🍁17. Pemilik

157 18 4
                                    

PLEASE, BACA CATATAN AKU YANG PALING BAWAH YA😢 PENTING!

Ketika pertemuan sudah di takdirkan sejak awal, bukan berarti perpisahan menjadi bagian akhir nya. Entah itu akan menjadi sebuah pilihan atau menjadi sebuah keharusan.

-Kyren Arinata

***
BELUM REVISI.

Setelah mendapatkan gombalan dari Ralik, serasa dunia Kyren di penuhi dengan jam yang berdenting tidak karuan. Hati nya menghangat, namun juga merasa geli. Baru kali ini ia mendapat gombalan receh seperti itu.

Kyren berjalan penuh semangat kali ini. Eits, apa tadi kalian bilang? Semangat?

Ah, ya. Kyren tampak sangat semangat pagi ini, tapi seperti nya ia tidak menyadari perubahan suasana itu.

"Itu gombalan atau ngina sih?" Kyren membatin. Lalu ia terkekeh, sambil meneruskan perjalanan nya menuju kelas yang sempat tertunda karna Ralik tadi.

Kyren masih menatap ke bawah pandangan nya. Senyum yang mengembang sedari tadi, ternyata tidak bertahan lama. Dari bawah tampak terlihat pula kedua sepatu yang tengah berdiri di hadapan nya. Kyren mendongak, lalu mendapat Sherrin yang sedang menatap nya dengan tatapan tidak suka.

"Udah lama ya, gak jumpa sama lo," ucap Sherrin setelah mengambil emutan terakhir dari permen lolipop nya. Kemudian ia memicingkan mata nya, seolah sedang menatap Kyren dalam-dalam.

Kyren hanya bisa meneguk ludah nya, kedua tangan nya sibuk meremas ujung rok abu-abu yang berjarak 1 centi di atas lutut.

Sherrin yang melihat kegugupan Kyren, langsung membuang pandangan nya. Setelah itu ia membuang permen lolipop nya ke lantai, dan kembali menatap Kyren dengan senyum miring nya. "Kaya nya lo salah nyari musuh deh. Masa iya gue harus nantang cewe penakut kaya lo?!" Sherrin berdecih.

Kyren lagi-lagi menatap kosong ke arah Sherrin. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa ia bisa menjadi ciut seperti ini. Seolah nyali besar yang ia miliki, sudah pergi seketika. Terlebih lagi banyak sorot mata yang tengah menatap mereka dengan intens. Kyren lagi-lagi menghela nafas nya, berusaha untuk mengumpulkan keberanian. "Gue gak ada urusan sama lo. Jadi jangan ganggu hidup gue."

Sherrin menaikkan sebelah alis nya, ternyata bernyali juga pikir nya. "Ganggu lo bilang?" Sherrin tertawa kecil. Lalu, melambaikan tangan nya di depan wajah Kyren. "Hello!! Lo buta? Siapa sih sebenernya yang jadi pengganggu? Gue atau lo?!"

Kyren menelan ludah nya kasar. Namun, entah dorongan dari mana Kyren masih mempertahankan keberanian nya. "Gue gak buta. Dan juga bukan pengganggu. Harus nya lo yang nanya sama diri lo sendiri, lo atau gue yang buta? Masa, Ralik udah nolak lo mentah-mentah masih aja lo kejer. Murahan banget gak sih?"

Sherrin terbelalak, ia sangat amat tidak terima di cap seperti itu. Ingin rasa nya ia menampar wanita itu dan menyeret nya ke gudang. Namun, waktu sedang tidak memihak kepada nya. Setelah mengucapkan kata-kata menusuk tadi, Kyren langsung meninggalkan Sherrin dengan mata sinis nya.

Kyren sendiri tidak percaya, bahwa ia bisa berkata seperti itu. Namun, lagi-lagi Kyren beruntung. Pada saat ia berbicara seperti itu ada Ralik yang mengawasi nya dari kejauhan, hingga Sherrin pun diam tak berkutik di tempat nya dan tak bisa membalas perkataan Kyren.

RALIK (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang