidak menyukai laki-laki" ucap Phana tegas.

"apa kau yakin? Sepertinya dia tidak buruk untuk menjadi seorang Uke?" ucap Beam pada Phana.

"apa yang kau bicarakan, Beam!!" ucap Phana dan melempar Beam dengan kertas yang digulung.

"memikirkannya saja aku sudah geli" tambah Phana.

"hati-hati dengan ucapanmu Pha.." goda Kit. Dan kemudian mereka tertawa.

Wayo mendengar percakapan Phana dan teman-temannya, hati Wayo seperti tersambar petir yang mendengar bahwa Phana tidak menyukai laki-laki. Wayo segera berlari menuju kelasnya dan membuang bola basket di depan pintu ruang club. Phana dan teman-temannya yang mendengar suara bola terjatuh, langsung keluar ruangan dan mengambil bola tersebut.

APLIKASI TUKAR JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang