Jika tuhan telah menciptakan jalan lurus dengan akhir. Kenapa harus memilih jalan lika-liku tanpa berujung?
-Kyren Arinata
***
Bel berbunyi pada pukul 15.00 wib, banyak siswa yang sudah menghambur keluar untuk pulang.
Namun berbeda dengan kelima perempuan ini.Mereka hanya menatap satu persatu dari siswa yang sudah beranjak dari sekolah. Berharap salah satu dari mereka menanyakan kabar.
"Cabut yuk!!" jengah Keyzia putus asa atas harapan yang ditunggu namun tak kunjung terjadi.
"Enak bener si kampret ngomong." Aleysa tak terima.
"Jadi gimana? pak Tirta juga sudah pulang," Tanya Keyzia pasrah, apalagi pak Tirta-sang satpam yang biasa menjaga area parkir mobil sudah melesat entah kemana.
Faktanya mobil yang biasa mereka pakai, Ban nya sudah bocor. Mereka di landa kebingungan, tak tahu harus melakukan apa. Apakah mendorong mobil menuju bengkel yang jarak nya sekitar 5km dari sekolah? Atau, naik taksi lalu meninggalkan mobil nya tanpa ada satpam yang menjaga? Yang benar saja.
Kyren menguras pikiran nya, berusaha mencari solusi. "Bagaimana kalau kita minta tolong pak Supri untuk jaga mobil lo? Jadwal jaga pak Supri kan sampai malam."
Aleysa mendengus, "kalau gitu, yang jaga pagar depan siapa? Nenek moyang lo?"
Kyren menunduk, "iya juga..."
Mereka berlima kembali merenungkan nasib, mengapa di saat seperti ini otak mereka kesumbat semua?
Namun tiba-tiba Keyzia menjadi bersemangat, ia bangkit dari lantai tempat yang ia duduki tadi, tak lama kemudian Keyzia menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu berbicara dengan lantang. "Gue punya ide!"
***
Tak perlu banyak menghabiskan waktu. Sekitar 3 menit kemudian, Kyren dan Aleysa sudah berada di depan sekolah.Sesuai dengan ide Keyzia, mereka berdua harus pulang terlebih dahulu. Lalu kembali lagi dengan membawa mobil Kyren, sekaligus mengajak beberapa tukang bengkel untuk memperbaiki Ban mobil Aleysa. Sedangkan 3 orang tersisa, mereka harus menunggu sambil menjaga mobil di area parkir tadi.
Ketika sampai di pagar depan, langkah Kyren terhenti. Kini badan nya mematung, sorot matanya mendelik tajam.
Sedang apa Pria itu disini? Dan mengapa pakaian nya seperti itu?
Aleysa yang sedari tadi terus berjalan, tanpa menyadari Kyren tertinggal di belakang langsung berbalik lagi. Ia menepuk pundak sahabatnya itu. "Sadar woi!"
Kyren terlonjak kaget, "sialan lo, buat kaget aja."
"Habis nya lo sih, pake acara berhenti dadakan." Aleysa mengerucutkan bibirnya. "Emang ada apa sih?"
"Enggak. Enggak ada apa-apa. Ayo kita langsung pulang aja," ajak Kyren tak mau berlama-lama, ia tak ingin kepergok dua kali oleh pria itu. Untung saja pria yang memakai baju satpam tadi masih sibuk dengan nasi padang nya. Jadi, ia dan Aleysa bisa pulang dengan tenang.
Tak perlu lama menunggu, taksi yang di telfon sudah datang. Kyren dan aleysa bergegas naik. Lalu, melaksanakan perintah sesuai ide Keyzia tadi.
***
Mobil avanza hitam berhenti di depan sekolah Darmawangsa. Ralik dengan sigap memandangi mobil itu. Bersikap ingin tahu, siapa yang mendatangi sekolah tercintanya ini.Terlebih lagi, ia harus profesional dalam menjalankan kerja dua hari nya ini.
Pintu mobil terbuka, ia mengerutkan kening nya. Kyren dan Aleysa lah yang turun dari mobil itu, tapi anehnya mereka duduk di belakang. Kalau begitu yang menyetir mobilnya siapa? Ralik penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALIK (REVISI)
Novela JuvenilKyren Arinata. Ia bukanlah sosok siswa yang terkenal dan mengenal dunia luar. Bahkan untuk melanjutkan hidup nya saja, ia perlu di temani keempat sahabatnya yang ia kenal sejak masuk SMA. Dia tidak cupu. Juga tidak norak. Hanya saja terlalu tertutup...