🍁12. Hasrat Ingin Menjelaskan

193 24 30
                                    

Berjuta kata tak sebanding dengan satu kepercayaan. Jika sudah tidak percaya, berjuta kata pun tak bisa menjadi solusinya.

-Ralik Hesa Daneswara

***
BELUM REVISI.

Kyren selalu menatap ke bawah, selama berjalan menuju kelas nya. Ia memang seperti itu. Selalu merasa aneh, jika banyak orang yang memandang nya. Itu sebab nya, kecantikan Kyren selama ini hanya beberapa orang yang tahu.

Bahkan siswa yang mengenal Kyren saja, masih bisa di hitung jari.

Ia menutup diri nya rapat-rapat. Hingga satu orang pun tak dapat mengetahui selak beluk kehidupan nya. Mungkin sejauh ini, hanya sean yang tahu. Dan akan selalu seperti itu. Mungkin.

Kyren mendongak, ketika mendapati diri nya telah sampai tujuan. Namun setelah itu, ia terlihat enggan untuk masuk. Ia masih berdiri tegak di depan kelas nya.

Sambil menatap seorang pria di hadapan nya.

"Ada apa?" Tanya Kyren tak berbasa-basi.

Pria itu memegang tengkuk nya, seperti sedang gugup untuk berbicara. "Gu---gue, ma--mauu ngomong sama lo."

Kyren mendesah, lalu melipatkan kedua tangan nya di depan dada. "Lo kenapa gagap gitu?"

"Ini penting Ren."

"Iya Yan, tinggal ngomong aja. Gue dengerin kok," ucap Kyren pada pria yang berstatus keluarga nya itu. Sean Alanta.

"Ta--tapii lo jangan marah ya?" Pinta Sean semakin gugup. Ia ingin memberi tahu Kyren bahwa Ralik sudah mengetahui semuanya. Namun sulit. Dan ia takut untuk mengatakan nya.

"Iya Sean. Lo tenang aj--"

"KYRENNNNN!!!" teriak seorang wanita memutus pembicaraan mereka.

Kyren menoleh. Lalu menyerngitkan dahi, ketika melihat seseorang wanita yang meneriaki nama nya tadi. Yaitu Keyzia. "Apa sih?"

Keyzia masih mengatur nafas nya yang tersengal-sengal akibat berlari, lalu menepuk pundak Kyren berulang kali. "Gila Ren. Lo mesti tau tentang ini."

Sean menatap Keyzia dengan curiga. Ia merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Tentang apaan?" Tanya Kyren.

Keyzia mengambil nafas nya dalam-dalam, lalu membuang nya dengan perlahan. "Ralik udah tau kalau Sean abang lo."

Kyren terbelalak. Begitu pula Sean.

Rasa nya, dunia sedang berguncang hebat saat ini. Hingga Sean tak berani menatap Kyren.

Kyren mengalihkan pandangan nya dari Keyzia, lantas menoleh ke arah pria yang tampak sudah mengetahui terlebih dahulu tentang hal ini. "Oh, jadi ini yang mau lo omongin sama gue?"

Sean bingung harus menjawab apa. Namun tetap berusaha untuk berbicara, agar Kyren tidak langsung terbawa emosi. "Lo tenang dulu Ren. Gue bisa jelasin."

"Jelasin sekarang!"

Sean meneguk ludah nya kasar, baru kali ini ia lihat sorot mata Kyren tampak cemas akan sesuatu. "Itu makanya lo tenang dulu. Tadi itu, gue lagi bicara sama temen gue tentang lo. Dan gak sengaja, Ralik denger semua percakapan itu. Inti nya, gue sama sekali gak berniat ngasih tau dia Ren. Percaya sama gue."

RALIK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang