🍁1. Siapa?

462 53 36
                                    


Hati yg patah pun mampu menyatu kembali. Jika ia mengetahui bahwa tawa ini bukan lagi untuk pelampiasan diri.

-Ralik Hesa Daneswara

***

"Seriusan lo?" tanya Dyren tak percaya.

"Ya, iya lah. Gue juga mikir seribu kali, kalau mau kena hukum sama pak doraemon. Lebih baik gue cari cara dong," ujar Ralik menjelaskan.

"Lo pasti nyogok Supri kan?" Girell menunjuk Ralik penuh selidik. "Yakin banget gue mah."

"Haha, sudah jelas Supri butuh imbalan. Satpam mana sih yang lebih waras dari dia?" Ralik terkekeh, lalu menyeruput jus Alpukat yang ia pesan tadi.

"Lo tawarin apa pak Supri?"

Hening. Penasaran. Itulah yang sahabat Ralik rasakan.

"Lo semua yakin mau tau?" goda Ralik. Ia menatap serius ke-empat sahabat nya itu. "Serius mau tau?"

Mereka mengangguk, lalu menunggu Ralik melanjutkan perkataan nya.

Ralik terkesiap, lalu berdiri dari tempat duduk nya. "MIM-PI!"

Tawa Ralik pun pecah di seluruh penjuru kantin. Ia benar-benar tak dapat menahan tawa nya sedari tadi.

Siswa-siswa lain nya, sempat melirik Ralik sekilas. Tak heran dan tak perlu banyak heran nya, jika sudah tahu Ralik pelaku keributan di kantin.

"Sial banget gue percaya sama lo. Tai!" ucap Girell emosi ketika mendapati diri nya telah berhasil di kerjai oleh Ralik.

Sedangkan Haga sedang menyibak kera baju nya, seolah sedang merasakan hawa panas saat ini. "Mending lo pindah tongkrongan aja deh, Lik. Jenis manusia model ketoprak ayam kaya lo gak pantas disini," usir nya bercanda. Namun berhasil membuat Ralik mengumpat di posisinya.

"Bangsat emang lo pada. Muka masih kaya becak terbang aja bangga," ujar Ralik tak kalah pedas nya.

"Gak sadar diri banget, anjir." Faheza mulai angkat bicara.

Ralik hanya tersenyum mengejek, lalu kembali duduk di sebuah bangku panjang yang bermuatan untuk 5 orang itu, "ya bodo amat. Amat aja ga bodo." Ralik meminum jus nya lagi.
Namun tak lama kemudian ia membulatkan matanya lebar.

Seolah sedang melihat sesuatu yang mengejutkan. "Itu cewek tadi pagi bukan ya?"

Tampak 5 orang wanita yg tengah berjalan menuju kantin yaitu Risa, Gitara, Keyzia, Aleysa, dan . . . . . Kyren. Mata Ralik terus memperhatikan dengan lekat salah satu dari kelima wanita tersebut.

"Satu..."

"Dua..."

"Ti . . Ga!!"

"KENAK LO!" tunjuk Ralik yang berhasil mencegat jalan wanita itu. Dugaannya benar. Itu wanita aneh yang ia tolong tadi pagi.

Kyren terkejut setengah mati. Ia heran dengan pria di hadapan nya ini. Kenapa dia seperti mengenali Kyren?

Sedangkan Gitara berkacak pinggang di hadapan Ralik. Ia sudah tahu betul dengan tingkah gila yang sering Ralik lakukan. "Lo kira ini kantin emak lo! Seenaknya aja ngagetin orang."

"Siapa lo? Sorry, gue gak kenal."

"Ck, Urat otak lo kesenggol setan?" Gitara berdecak sebal. "Sekali lagi lo bilang enggak kenal gue, abis lo!"

Ralik terkekeh, lalu mengedipkan sebelah mata nya pada Gitara. "Jangan gitu dong. Gue kenal lo kok."

"Ya Allah, Lik. Jangan ngedipin mata gitu deh. Berasa di kedipin sama monyet, gue jadi nya," ejek Gitara membalas kekesalan nya tadi.

RALIK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang